Dampak Iklan pada Kanak- kanak

Burung- burung bercericit menyapa mentari…

DEE dan Pradipta ada di dapur rumahkayu. Si kecil Pradipta yang kini membahasakan diri dengan nama “ Kakak Dipta “ semenjak kelahiran kedua adik kembarnya menderetkan beberapa cetakan agar- agar mungil beragam bentuk, sementara Dee mengaduk adonan agar- agar dengan susu kedelai sebagai bahan utamanya di atas kompor.

Tak lama kemudian adonan agar- agar itu telah siap untuk dicetak. Dee membiarkan Pradipta melakukan hal tersebut, memasukkan adonan agar- agar ke dalam cetakan- cetakan berbentuk mobil, beruang, strawberry dan bermacam bentuk lucu lain.

“ Hati- hati Dipta, panas… “ Dee mengingatkan anaknya.

Pradipta mengangguk. Tentu saja dia tahu bahwa adonan itu panas. Ini bukan pertama kalinya dia membantu Dee mencetak adonan agar- agar dan peringatan “ hati- hati, panas “ semacam itu tak pernah absen hadir dalam setiap kesempatan serupa (dan tampaknya belum akan pula hilang dalam waktu dekat).

Dee terus memperhatikan Pradipta mencetak adonan agar- agar yang baru saja dibuatnya di cetakan beragam bentuk itu. Seperti semua ibu di dunia, dia selalu mencari cara agar anaknya mengkonsumsi makanan sehat. Memasukkan susu kedelai, kacang merah atau labu kuning ke dalam adonan agar- agar serta menyediakan beragam cetakan menarik merupakan salah satu caranya.

children-advertising



Dan mengamati cetakan berbentuk lucu itu mengingatkan Dee kembali pada percakapannya dengan Kuti tentang pengaruh iklan pada anak- anak.

Etika Sebuah Iklan

Di ujung hari saat gelap memeluk malam.

DEE berbaring tenang di tempat tidur dalam pelukan suaminya.

Saat- saat seperti ini selalu menyenangkan. Ini adalah waktu milik mereka berdua dimana kadang mereka hanya saling menikmati kehadiran satu sama lain tanpa bicara. Di lain waktu, mereka mengobrol sampai salah satu tak lagi dapat menahan kantuk dan terlelap...

***



“ ‘yang.. “ terdengar suara Dee.

“ Mmm, “ jawab Kuti.

“ Kutemukan tadi pasal yang kucari, “ kata Dee lagi.

Oh, pikir Kuti. Dee pasti sedang membicarakan tentang kode etik periklanan yang tadi dibacanya.

ad-ethics



“ Tentang iklan kemarin itu? “ tanya Kuti. “

Dee mengangguk. " Ya. "

“ Jadi ternyata etis atau tidak jika bintang iklan menyinggung tentang produk kompetitor yang sebelumnya dia iklankan sebelumnya ? " kata Kuti pada Dee.

" Sebelum sampai kesitu, sebetulnya ada pertanyaan lain dulu yang harus dijawab, yang... “ ujar Dee pada suaminya.

Iklan, Internet dan Etika...

Suatu saat ketika lembayung menyelimuti senja...

KUTI menghirup susu coklat hangat di gelasnya perlahan. Pradipta duduk di sampingnya, juga memegang gelas yang menghamburkan wangi coklat. Berdua, mereka sedang mengobrol.

Dee ada di dekat mereka, tapi tak terlalu dapat terlibat dalam pembicaraan keduanya, sebab hal- hal yang dibicarakan ‘sangat laki- laki’, beberapa hal detail dan teknis tentang mobil, bus, kereta api yang bagi Dee sendiri sungguh 'tak ada bedanya' ( apa sih pentingnya memperhatikan bagaimana bentuk lampu sebuah mobil, atau kemana arah gerak wiper di bus, apakah bergerak ke arah yang sama, atau ke arah berlawanan, misalnya? Dee juga tak tahu secara detail tentang beragam komponen yang menggerakkan roda kereta api, hal yang sekarang sedang dibahas oleh Pradipta dan Kuti ).

advertising



Walau tak dapat turut mengobrol, tak berarti Dee tidak menikmati pemandangan dimana suami dan anaknya saling berdiskusi dan bertukar cerita semacam itu. Melihat hal tersebut terjadi selalu menyenangkan hati Dee. Dia tak keberatan untuk berada di sana, diantara suami dan anaknya yang sedang mengobrol sementara dia sendiri melakukan sesuatu yang lain.

Bosan Dibohongi Sama Anak Kecil?

Senja yang mendung....

DEE sedang menikmati waktu santai sambil menonton televisi. Sepasang kembar baru saja tidur dan kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Dee. Dia tahu, tak lama lagi salah satu dari si kembar akan menangis dan terbangun.

Kuti duduk di samping Dee sambil membaca koran sore. Kuti baru saja pulang kantor. Dan seperti biasa, sebelum mandi dia menyempatkan diri melahap berita terkini di koran.

ethics



Dee yang sedang menonton tiba-tiba tertegun. Di layar kaca terpampang iklan, memperlihatkan bintang komedi Sule sedang diwawancarai. "Gue bosan dibohongi sama anak kecil," ujar Sule diikuti tawa berderai pewawancara yang berjumlah beberapa orang.

