Dapatkah Uang Membuat Bahagia?

Desah daun cemara membuka hari.

PRADIPTA melonjak- lonjak senang. Akhirnya, adik Nareswara dan Nareswari sudah cukup besar untuk diajak berjalan- jalan menelusuri jalan kecil di tepi sungai dan sekitar hutan cemara. Adik Nareswara ada dalam gendongan Bunda, sementara Papa menggendong adik Nareswari.


Dee dan Kuti tertawa- tawa melihat tingkah Pradipta. Mereka sendiri sangat senang. Si kembar tumbuh sehat dan tampak kuat, dan kini mereka dapat kembali melakukan ritual jalan- jalan pagi di akhir minggu seperti yang dulu biasa mereka lakukan bertiga dengan Pradipta.


mountainview1



“ Elang! “ seru Dee senang.


Kuti tertawa sambil melihat ke atas. Seekor elang melayang di atas mereka.


Dapat dibayangkannya betapa Dee senang sekali sebab dapat melewatkan pagi dengan berjalan- jalan bersama seperti itu. Di saat- saat Nareswara dan Nareswari baru lahir, Dee sering memilih untuk tetap berada di rumah dengan kedua bayinya saja walau agar Pradipta tak merasa terkekang serta cemburu pada adik- adiknya, Kuti adakalanya mengajak dia berjalan- jalan pagi berdua atau pergi bersepeda ke danau yang terletak tak jauh dari rumah mereka.


Mereka berangkat pagi- pagi dan sengaja hanya membawa sedikit bekal saja.


“ Aku kangen makan nasi merah di Beringin Tiga, “ kata Dee sejak kemarin.


Kesanalah sekarang mereka menuju.


Beringin tiga adalah suatu tempat yang terletak agak tinggi, dimana terdapat tiga buah pohon beringin tumbuh berdekatan. Disana ada sebuah warung yang selalu ramai pengunjung, terutama di akhir minggu. Sesekali saat sedang berjalan- jalan seperti ini Dee, Kuti dan Pradipta juga mampir untuk sarapan di tempat itu.


mountainview2


Tempat tersebut ramai, seperti biasa, ketika mereka berlima tiba.


Ibu pemilik warung menyapa Dee dan mengajak bicara kedua bayi kembar. Saat terakhir Dee mampir ke warungnya adalah beberapa bulan yang lalu sebelum dia melahirkan.


***


Sambil menanti pesanan mereka datang, Dee duduk menyelonjorkan kaki sambil menikmati pemandangan di sekitarnya. Indah.. indah sekali.


Dilihatnya gunung kebiruan di kejauhan. Bukit- bukit yang naik turun dengan beragam tanaman, mulai dari jagung hingga bunga kol dan brokoli. Dipandanginya juga gedung- gedung tinggi dan rumah- rumah di tengah kota, jauh di bawah sana. Lalu diedarkannya kembali pandangnya ke pepohonan, daun serta bunga- bungaan yang ada di sekitarnya.


Dan sekali lagi dia mensyukuri berlimpahnya rejeki dan kebahagiaan yang diberikan Yang Kuasa pada dia dan keluarganya.



mountainview41

Lalu, tiba- tiba saja dia teringat pada seorang kawan yang pernah menanyakan padanya apakah dia percaya bahwa uang bisa membuat seseorang bahagia.


Tanpa ragu, Dee mengangguk ketika itu. Membuat sang kawan agak tercengang. Kawan itu tahu bahwa Dee bukanlah seseorang yang mengukur segala sesuatu dengan uang dan karenanya agak mengejutkan bahwa dia tanpa ragu menganggukkan kepala pada pertanyaan semacam itu.


“ Maksudnya, kamu percaya Dee, bahwa uang bisa membuat bahagia? “ kawan itu menegaskan saat Dee mengangguk dulu.


