Pendekar Juga Manusia

"APAKAH pendekar itu bisa nangis?" begitu bunyi SMS yang dikirimkan Dee, beberapa saat setelah dia memposting Eps 24 cersil di padepokan, Hati yang Retak. Episode itu memang menggetarkan, dan mampu membuat siapapun yang punya perasaan halus untuk berkaca-kaca. Mungkin karena episodenya terkesan 'mellow' Dee menjadi ragu apakah yang semacam itu bisa dimasukkan dalam cerita silat (cersil).

Aku kemudian membalas SMS-nya dan bilang," Bagian yang paling disuka pembaca di cersil justru adegan cintanya. Terutama yang ada perpisahannya..."

Dee, sebagaimana pengakuannya, tak pernah membaca cersil. Satu-satunya cersil yang sementara dibaca adalah Nagabhumi, yang lekat dengan nuansa sastra (karena bukunya lebih tebal dari kitab suci manapun, dipastikan Dee belum menamatkan kisahnya). Karena belum pernah baca cersil, Dee tidak mengetahui sejumlah kisah menggetarkan yang mampu membuat pembaca cersil geregetan.

Di cersil, ada beberapa kisah cinta yang sampai sekarang masih membekas di benak para pembaca. Misalnya  kisah cinta berliku-liku Suma Han dan kedua istrinya, Nirahai dan Lulu dalam Pendekar Super Sakti karya sang maestro Kho Ping Ho (KPH). Atau  bagaimana gemasnya membaca kisah cinta Gak Bung Beng dan Milana serta Shanti Dewi dan Wan Tek Hoat, yang baru berjodoh setelah berpisah puluhan tahun, yang dipaparkan dengan sangat bagus oleh KPH dalam Kisah Sepasang Rajawali dan Jodoh Rajawali.

Juga ada  kisah cinta mengharukan antara Oey Yong, gadis cerdik dan cerdas putri Si Sesat Timur, yang mencintai Kwee Ceng, pemuda bodoh dan ber-IQ jongkok, yang diungkapkan dengan sangat menarik oleh Chin Yung dalam kisah Sia Tiauw Enghiong (Pendekar Pemanah Rajawali). Atau kisah cinta antara Yo Ko dengan Siauw Lionglie, gurunya yang jauh lebih tua namun awet muda.

return_of_condor

Ketika kisah Yo Ko-Siauw Lionglie yakni Sin Tiauw Hiap Lu (Kembalinya Pendekar Rajawali) diangkat menjadi film seri dengan judul Return of the Condor Heroes, ada satu adegan yang disebut-sebut sebagai adegan paling mengharukan sepanjang masa. Yakni ketika Yo Ko (diperankan Andy Lau) mencoba mengejar matahari yang tenggelam di ufuk barat. Yo Ko mengejar matahari karena tak rela siang berganti malam. Karena siang itu seharusnya menjadi hari pertemuan mereka setelah berpisah 16 tahun. Yo Ko tak rela siang menjadi malam karena sang kekasih, Siauw Lionglie yang berjanji untuk datang tak jua muncul....

***



Menulis cersil, seperti yang sudah pernah diuraikan di posting-posting sebelumnya, kini menjadi aktivitas yang paling menyenangkan bagi kami. Karena menjadi selingan di sela-sela berbagai aktivitas rutin. Menulis 'Darah di Wilwatikta' menyenangkan karena kami dituntut untuk menggabungkan imajinasi dan realita sejarah. Menyenangkan, karena kami bisa menulis tentang Majapahit dari sudut pandang kami, berdasarkan versi kami.

Membuat episode demi episode juga menjadi semacam misteri bagi kami. Karena mengerjakan bergantian, kami bahkan tidak tahu apa yang akan ditulis pada bab lanjutannya. Misalnya ketika membuat episode 23, aku tidak tahu apa yang akan ditulis Dee di episode 24. Begitu sebaliknya. Dee belum tahu apa yang akan aku tulis untuk episode 25.

