Yang Tercecer dari Pesta Blogger 2010: Keragaman itu...

Ketika kita bicara dengan hati, bungkus luar tak lagi berarti…

JIKA ada yang bertanya, kenapa aku yang biasanya jarang muncul dalam acara kopdar berusaha untuk hadir di Pesta Blogger 2010 ini, maka jawabannya hanya satu: aku menyukai temanya.

Itu alasan utama yang menyebabkan aku berniat hadir dalam acara tersebut.

Tema Pesta Blogger kali ini luar biasa bagus.

: Merayakan Keragaman.

diversity




***



Tema Pesta Blogger tentang keragaman itu mau tak mau membuat aku melangkah dengan pasti menghadiri acara tersebut.

Tema ini pertama kali kuketahui dari blog seorang sahabat, Bong Jun. Seperti yang sudah pernah kutulis sebelumnya, panitia Pesta Blogger 2010  sungguh jeli dengan meminta Bong Jun membuat posting dengan tema keragaman di blognya, sesuai dengan tema Pesta Blogger tahun ini.

Bong Jun adalah orang yang memandang keragaman dengan cara yang seharusnya. Bahkan sebelum diminta oleh panitia Pesta Blogger untuk menuliskan topik tersebutpun, Bong Jun sudah sering menuliskan tema ini dengan berbagai cara yang sungguh indah dan mengharukan.

***



Aku selalu percaya bahwa ada banyak hal yang universal dalam diri manusia.

Lepas dari apa warna kulitnya, apa bahasanya, adat istiadat maupun agamanya, maka manusia yang satu dengan yang lain akan dapat terhubung jika jiwa mereka saling menyambung.

Bahkan ketika pertemuan secara fisik belum pernah terjadi sekalipun.

Setelah tanpa sengaja aku tercemplung menjadi seorang blogger sekitar dua tahun yang lalu, keyakinan bahwa kedekatan hati dapat terjadi bahkan sebelum fisik bersua makin menguat dan terbukti.

Ada kisah yang sudah seringkali kami ceritakan bahwa baru setelah satu setengah tahun membangun blog rumahkayu serta menerbitkan sebuah buku bersamalah aku dan Kuti saling berjumpa satu sama lain.

Satu setengah tahun ( kini, hampir dua tahun ) menggawangi blog bersama, bukanlah perkara yang terlalu mudah sebetulnya. Karena jika toleransi tak dijaga, jika kesepakatan tak tercapai, bukan kesenangan dan keakrabanlah yang akan terjadi saat mengelola blog tersebut, tapi perselisihan dan silang pendapat.

Sebab sebuah blog sebenarnya merupakan cerminan orang di balik blog tersebut. Dapat dibayangkan jika dua blogger yang tak memiliki kesesuaian menggawangi sebuah blog bersama- sama. Apalagi jika ditambah dengan kurangnya pemahaman satu sama lain karena belum pernah bertemu secara fisik.

Kusut masai, aku yakin.

Aku dan Kuti memang beruntung bahwa bagi kami sendiri mengelola blog rumahkayu bersama lebih banyak menghasilkan kesenangan daripada kekusutan. Dan salah satu kunci mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah, bahwa kami saling bertoleransi terhadap perbedaan.

Oh benar. Perbedaan.

Betapapun pembaca blog rumahkayu mengatakan bahwa gaya kami menulis amat sulit dibedakan satu sama lain, pun banyak yang menyampaikan bahwa saat kami menulis sebuah serial bersama- sama serial tersebut saling mengait dan mengalir dengan mulus, sebetulnya aku dan Kuti memiliki banyak perbedaan.

Namun, perbedaan itulah justru yang membuat kolaborasi kami makin kuat.

Karena kami saling mengisi. Ada beberapa hal yang menjadi kekuatan Kuti yang bagaimanapun aku berusaha tak akan dapat aku lakukan. Sebaliknya juga begitu, akupun memiliki beberapa kekuatan yang tak dimiliki Kuti. Dan gabungan semua itu berkontribusi positif pada jalinan kerja sama kami. Juga perbedaan pendapat yang ada justru memperkaya cara pandang kami.

Perbedaan yang dikelola dengan baik akan dapat menjadi sumber kekuatan luar biasa...

***



Selain dengan Kuti, ada beberapa blogger lain dengan siapa aku menjalin persahabatan erat bahkan sebelum kami bertemu muka.

Jika diamati, selain ada yang memang pola pikirnya sangat mirip dengan pola pikirku, ada juga dari para sahabat itu yang sebetulnya tak benar- benar sama. Tapi kami, atas nama persahabatan, memang memberikan cukup ruang bagi pihak lain untuk berpendapat, dan kami tetap bersangka baik satu sama lain bahkan ketika kami tak pahami pendapat tersebut.

Biasanya, kami biarkan waktu menunjawab ketidak mengertian tersebut.

Hes, pernah melakukan hal ini. Ketika Hes -- yang akhirnya dapat memahami tindakan dan perkataanku -- mengatakan padaku bahwa pada awalnya dia tidak mengerti tujuanku, sungguh aku hargai bahwa selama itu dia tetap berprasangka baik dan berteman erat denganku. Aku tentu saja tahu bahwa toleransi tersebut adalah 'hak istimewa' yang diberikan atas nama persahabatan dan sungguh berterimakasih karenanya.