"Kamu ngerti gak apa maksudnya dibohongi sama anak kecil itu 'yang?" Dee bertanya tiba-tiba.

Antara Dee, Kuti, Luna dan Ariel

Senja yang tenang.

SUNYI di rumah kayu. Si kembar Nareswara dan Nareswari baru saja terlelap,  sementara Pradipta tadi pamit untuk bermain ke rumah Mark, teman sekolah yang juga tetangga mereka.

Dee tertawa- tawa melihat foto Nareswara dan Nareswari yang direka oleh Kuti menggunakan program di komputer. Sesekali dia melirik kedua bayi kembarnya di tempat tidur, ingin tahu apakah ada kemiripan antara si kembar dengan foto- foto rekaan tadi.

“ Coba ‘yang, pinjam laptopnya sebentar, “ kata Dee pada Kuti.

Sang suami menyodorkan laptop yang diminta. Mudah diduga, Dee pasti penasaran ingin mencoba program yang diberitahukan oleh sang suami kepadanya barusan.

Dee mencoba mengutak- atik beberapa model gambar bayi. Dia juga memasukkan dua buah foto dirinya yang diambil pada saat yang berlainan, sekedar ingin tahu apakah dengan dua foto diri yang tak sama hasilnya akan sama. Dan ternyata begitulah adanya. Jadi, program tersebut memang membuat gambaran foto bayi secara unik berdasarkan beberapa detail unik wajah pasangan yang dimasukkan.

Lucu juga melihat beragam hasil foto yang keluar. Program ini cukup menghibur. Memang di halaman websitenyapun ditulis bahwa program ini dibuat untuk hiburan semata, sebab dalam kondisi nyata perpaduan dari gen- gen yang berasal dari suami dan istri sebetulnya lebih kompleks dari sekedar memadukan profil wajah. Still, it’s fun…

Sementara sang istri sibuk dengan laptop di hadapannya, Kuti menyalakan televisi. Dia ingin melihat siaran berita.

Tepat ketika televisi mulai menyala, berita yang tersiar adalah rencana persidangan kasus video porno yang melibatkan Ariel dan Luna Maya.

Kuti tidak terlalu memperhatikan detail berita tersebut. Dee tampak menoleh sebentar ke layar televisi, tapi kemudian kembali asyik dengan komputernya.

Sampai beberapa menit kemudian…

“ ‘yang… sini deh,“ terdengar suara Dee memanggilnya.

Kuti menoleh lalu bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri sang istri yang sambil tertawa- tawa menunjukkan beberapa buah rekaan foto Nareswara dan Nareswari kepadanya.

“ Nara cantik, ya? “ tanya Dee menunjukkan sebuah foto Nareswari. Nara adalah panggilan mereka pada Nareswari.
Kuti mengangguk.

“ Nare juga ganteng, “ katanya tentang Nareswara.

Kali ini Dee yang mengangguk setuju.

Dari televisi, masih terdengar suara penyiar berita yang mengulas beberapa detail mengenai persidangan. Selain nama Ariel, nama Luna Maya juga disebut- sebut.

“ Eh ‘yang, “ kata Dee, tau nggak…

“ Tau apa? “ tanya Kuti.

“ Ternyata memang nggak perlu lho, aku ini jadi secantik Luna… “

nareswarilutiarina

Dengan geli Kuti menatap Dee.

Ini Dia Foto Si Kembar dari Rumahkayu....

SI kembar dari rumahkayu hanya tokoh fiksi, sama halnya dengan keluarga di rumahkayu, termasuk si kecil Pradipta yang merupakan produk imajinasi 'liar' kedua pemilik blog ini. Tapi rasa-rasanya menarik juga jika membayangkan bagaimana tampang si kembar dari rumah kayu itu.

Kebetulan aku menemukan situs yang bisa memadukan foto dua orang dan diwujudkan menjadi sosok anak kecil. Situsnya makemebabies.com. Aku lalu mengupload fotoku dan foto dee (bukan foto terbaru namun setidaknya tampangnya cukup jelas). Dan setelah beberapa kali klik, hanya dalam waktu singkat (gak sampai sembilan bulan ternyata), terlihatlah tampang jagoan cilik rumahkayu, Nareswara.

Kenapa Harus Sekolah?

Anak- anak dan sekolah…

SUATU hari di rumah, dengan asyik aku menatap layar komputer. Yang sedang kulihat saat itu adalah video dari youtube.