Dalam banyak hal, beberapa momen penting justru muncul tanpa direncanakan. Misalnya perpisahan Kiran dan Dhanapati yang idenya muncul begitu saja...

***



Yang juga menyenangkan dalam membuat cersil 'Darah di Wilwatikta' adalah kami bisa memasukkan 'cameo', karakter beberapa tokoh berdasarkan nama atau identitas rekan sesama blogger. Tampilnya beberapa karakter ini turut memberi andil dalam memberikan ide, juga alur dan plot kisah.

Di masa mendatang, akan semakin banyak karakter yang terinspirasi oleh nama rekan blogger (terutama bloggerdetik) yang akan muncul. Jika dimungkinkan bisa saja ada bintang tamu spesial untuk menghangatkan suasana. Misalnya pendekar keturunan Pulau Es, atau bisa saja Yoko atau Siauw Lionglie hadir sebagai pendekar tamu!!!

***



Sebagai cerita yang murni fiksi, kami berusaha menampilkan kisah yang realistis dan semanusiawi mungkin. Karena itu, falsafah 'pendekar juga manusia' akan tetap kami pegang. Artinya, kami berusaha menghindarkan kesan bahwa tokoh utama dalam cerita ini bagaikan malaikat yang tanpa cacat dan cela.

Tokoh-tokoh dalam 'Darah di Wilwatikta' adalah cerminan manusia biasa, yang juga punya beragam perasaan: benci, cinta, senang, suka, gemas, jengkel, dendam dan sebagainya.

Perasaan para karakter dalam cersil di padepokan pada hakekatnya menggambarkan apa yang dirasakan semua manusia secara universal. Bahwa ada yang membedakan antara manusia dan binatang. Yakni emosi dan empati.

Sama halnya dengan karakter yang kami buat, maka kami, penghuni rumahkayu juga hanya manusia biasa. Yang tidak sempurna, dan juga punya rasa. Dan emosi. Yang bisa senang, gembira, penuh cinta (ehm) dan bisa juga jengkel, kesal, bahkan... muak!!!

p.s

Nama tokoh cersil di atas ditulis berdasarkan ejaan aslinya di cersil yang menggunakan dialek Hokkian. Nama-nama itu mungkin dikenal dalama versi lain, misalnya Huang Rong (Oey Yong), Guo Jing (Kwee Ceng), Yang Guo (Yo Ko), Xiao Longnu (Siauw Lionglie) dan Jin Yong (Chin Yung).

**Gambar diambil dari ebukkita**

Jadilah Manager.. Dengan Hati

Tentang hati..

YANG membedakan hasil.

Berulang kali di blog ini, atau dalam komentar- komentarku, aku mengatakan bahwa penting untuk menulis dengan hati.

Dalam posting lain, Kuti juga pernah mengatakan 'tulislah dengan hati, editlah dengan otak'.

Kalimat yang dituliskan Kuti sebenarnya juga berlaku dalam hampir semua, atau bahkan semua, hal dalam hidup. Karena menurut pendapatku, hidup memang hanya akan dapat berjalan dengan seimbang saat kita dapat menyeimbangkan pikiran dan rasa, otak dan hati. Jiwa dan raga.

Ada banyak pekerjaan di dunia yang membutuhkan kekuatan otak kiri, memang. Dalam dunia kerja mudah sekali contohnya ditemukan.

i-love-my-boss



Suatu hari dulu, aku pernah berada di dalam satu ruangan dengan hampir dua puluh orang dari negara yang berbeda, yang jenis pekerjaannya juga berbeda.

Kesamaan semua orang dalam ruangan itu adalah bahwa saat itu kesemuanya baru saja dipromosikan menjadi manager, dan..kesemuanya memegang selembar kertas hasil evaluasi diri yang menunjukkan bahwa otak kiri semua orang di situ sangat-sangat-sangat dominan.