“ Ya, aku percaya, “ jawab Dee, “ Aku percaya bahwa uang sampai batas tertentu bisa membuat manusia bahagia, tapi saat batas itu telah terlewati maka banyaknya uang tak akan lagi dapat memberikan kebahagiaan yang sama seperti sebelumnya. The law of diminishing return berlaku dalam hal ini, “ lanjut Dee lagi, “ Jika misalnya jumlah uang yang dimiliki berlipat dua, belum tentu kebahagiaan itu berlipat dua juga…”


Temannya yang masih terheran- heran beberapa kali berkomentar tentang pendapat Dee tersebut. Tapi Dee tak merubah pendapatnya sebab itulah memang opininya.


“ Begini, “ kata Dee, “ Kalau tak bisa membuat bahagia, maka secara logika uang tak juga bisa membuat seseorang merasa sengsara, atau tak akan pula menimbulkan pertengkaran, bukan? Padahal, lihat saja berapa banyak perselisihan yang disebabkan karena urusan uang. Tak kurang pula kita dengar pasangan suami istri yang bercerai karena ketidak sepakatan mengenai uang, karena kesulitan ekonomi, dan sebagainya… “


“ Tapi Dee, “ kawannya membantah, “ Orang hidup itu urusannya kan bukan cuma uang semata. Ada banyak hal yang lebih dalam dari uang. Ada keseimbangan yang juga harus dicapai dalam hidup “


“ Seperti apa, misalnya? “ tanya Dee.


Kawannya menjawab, “ Orang harus meraih ilmu setinggi- tingginya… Orang harus memperluas wawasannya, orang harus pula mendidik hatinya. Belum lagi urusan vertikal-nya dengan Yang Di Atas… “


Dee tersenyum sebelum menjawab.


“ Memangnya dengan mengatakan bahwa  aku setuju sampai batas tertentu uang dapat membuat bahagia, lalu aku menihilkan bahwa ada banyak hal lain yang harus diraih seseorang dalam hidupnya selain uang seperti yang kamu katakan itu? “ tanya Dee.


Sebelum kawannya sempat menjawab, Dee telah melanjutakan kalimatnya.


“ Aku tidak bilang begitu, kan… “ kata Dee, “ Aku juga tidak bilang bahwa uang adalah hal yang paling utama dalam hidup. Tadi pertanyaannya kan apakah uang dapat membuat orang bahagia, dan jawabanku adalah bisa, sampai batas tertentu, “ kata Dee, “ Aku bahkan sudah mengatakan ‘sampai batas tertentu’ itu sebab aku menyadari bahwa banyaknya uang yang dimiliki belum tentu sebanding dengan kebahagiaan orang tersebut. Tapi ini juga tak menggugurkan pendapatku bahwa sampai batas tertentu uang bisa membuat orang bahagia tadi. Ditambah lagi, setahu aku, agama juga mengajarkan pada manusia untuk giat bekerja mencari rejeki. Artinya, kita tak bisa sama sekali menihilkan keberadaan serta fungsi uang dan kemampuan uang itu untuk memberikan kebahagiaan bagi manusia.”


Lalu kata Dee lagi, “ Tentu saja seperti semua hal dalam hidup, penggunaan uang juga harus bijaksana. Uang yang kita miliki seharusnya dipergunakan untuk hal- hal yang tujuannya untuk kebaikan, dan yang paling penting juga bahwa kita tak membuat uang sebagai suatu tujuan hidup… “


“ Bagiku, “ kata Dee pada kawannya ketika itu, “ Uang itu semata alat. Dan alat apapun selalu memiliki dua sisi. Apakah dia akan menjadi bermanfaat dan membawa kebahagiaan atau dia mencelakakan dan menjadi sumber kesengsaraan, itu sepenuhnya ada pada manusia yang mempergunakan alat tersebut… “


***


mountainview3



Lamunan Dee terhenti saat nasi merah beserta beragam sayuran, sambal serta tahu, ikan asin dan ayam goreng terhidang di hadapan mereka.


Dee membuka daun pisang yang membungkus nasi merahnya dan sesaat kemudian dia sudah tenggelam dalam kenikmatan menikmati makanan lezat diantara kesejukan hembusan angin di tempat indah tersebut…


p.s.