Lalu, ada Meiy. Aku sampai hari ini belum pernah bertemu dengan Meiy. Tapi Meiy dan aku ternyata memiliki banyak kesamaan paham, kesesuaian pola pikir serta baru saja kuketahui, juga kemiripan mimpi- mimpi.

Aku yakin, bahwa Meiy bicara dengan logat yang sangat berbeda dengan logat bicaraku. Karena kami berasal dari daerah yang berbeda. Tapi tentu saja hal tersebut tak menjadi masalah. Aku sungguh menanti suatu saat, entah kapan, ketika aku dapat bertemu dengan Meiy. Aku percaya bahwa jika kelak ada kesempatan kami dapat berjumpa, percakapan kami berdua akan mengalir tak henti…

Ada beberapa blogger lain dengan siapa aku juga sering mengobrol. Sigit Arinto salah satunya. Pertemanan dengan Sigit, hampir sama umurnya dengan pertemananku dengan Kuti. Karena kami memulainya dari saling menyapa dan komentar di shout box blog lama Kuti.

Dengan Sigit, dimana aku di kemudian hari sering membicarakan beribu macam hal, baru sekali saja aku bertemu. Kami menyempatkan untuk berjumpa di jam istrirahat makan siang beberapa bulan silam ketika Sigit yang berdomisili di Batam sedang berkunjung ke Jakarta. Mudah diduga, bahkan ketika sudah kutambahpun jam istirahat tersebut, sebenarnya percakapan kami belum lagi habis.

Jikalaupun kami tambahkan dua atau tiga jam pada pertemuan kami itu, aku yakin bahwa pembicaraan kami akan terus bersambung tanpa jeda…

Ada banyak kawan lain diluar yang kusebutkan di atas. Termasuk kawan- kawan yang jikapun saling mengomentari baik di blog maupun di facebook komentar kami tampak sekedar iseng dan saling meledek, sebenarnya aku tahu, bahwa kami sepaham dan sepemikiran.

Dan oh… ada satu orang blogger yang sungguh ingin kutemui, tapi sampai hari ini belum ada kesempatan. Aku belum pernah bersua dengannya. Tapi rasanya, aku bisa ‘membaca’, seperti apa dia.

Dugaanku terkonfirmasi saat tadi sore aku membaca sebuah tulisan di blognya.

Blogger ini dengan cara yang apa adanya menuliskan sesuatu yang sangat menyentuh hatiku.

Dia bicara tentang ketulusan dan kesederhanaan.

Aku belum pernah bertemu dengannya. Tapi, sudah lama aku tahu bahwa dia memiliki kesederhanaan dan ketulusan hati itu…

***



Seperti kukatakan, ketika kita bicara dengan hati, maka sebenarnya dimanapun fisik berada, tak lagi menjadi masalah.

Karena jiwa dapat menjembatani jarak yang membentang, dapat menyatukan waktu yang berbeda dan membuat manusia dapat saling mengerti satu sama lain.

Dan jika kita semua dapat memahami hal itu, maka tak lagi perlu perbedaan dipermasalahkan. Mari kita rayakan saja keragaman itu setiap hari, setiap saat, dalam setiap helaan nafas kita semua…

p.s. i love you


picture taken from: webpages.scu.edu

6 comments:

Pojok Pradna said...

*hadir memenuhi undangan*

wah,wah...sampe memerah kuping ini karena malu (ini beneran secara fisik. Kalau kita ketemu dan RK bilang seperti itu,bakal liat sendiri bagaimana wajah saya memerah seperti di komik-komik)

ah, seperti yang lain...jangan terlalu berbaik sangka seperti itu buat Tukang Cerita :D

he he... bukannya it's just a matter of fact? ;-) d.~

iLLa said...

huaa.. jadi mbak dee datang di PB 2010? huaaa tau gitu sy nyari :sad:
sy jg datang mbak, coba bisa ketemuan yak :(

hehe.. iya, aku datang, illa...
ya udah ntar kapan2 kita janjian ketemuan deh ya, kan tetap bisa ketemu walau ngga di PB :-) d.~

hes said...

.. aaah thank you for mentioning my name and thank you for believing all the dreams i dare to dream ;)

hes said...

btw klarifikasi, aku masih sering tidak paham kok karena kadang idenya mba d terlalu ajaib :lol: hahaha

ha ha ha... memahami bahwa ide-ideku terlalu ajaib dan tetap berteman baik itu pemahaman level paling tinggi hes... ;-) d.~

sigit said...

Terima kasih juga mbak sdh menyebut nama saya diposting ini.. Sungguh, saya setuju sekali dengan paragraf pertama... bila sdh hati yg bicara, hanya hati yg punya frekwensi sama bisa mengerti... duh jd kangen pengen ngobrol2 lg langsung kyk waktu itu... Semoga bisa segera ya.. :)

iya... bilang2 kalo ke jakarta ya... ntar ketemuan lagi deh... :-) d.~

meiy said...

Makasih ya dee aku menjadi bagian sahabat yg brarti. Senang deh :) Kesamaan menyambung hado ato chemistry lbh mudah, tp perbedaan memperindahnya dg toleransi, saling memberi ruang dr hati.

Bagiku pertemanan berdasar respek n kejujuran. Kemudian kasih. Tanpa itu hado akan berubah sebab manusia itu nisbi.

Kesamaan jg tak menjamin kualitas pertemanan, misal sama2 keras kpl n menang sendiri, hehe.

( copied from rumahkayu's fb)

respek, kejujuran, kasih... sepakat banget meiy... d.~

Post a Comment