Sangat sedikit yang menunjukkan bahwa dalam kesehariannya orang-orang tersebut menggunakan otak kanan. Believe it or not, tapi bahkan ada yang score penggunaan otak kanannya sehari- hari hampir mendekati nol.

Bukan hanya dalam pekerjaan, tetapi latar belakang pendidikan dan kegiatan waktu luang yang berupa hobbypun semua dari jenis yang menggunakan otak kiri.

Kenyataan yang bagiku saat itu sama sekali tak menampakkan keanehan atau masalah.

Sebab mereka semua adalah para 'top talent'..orang- orang yang berada di jalur cepat karir mereka, 'top of the pop', 'creme de la creme'..orang-orang terpilih yang telah melalui banyak saringan untuk bisa duduk di ruangan tersebut...

Aku, tidak bisa tidak, menganggap mereka adalah orang- orang hebat ( dan beruntung )

***



Kini, sekian tahun kemudian.. jika aku diminta untuk mengatakan, seperti apa manager yang hebat menurut pendapatku, maka aku akan mengatakan bahwa para manager yang semata menggunakan otak kirinya tak akan dapat menjadi manager yang baik.

Manager yang baik adalah manager yang menggunakan otak kiri, otak kanan, pikiran, hati, logika maupun intuisinya.

Sebab manager me-manage manusia. Bukan mesin. Karena itulah hati harus turut bicara...

Posting ini, aku buat sebagai penghargaan bagi salah seorang mantan atasanku.

Yang bukan hanya cerdas tapi juga menggunakan hatinya saat me-manage anak buahnya.

Tak perlu contoh yang canggih dan spektakuler, tapi bahwa dia memahami dan mengerti karakter setiap anak buahnya dan memberikan ruang bagi anak buahnya untuk melakukan segala sesuatu dengan cara dan gayanya sendiri, sudah menunjukkan itu.

Sebab manusia biasanya dapat melakukan sesuatu dengan optimal jika dia nyaman melakukan hal tersebut, dan kenyamanan bagi tiap orang bisa saja kriterianya berbeda.

Sebab managerku yang ini bahkan tahu, penghargaan informal apa yang dapat membuat anak buahnya bergembira dan senang hati.

Aku tak pernah dapat melupakan saat dimana pada suatu hari aku dan managerku ini berpapasan di depan mesin fotocopy di kantor kami.

Dia menyapaku dan sapaan itu kujawab dengan tawa lebar, tanpa kata- kata. Aku tertawa padanya lalu menuju mesin fotocopy untuk membuat satu copy dokumen yang kupegang.

Begitu saja.

Managerku memperhatikan aku dan lalu bertanya, " D, is everything OK ? "

Aku menoleh padanya, mengangguk sambil tertawa- tawa.

Dia mengerutkan kening lalu berkata, " What's up? "

Aku menggeleng dan tertawa makin lebar.

Managerku yang sudah selesai membuat copy dokumennya berdiri di sisiku, bertanya dengan serius, apakah ada masalah yang terjadi di dalam pekerjaan atau teamku.

Aku, kembali hanya menyambutnya dengan tawa.

Dia belum beranjak, bertanya kepadaku, apakah aku bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi, apapun itu.

Aku tertawa lagi dan mengangguk. Dia mengatakan padaku, " OK. You know where my desk is. Just drop by at anytime if tou need my help."

Aku mengangguk lagi.

Managerku berlalu dan setengah bergurau setengah serius mengatakan sesuatu dalam bahasa Inggris yang artinya kira- kira adalah, " Tahu nggak, tiap kali melihat kamu tertawa- tawa semacam ini saya khawatir... "

Lalu dilanjutkannya kalimatnya, " Because I know, the bigger your smile, the bigger the problem is. "

Hahaha. Aku terbahak lagi.