'the law of diminishing return' adalah sebuah hukum yang sangat populer dalam ilmu ekonomi yang menyatakan bahwa pada suatu saat penambahan setiap unit input variabel dalam proses produksi akan menghasilkan peningkatan output yang lebih kecil dan terus mengecil lagi.


i love you...


Kulit Boleh Hitam, Tapi Hati...

Pada suatu malam saat gerimis baru saja reda…

PEREMPUAN berkulit hitam itu memelukku erat. Tubuhnya yang tinggi besar membuatku tenggelam di dalam pelukannya.

“ You take care, OK? “ katanya, untuk kesekian kalinya.

“ I will, “ jawabku.

Lamaaa masih dipeluknya aku.

Lalu dilepaskannya pelukan itu, dan…

Dipeluknya lagi aku.

“ Keep in touch. “

“ Sure. Of course. “

Dan itu belum selesai. Sebab masih beberapa menit lagi dia menyampaikan pesan- pesan untuk terus berkomunikasi dengannya, dan memberitahunya tentang kegiatanku serta pekerjaanku yang baru. Ditekankannya bahwa dia bersungguh- sungguh saat mengatakan bahwa dia ingin terus berkomunikasi dengan aku tersebut. Dia ingin memastikan bahwa aku baik- baik saja dan bisa mengerjakan hal- hal yang menyenangkan, termasuk menerbitkan buku ke-2, katanya.

Perempuan Afro Amerika berjabatan tinggi di level regional itu kukenal karena kami bekerja untuk sebuah kantor yang sama. Walau asal kami berbeda, walau lokasi kerja kami berbeda.

Saat itu adalah hari- hari terakhir aku bekerja di perusahaan tersebut. Dan aku tahu, bahwa pelukan yang berulangkali terjadi itu sama sekali bukan basa- basi.

Itu memang pelukan hangat seorang sahabat.

Pelukan seseorang yang sangat menyesalkan keputusan yang kuambil tapi juga menyadari bahwa hal tersebut mungkin pilihan terbaik saat itu.

Dia memelukku sekali lagi sebelum akhirnya membiarkan aku pergi.

Kubalikkan badan dan melambai berpamitan padanya.

Dia balas melambai.

Dan tahulah aku bahwa kutelah menambahkan seorang lagi dalam daftar sahabat yang akan dapat kuhubungi setiap saat. Seseorang yang akan selalu bahagia jika aku bahagia, seseorang yang akan mengulurkan tangan saat aku membutuhkan.

Begitu pula sebaliknya.

***



Bagaimana caranya menilai apakah seseorang baik atau tidak dari apa warna kulitnya, apa bangsanya, bahasanya atau apa agamanya?

Bagiku, tak mungkin melakukan itu. Terutama karena dengan berjalannya waktu, daftar panjang para sahabat yang berasal dari tempat- tempat yang jauh semakin bertambah panjang.

unity1



Dan agak sulit menggambarkan dengan kata- kata tapi aku bisa merasakan kedekatan hati dengan orang- orang itu.

Walau kami sangat jarang dapat melakukan pertemuan secara fisik.

Dan dengan dasar pemikiran semacam itulah aku sebetulnya agak tak percaya tentang apa yang sering dikatakan banyak orang bahwa orang- orang berkulit hitam di Amerika adalah para kriminal dan penjahat yang harus dihindari, sebab sangat berbahaya.

Memang ilustrasi yang kuberikan di awal posting ini adalah tentang perempuan berkulit hitam, bukan laki- laki berkulit hitam, sementara yang sering dikatakan berbahaya adalah laki- laki berkulit hitam.

Artinya ada sedikit kriteria yang berbeda.

Tapi aku tetap tak percaya…

Sebab kulit boleh hitam, tapi hati bisa saja putih…

p.s.  i love you!



** gambar diambil dari: www.managingdiversity.co.uk**

Jejak Alien, Imajinasi dan...

Pagi yang semerbak...

KUTI sedang membaca koran pagi. Menikmati sajian berita terbaru. Kendati nyaris semua berita sudah disajikan televisi dan internet, Kuti tetap merasa perlu membaca 'versi koran'. Pada beberapa hal, berita versi koran menyajikan sebuah peristiwa lebih dalam dan kompleks.