Sungguh, aku berterimakasih pada managerku ini. Apa yang ditunjukkannya sungguh suatu bukti bahwa dia mengenali dan mempercayai aku sepenuhnya.

Dia tahu bahwa aku terbiasa mandiri dalam menyelesaikan pekerjaanku, bahwa aku bukan orang yang setiap langkah akan 'minta petunjuk'. Bahwa jikapun ada masalah, aku akan berusaha menyelesaikan sendiri dan hanya akan datang padanya jika masalah yang ada memang diluar kemampuan atau otorisasiku untuk menyelesaikannya.

Dia bahkan tahu bahwa jika aku hanya menjawab pertanyaan dengan tawa yang ( terlalu ) banyak, maka itu berarti bahwa otakku sedang mencari solusi. Dan lebih baik aku tidak diinterupsi maupun dicampuri dalam proses itu.

Dia juga tahu bahwa walau membuatnya khawatir, tapi jika ada masalah dan aku masih bisa tertawa- tawa semacam itu maka artinya masalah itu, betapapun rumitnya, masih dapat kukendalikan dan bahwa dia mungkin akan mendengar ceritanya kelak jika hal tersebut sudah kuselesaikan, atau bahkan tidak sama sekali sebab aku sudah menganggapnya selesai dan sudah melangkah maju mengerjakan hal lain.

Sikap seperti yang ditunjukkannya walau tampak sederhana sebetulnya sama sekali tidak sederhana. Ada banyak kebijaksanaan, pengertian dan kepercayaan di dalamnya.

Managerku ini juga yang pada suatu hari saat aku mengerjakan suatu pekerjaan ekstra, sebelum memberiku award secara formal, memberikan sesuatu yang informal.

Bukan hadiah yang sangat mahal. Bukan pula mentraktirku makan siang atau malam di tempat mahal dan eksklusif, misalnya. Yang dia lakukan adalah... memberiku sebuah novel terbitan Inggris yang saat itu belum beredar di Indonesia.

Novel yang baru saja memenangkan penghargaan di tingkat internasional.

Dia menaruh namaku, menuliskan sebaris pesan dan membubuhkan tanda tangannya di halaman pertama novel tersebut, lalu memberikannya padaku.

Inilah yang kusebut manager yang lengkap. Managerku yang sangat cerdas ini ( dia memiliki double degree di dua bidang yang berbeda ) bukan hanya memiliki kecerdasan otak tapi juga ketulusan dan kebeningan hati.

Dia sudah pulang ke negaranya sekarang, tapi aku dan dia secara berkala menghubungi satu sama lain sekedar 'say hi' dan saling menanyakan kabar.

Sebab seperti biasa, pada akhirnya yang terpenting bukan semata hubungan antara manager dan anak buah, bukan hanya hubungan pekerjaan, tapi hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Pada dirinya, kutemukan diri seorang manager, seorang mentor, seorang kawan.

Ah, semoga di belahan bumi sebelah sana dia selalu dilimpahi kebaikan dan kesejahteraan dalam hidupnya...

p.s: written for my ex manager, my mentor, my long time friend: KMR

** picture taken from: http://www.coolfunnyshirts.com/ **

Cakar-cakaran Yuuukk...

Menjelang petang...

KUTI sedang membersihkan sisa-sisa 'perayaan' yang berlangsung di halaman. Sisa dan bekas kembang api serta berbagai bungkus makanan. Para keponakan sudah pulang, dan seperti biasa Kuti menawarkan diri untuk bersih-bersih.

Kuti sedang asyik menyapu ketika lewat tetangganya, pak Burhan dan Donny.

"Wah dari mana saja?" Kuti bertanya basa-basi.

"Oh pak Kuti, kami baru saja menyaksian pertunjukan sinetron," jawab Donny sambil nyengir kuda.

"Sinetron?" Kuti mengernyitkan keningnya tak mengerti.

Rainbow of Love

Senja menjelang.