"Kamu gak ke Sleman hari ini 'yang?" Dee bertanya sambil menuangkan kopi panas.

"Ke Sleman? Ngapain?"

"Lho, bukankah katanya ada jejak peninggalan UFO di Sleman? Kamu percaya UFO itu ada kan?" Balas Dee, setengah meledek.

Kuti tersenyum, dapat merasakan nada sindiran sekaligus bercanda pada kalimat istrinya.

"Aku percaya ada kemungkinan kehidupan di luar bumi. Tapi dari sisi sainsnya. Tapi aku belum tau apakah kehidupan di luar bumi sudah pernah mendatangi bumi melalui benda terbang tak dikenal atau tidak..."

crop-circle-di-sleman

"Tentang crop circle di Sleman, gimana menjelaskannya?" tanya dee lagi.

Tugas Utama Seorang Blogger Adalah...

Hari Minggu yang hangat di rumah kayu.


Keharuman cake pisang menyebar dari arah dapur. Cintya dan Pratama serta Pradipta yang berada di dapur saat itu. Para keponakan Dee berada di rumah kayu untuk menginap di akhir minggu dan menemukan ada banyak pisang di dapur. Pisang yang dibeli Dee dari bik Inah sehari sebelumnya.


Cintya dan Pratama dengan spontan berdiskusi, mengingat- ingat resep cake pisang. Kedua keponakannya ini memang gemar memasak serta membuat kue. Biasanya setelah itu dengan semangat yang sama seperti ketika sedang mengolah adonannya, mereka juga dengan seru akan membahas dan mengevaluasi hasilnya...


***


blogging



Tandan Pisang dari Bi Inah

Pagi yang cerah

KUTI sedang bersiap-siap ke kantor ketika seorang perempuan setengah baya memasuki halaman.

“Selamat pagi, ibu Dee ada?” Perempuan itu bertanya sopan.

Kuti menatap perempuan itu. Usianya sekitar 60-an. Rambutnya sudah memutih dengan kerut di wajah. Perempuan yang mengenakan pakaian sederhana ini menenteng tas besar.

“Eh Bi Inah, ada apa Bi?” Dee yang baru saja mandi tiba-tiba muncul.

“Ibu Dee, ibu mau membeli pisang? Saya membawa pisang yang sudah mengkal. Enak untuk digoreng dan bisa juga untuk direbus…”

penjual-pisang1

Dee menatap tas Bi Inah yang dipenuhi pisang.

“Aduh gimana ya? Pisang yang saya beli dari Bi Inah masih ada di dapur…”

Wajah Bi Inah seketika menjadi buram. Dia terlihat sangat kecewa.

Kenapa Tak Boleh Bicara Dengan Orang Tak Dikenal?

Don’t talk to a stranger.


PERNAH mendengar kalimat di atas?


Aku yakin sebagian besar dari kita pernah mendengar kalimat tersebut dan mungkin juga menyetujui atau menjalankan apa yang disarankan oleh kalimat tersebut.


Bagaimana dengan aku sendiri?


Tidak, aku bukan penganut faham semacam itu.


Aku lebih suka ungkapan yang mengatakan bahwa orang asing yang kita temui pada suatu saat mungkin akan menjadi sahabat terbaik kita nantinya, sebab menurutku, semua sahabat dan kawan baik yang kita miliki saat ini mulanya adalah seseorang yang tak kita kenal, bukan? Lalu jika kita jalankan faham ‘jangan bicara dengan orang tak dikenal’ itu, artinya kita menutup kemungkinan memiliki seorang sahabat atau kawan baik di kemudian hari.



Mengapa Hak Pejalan Kaki Diabaikan ?

Hujan gerimis

DENGAN senang hati Dee duduk di teras rumah kayu menikmati rintik hujan sore itu berdua dengan Kuti. Si kembar Nareswara dan Nareswari belum lama saja tidur sementara sang kakak, Pradipta, sibuk dengan PR-nya.

Mereka berbagi lembaran koran lalu menelusuri berita- berita yang dituliskan di sana.

Kuti, seperti biasa, membaca seluruh berita di koran hingga kolom- kolom yang sangat kecil, sementara Dee lebih suka melihat gambar- gambar serta membaca cepat secara keseluruhan baru setelah itu memilih beberapa tulisan yang ingin dia baca secara detail.

Saat menelusuri koran itulah Dee melihat foto yang menggambarkan situasi jalan raya di sebuah kota, ada kendaraan dijalan serta pejalan kaki di trotoarnya.

trotoar1



Berpikir Positif

The power of positive thinking…

BEBERAPA waktu yang lalu, aku berkesempatan untuk menghadiri sebuah sesi dimana pembicaranya adalah Samuel Mulia.

Benar, Samuel Mulia yang itu. Mantan wartawan mode sebuah majalah yang kini terkenal dengan kolom Parodi di Kompas.

Topik utama yang dibicarakan hari itu adalah tentang berpikir positif.

positive-thinking



Samuel membuka sesinya dengan bertanya apakah ada diantara kami semua yang ingin mengajukan pertanyaan.

Seseorang mengangkat tangannya. Mengatakan bahwa dia pembaca setia dan penggemar kolom yang ditulis Samuel, tapi walaupun menyukai tulisannya, dia tak dapat mengerti mengapa Samuel sering sekali mengutarakan kebencian dan hal- hal negatif tentang almarhum ayahnya, padahal tentunya dia tahu bahwa kolom itu akan dibaca begitu banyak orang.

Menarik untuk menanti jawaban Samuel, sebab aku sendiri memiliki pendapat lain tentang hal tersebut. Aku tak dapat dikatakan sebagai fans berat Samuel ( sejujurnya aku lebih suka membaca tulisan- tulisan yang dibuat Kuti daripada tulisan Samuel, ha ha ha… ) tapi aku cukup sering membaca tulisannya. Dan aku sama sekali tak melihat bahwa Samuel membenci ayahnya.

Cersil: Realita Karya Fiksi

ADA kegairahan baru di rumahkayu. Kegairahan sehubungan dengan dimulainya proyek baru: membuat cerita silat. Ide membuat proyek ini muncul mendadak. Dan seperti biasa, kami langsung sepakat dalam banyak hal. Termasuk ketika aku mengusulkan agar tema utama cersil yang dipaparkan di padepokan mengacu ke sebuah film Barat. Dee langsung setuju, walaupun dia belum nonton filmnya!!

Proyek ini menjadi sangat menarik karena dikerjakan oleh dua orang yang memiliki cara pandang berbeda pada dunia persilatan. Aku (dulu) pecandu cerita silat. Rasa-rasanya aku sudah membaca semua kisah yang ditulis sang maestro Kho Ping Ho, (terutama serial Pulau Es dan keluarga Cin Ling Pai) serta beberapa judul dengan setting Jawa kuno. Aku juga telah membaca beberapa  kisah terkenal karya pengarang cersil luar, termasuk trilogi karya Chin Yung (Sia-tiauw Eng Hiong, Sin-tiauw Hiap Lu dan To Liong To) dan kisah karangan Khu Lung (Gu Long) seperti serial Pendekar 4 Alis dan beberapa judul serial Pendekar Harum, Pendekar Binal dan serial si Pisau Terbang.

pendekar

Tentang Ijasah dan... Blog Cersil

Realita dan fiksi...

HUJAN deras mengguyur persada. Dee dan Kuti yang 'terkurung' di dalam rumah memanfaatkan waktu dengan membaca posting di blog.

"Wah gak disangka postingku tentang 'Apa guna selembar ijasah' mendapatkan banyak tanggapan menarik dari bloggerdetik," kata Dee.

Kuti menganguk setuju. "Komentar yang masuk tak hanya menarik, namun sebenarnya menggambarkan dengan sangat tepat bagaimana persepsi orang Indonesia soal ijasah dan perlu tidaknya bersekolah," sambungnya.