TENDA telah berdiri di halaman.

Di teras rumah kayu yang menghadap halaman duduk para orang tua beserta Nareswara dan Nareswari. Sementara itu anak- anak bermain di halaman.

soap-bubble1



Ada bagian di halaman rumahkayu yang bentuknya tidak datar tapi miring turun ke bawah. Di tempat itu Dee menanam tanaman rambat dengan bunga kecil berwarna kuning sebagai penutup tanah.

Di salah satu bagian tanah yang miring itu, sebagian dari bunga- bunga tersebut gundul. Sebab di situlah Pradipta biasa bermain peluncuran. Dia biasa meluncur dari bagian halaman yang lebih tinggi ke bagian halaman yang lebih rendah di salah satu tempat dimana bunga- bungaan mungil berwarna kuning itu berada.

Dan kini, dengan gembira Respati, Kirana dan Radya bergabung bersama Pradipta bermain peluncuran di sana. Sementara itu, Pratama dan Cintya duduk di depan tenda.

It's All About Love...

Mentari membagi sinarnya ke seluruh bumi…

DEE berada di dapur rumah kayu bersama beberapa orang anak. Pradipta, tentu ada di sana. Para keponakan Dee dan Kuti, Cintya, si kakak dan adiknya Pratama, bergabung bersama mereka. Begitu pula Respati dan Kirana.

Radya, adik bungsu Respati dan Kirana yang hari itu juga berkunjung ke rumahkayu ada di ruang tengah, bermain bersama Nareswara dan Nareswari bersama Kuti dan kedua orang tuanya serta orang tua Cintya dan Pratama.

“ Tante, “ terdengar suara Cintya, “ Sebesar apa dipotongnya strawberry ini? “

Dee menoleh. “ Terserah, Kak… Kira- kira saja. “

Cintya mengangguk. Di depannya ada sekitar sepuluh butir strawberry yang kemudian diiris- irisnya berbentuk kotak- kotak kecil. Sementara itu, Dee memasukkan strawberry lain yang beratnya kira- kira tiga ons ke dalam blender. Dihaluskannya strawberry tersebut.

 strawberry-and-love4



Cintya yang sudah selesai memotong- motong stawberry kemudian mengambil sebungkus agar- agar dan mencampurnya dengan setengah gelas air serta satu setengah ons gula, kemudian dijerangnya adonan agar- agar itu di atas api kecil.

Dee mengamati adonan yang terus diaduk perlahan oleh Cintya itu, lalu setelah tampak adonan tersebut mendidih dia menambahkan ke dalamnya satu setengah gelas yoghurt serta buah strawberry yang tadi dihaluskannya, kemudian diteteskannya juga sedikit pewarna berwarna merah ke dalam adonan itu.

“ Aku yang kocok telurnya ya Tante? “ terdengar suara Pratama.

Dee mengangguk. “ Ya. Tiga ya, mas, tolong. Putihnya saja. “

Pratama memecahkan telur, memisahkan putih serta kuning telurnya lalu mengocok putih telur itu hingga kaku. Ketika putih telur telah selesai dikocok, Dee menuangkan adonan agar- agar dari atas kompor ke dalam wadah dimana putih telur itu berada sementara Pratama terus mengocok adonan itu dengan kecepatan rendah.

Ah, selesailah sudah.

Kini, giliran Pradipta dan Kirana yang melanjutkan pembuatan puding strawberry itu.

Mereka membariskan cetakan di atas baki.

Cetakan- cetakan itu, semua berbentuk hati. Hari itu, mereka memang sengaja memasak dengan mempergunakan beragam cetakan berbentuk hati.

Pradipta dan Kirana meletakkan potongan- potongan strawberry di dasar cetakan dan menyendok adonan puding ke dalam cetakan itu.