"Ada banyak hal penting yang bisa disimak," kata Kuti lagi. "Misalnya ungkapan luvjoy tentang ijasah diperlukan di tengah dunia yang tidak sempurna. Atau komentar r2g tentang  pentingnya menanamkan ke anak-anak bahwa bersekolah adalah untuk mengenal Allah dan bahwa banyak mereka yang punya ijasah ternyata bekerja pada mereka yang tak punya ijasah," kata Kuti sembari memeriksa sejumlah komentar yang masuk.

Apa Guna Selembar Ijazah?

Berpasang mata bening menatapku, menanti jawaban.

JADI kenapa, bu, kita harus sekolah? Boleh nggak kita nggak usah sekolah aja? “

Tiga malaikat kecil di rumah kami sangat kritis mengenai urusan sekolah. Salah satu dari mereka, anak tengahku, adalah penggagas kampanye berjudul ‘sekolah itu tidak asyik’ di rumah kami. Tagline kampanye tersebut dengan segera diamini oleh kakak dan adiknya dengan gembira.

certificate1



Dan jika sang kakak serta adik semata mendukung ide tentang sekolah-itu-tidak-asyik, anak tengahku adalah seorang praktisi.

Entah sudah berapa kali dia mogok sekolah sejak usia tiga tahun sampai beberapa bulan menjelang dia lulus SD di tahun kelimanya bersekolah di sana ( anak tengahku ini, seperti juga kakaknya, lulus dari kelas akselerasi dan menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar selama 5 tahun ).

Secara konsisten selama itu dia tetap menyuarakan kampanye bahwa sekolah itu tidak menyenangkan …

Kuti Menjadi Paranormal

Awal Januari...

PASANGAN rumahkayu asyik bersantai, menikmati segarnya udara tahun baru. Kuti baru saja membersihkan halaman dari sisa-sisa 'pembakaran' tahun baru. Sisa-sisa kembang api dan mercon yang tadinya berserakan kini sudah berpindah ke tempat sampah. Setelah mandi, Kuti menemani Dee bersantai. Karena masih suasana Tahun Baru, Kuti memutuskan untuk bekerja dari rumah.

Dee yang juga sudah mandi sedang membaca koran pagi. Dan tiba-tiba dia tertawa kecil. "Seperti biasa 'yang, di awal tahun banyak paranormal yang mencoba meramalkan apa yang akan terjadi di tahun 2011," kata Dee.

crystal-ball



Kuti yang sedang membaca perkembangan terbaru dari laptopnya tersenyum kecil. "Sebenarnya, meramal di awal tahun itu mudah kok," kata Kuti. "Aku juga bisa..."

Suatu Hari di Bulan Januari...

Rasa cinta adalah
hiburanku yang kala malam
mendendangkan lagu- lagu kebahagiaan,
membangunkanku di kala fajar, untuk
mengungkap fakta hidup


Cinta yang dianugerahkan oleh
Tuhan dan terbebas dari rasa dengki karena
harta, tak pernah menyakiti raga
karena ia ada dalam jiwa


Ia adalah pertalian kokoh
yang memandikan jiwa dalam ketabahan
yang mengisi jiwa dengan karunia


Kelembutan hati yang menciptakan
harapan tanpa membingungkan jiwa
Keelokan yang mengubah bumi menjadi
surga dan mengubah kehidupan ini

menjadi mimpi indah

( Kahlil Gibran )


***



KUTI membuka pintu kamar. Dia baru saja selesai mandi di pagi ketika semburat cahaya matahari mulai mengintip malu- malu menerangi batas langit sebelah Timur.

Saat dia melangkah memasuki kamar, dilihatnya Dee berdiri di muka jendela.

Pemandangan yang sudah berulang kali dilihatnya.

dandelion



Berdiri di muka jendela, menatap pepohonan, daun- daun, bunga, kupu- kupu, serta hutan cemara dan gunung yang tegak membiru di kejauhan seperti itu adalah kebiasaan Dee.

Dan Kuti tentu saja memahami saat dia berdiri diam seperti itu, Dee sebetulnya bukan melamun dengan pikiran kosong. Sebaliknya, justru pada saat- saat seperti itulah seluruh pikiran dan rasanya terolah.