“ Hati- hati Dipta, Kirana, “ kata Dee, “ Panas. “

Cintya dan Pratama berpandangan, saling memberi kode sambil menyembunyikan senyum. Tante Dee, seperti juga ibu mereka di rumah, seringkali mengulang- ulang peringatan semacam itu. Hati- hati, panas… hati- hati, tajam, hati- hati… Ha ha ha...

***



Suara blender terdengar lagi.

Respati memasukkan potongan- potongan jambu batu ke dalam blender. Diberinya juga gula serta sedikit air ke sana. Dia sedang membuat jus jambu.

Di sampingnya, Cintya dan Pratama membelah alpukat. Alpukat itu juga akan dibuat jus.

Dee membuka lemari dapur. Dicarinya wrapping plastic di sana. Juga sekotak tusuk gigi.

Anak- anak ingin membuat es loli dari jus buah itu. Dan Hes, tetangganya yang pandai memasak pernah memberi tahu Dee teknik untuk membuat tusuk gigi bisa tegak berdiri saat membuat es loli, yaitu dengan memasang lebih dulu wrapping plastic di atas cetakan.

Cetakan es batu yang dipergunakan hari itu, juga cetakan berbentuk hati.

***



Dee senang sekali.

Esok adalah hari libur. Keluarga besar mereka berkumpul di rumah kayu. Malam nanti, seperti biasa, mereka akan mendirikan tenda di halaman rumahkayu dan…

Berkemah!

Ah.

Selalu menyenangkan memasak bersama dengan anak dan para keponakannya seperti ini.

Puding dan es loli dibuat lebih dulu sebab setelah itu puding dan es tersebut harus dibekukan di dalam kulkas dan freezer.

Masakan lain untuk bekal berkemah nanti, akan dibuat setelah itu.

Dee tersenyum lagi. Seperti yang sudah selalu terjadi, bukan semata makanannya yang penting. Tapi kebersamaan mereka. Rajutan rasa cinta diantara merekalah yang membuat makanan yang disiapkan itu menjadi sangat menyenangkan untuk disantap.

It''s all about love. Nothing else.

p.s. i love you


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Sajian Istimewa masukdapur.blogdetik.com.


** gambar diambil dari: www.warpedphotosblog.com/heart-strawberry **

Boneka Beruang Bergambar Hati

Hadiah- hadiah kecil yang manis itu…

TADI, dengan iseng aku menaruh status dengan bunyi seperti ini di facebook: " Pagi- pagi ada yang ngasih boneka beruang dengan gambar hati di dada – haduh koq jadi ingat berjuta tahun yang lalu saat beragam hadiah kecil begini suka mampir dari banyak orang ( eh?! hahaha… ) "

Status iseng itu kemudian berlanjut dengan percakapan kecil antara aku dan Wina, seorang ibu muda yang cantik. Wina, yang mungkin juga sedang iseng mengomentari status itu dengan permintaan jika hadiah yang kuterima banyak, hibahkan saja padanya...

Ha ha, aku tertawa geli saat melihat komentar Wina itu.

Pertama, hadiah yang kuterima hanya satu.

Kedua, bahkan yang satu itupun, walau aku berterima kasih karenanya, sebetulnya telah membuatku heran dan terkejut. Wah, hari gini terima hadiah boneka beruang?

I Love You, Dad...

Lagi, tentang orang- orang yang sangat kucinta…

AKU, seperti biasa, kehilangan kata- kata…

Bukan karena tak ada rasa. Bukan pula karena tak punya cerita.

Tapi justru karena rasa itu, cerita itu, dan berjuta kenangan itu mendesak.. desak.. desak… memenuhi pikiran dan hatiku dan membuatku tak tahu harus menulis apa…

***



Kali ini tentang ayahku.

best-father1


 

Orchard Road dan Kenangan Manis Persahabatan

Orchard Road…

AH, posting yang dimuat di blog fanabis tentang Orchard Road sungguh membuatku bernostalgia…

Orchard Road, seruas jalan yang terkenal di Singapore, bagiku identik dengan jalan yang sarat dengan kenangan manis persahabatan. Tak bisa lain.

orchard-road-at-night6



Orchard Road, dulu… entah berapa tahun silam…

Kami, aku dan beberapa orang kawan, berjalan- jalan tanpa arah. Beberapa orang perempuan, dan beberapa orang lelaki. Semua lajang. Semua baru lulus kuliah dan mulai bekerja. Dan saat itu, semua merasa kepalanya hampir pecah… ha ha

Update Blog Anda (Sebelum Hilang Selamanya)

AKHIRNYA, blogdetik bakal mengambil langkah tegas. Dalam status di facebook admin blogdetik menginformasikan bahwa dalam waktu dekat mereka akan membersihkan blog-blog yang tidak pernah diupdate selang setahun terakhir.

Aku tidak tahu persis apa yang dimaksud dengan 'membersihkan', namun bisa diduga blog yang selama ini mati suri akan dihapus.

Blog yang tak pernah diupdate sebenarnya menjadi masalah umum yang juga dihadapi platform ngeblog gratisan lain seperti wordpress dan blogspot. Juga platform yang sedang naik daun, tumblr dan posterous. Kemudahan membuat blog, yang tak sampai lima menit membuat  orang tergoda membuat (banyak) blog. Yang tidak disadari adalah, membuat blog tidak sama dengan mengelola. Pada akhirnya, blog yang dibuat menjadi terlantar. Mati suri. Hidup enggan, matipun tak mau.

blog-updates

Khusus blogdetik, berapa banyak blog yang tak lagi diupdate?

Rasa Saling Percaya Itu...

Rasa saling percaya itu...

DENGAN takjub kusadari bahwa saat ini aku merupakan seorang blogger yang mengelola tiga buah blog.

Tiga. Wow !

Bagi beberapa blogger lain, memiliki tiga buah blog mungkin sesuatu yang biasa saja. Tapi tidak bagiku, yang bahkan membangun blog pertama tanpa rencana sama sekali.

candi-trowulan



Hal itu aku katakan Kuti, segera setelah blog ketiga yang berisi cerita silat itu dibangun. Dengan bergurau kusampaikan pada Kuti betapa dia meracuniku terlalu jauh, he he he.

Blog pertamaku, daunilalang, tak bisa dipisahkan dari peran Kuti. Blog itu dibangun setelah sekian lama aku menjadi komentator mbeling di blog Kuti.

Komentator yang seringkali bukan hanya mengomentari isi posting tapi juga membuat posting ‘tandingan’ yang menjungkir balikkan isi posting di blog itu. Posting tandingan itu tidak dimuat di blog lain tapi di... kolom komentar blog itu sendiri.

Sahabat dan Pengaruh Positif Blog...

Persahabatan maya itu nyata...

AKHIR bulan Januari lalu rumahkayu menerima sms dari Mechta. Pesannya singkat, namun membuat hati kami berbunga-bunga.

Mechta menulis:
"...trmksh krn Rmh Kayu sdh menjdi blog yg menginspirasi utk munculnya blogku se th lalu..."

Tanggal 31 Januari 2011 blog mechta berulang tahun yang pertama. Dan seperti yang dia uraikan di posting terbaru, selang setahun mechta (yang konon artinya mimpi) berhasil membuat 118 posting dengan 11 kategori, dan menjalin pertemanan dengan sejumlah blogger.

Sebelum membuat blog sendiri, mechta adalah pembaca setia rumahkayu. Dia tergolong rajin memberikan komentar (waktu itu dia menggunakan nama deera). Setelah sekian lama menjadi komentator, dia memutuskan menjadi blogger. Antara lain karena terinspirasi blog rumahkayu, beserta beberapa blog lain yang juga sering dia kunjungi.

Mechta tentu bukan blog pertama yang kehadirannya terinspirasi oleh rumahkayu.