Dan seperti di banyak hari lain ketika aku membuka komputer di rumah, karena aku biasa melakukannya di ruang keluarga dimana anggota keluarga lain juga biasanya berkumpul, saat aku menelungkup asyik dengan komputerku begitu, anak- anakku juga berada di dekatku, dengan beragam aktivitasnya sendiri- sendiri. Ada yang membaca, menggambar, ada pula yang tak melakukan apa- apa, tidur- tiduran dan mengalih fungsikan aku sebagai bantal dengan berbaring meletakkan kepala di punggungku ( si bungsu bahkan seringkali bukan hanya berbaring tapi tanpa ba atau bu duduk begitu saja di punggungku! )

Begitu pula hari itu. Sekilas mereka perhatikan apa yang tampil di layar komputerku. Begitu mengenali bahwa yang sedang kulihat adalah video dari youtube si bungsu bertanya ingin tahu.

“ Ibu sedang nonton film apa? “ , tanya anak bungsuku.

“ Bukan nonton film, " jawabku, " Ibu sedang belajar. “

Si kecil mengamati lagi layar di depanku.

“ Belajar apa? Memangnya bisa belajar di youtube? “ tanya anakku lagi.

“ Bisa. Ini kuliah di sekolah di luar negeri, direkam dan disebarkan supaya semua orang bisa ikut belajar, “ ujarku, berusaha menjawab dengan bahasa sederhana.

mit



Yang sedang kulihat saat itu adalah materi kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sejak beberapa tahun yang lalu MIT memiliki program yang disebut MIT OpenCourseWare. Tagline yang tertulis untuk program ini adalah " Unlocking Knowledge, Empowering Minds ".

Idul Adha 1431 H

To : All Friends of Rumahkayu


 ♥ anywhere in the world ♥



idul-adha



♥ with warm regards from us ♥

we love you, as always...


cards: courtesy of ecards.com



Bagaimana Cara Menyusui Bayi Kembar?

Hijaunya hutan cemara, birunya gunung…

JIKA ada satu hal yang sangat disyukuri Dee tentang rumah kayu tempat tinggalnya, maka hal tersebut adalah jendela- jendela yang terbuka lebar di semua ruangan.

Hal ini sekarang, sekali lagi, juga membantu Dee melenakan sejenak dirinya sambil memberi ASI pada si kembar.

Duduk di tepi jendela dengan dua bayi kembar di pangkuan, selang sejenak Dee dapat melempar pandang keluar dan seperti yang telah selalu terjadi, pemandangan semacam itu menyegarkan fisik dan jiwanya.

breastfeed-twin



Dee telah menemukan referensi mengenai teknik menyusui si kembar secara bersamaan, dan sudah menguasai caranya sekarang. Hal tersebut membantu mereka semua, baik para bayi maupun Dee dari ketidak sabaran dan ketergesaan.

Hasrat itu...

Hasrat terpendam itu ...

KUTI sudah lama memendam hasrat itu. Hasrat yang tertutupi oleh kegembiraan karena hadirnya sepasang malaekat kecil. Hasrat yang terlupakan karena memang seharusnya begitu. Kuti tahu, seorang perempuan yang habis melahirkan, harus menunggu beberapa saat untuk bisa kembali...

butterfly



Dan Kuti menunggu. Bukan hal yang sukar sebenarnya. Rasa cinta pada istri dan kedua anaknya jauh lebih besar. Lagipula, apalah artinya menunggu 40 hari?

Ketika Kemesraan itu Hadir Kembali...

Hari- hari seperti berlari.

BERPUTAR tanpa terasa, hitungan hari berubah menjadi minggu. Para bayi mungilnya sudah berusia enam minggu, dan Dee merasa situasi kini mulai terkendali.

Di hari- hari pertama setelah si kembar lahir, keletihan seringkali mendera. Dan diluar dugaan Dee, diantara rasa bahagia yang disebabkan oleh kehadiran si kembar yang mungil di tengah- tengah mereka, emosinya seringkali naik turun. Antara gembira, depresi, atau perubahan di antara keduanya.

Kadangkala pula, entah datang darimana, dia merasa seperti seseorang yang tak dapat melakukan apa- apa, merasa kecil dan tak berdaya. Di waktu yang lain, dengan tiba- tiba, kepercayaan dirinya meningkat tinggi.

Perasaan- perasaan yang membingungkan itu, untunglah, tak berlangsung terlalu lama. Suasana rumah yang menyenangkan, obrolan- obrolan seru dan tawa saat para kerabat dan kawan-kawan datang bertandang, dukungan keluarga besar dan terutama Kuti yang ringan hati membantu apapun yang dia bantu sangat berperan dalam membantu kestabilan situasi dan perasaan Dee.

love



Dee tahu bahwa apa yang dirasakannya normal. Ini adalah paradoks dari depresi pasca melahirkan. Ketika rasa sedih muncul justru di hari yang paling membahagiakan baginya saat bayi- bayi mungil dikaruniakan dalam rumah tangga mereka.

Suami Selingkuh atau Seks Pasca Melahirkan?

Suatu hari di rumah kayu...

TIDAK seperti biasa, Kuti terlihat bengong di depan notebooknya. Dia seperti bingung.

"Kenapa 'yang?" Dee yang sejak tadi melihat lagak sang suami, segera mendekat.

Kuti menggeleng kepala. "Gak apa-apa 'yang. Aku cuma bingung..."

question



"Bingung kenapa?"

Aurora

Senja dan teh yang mengepul hangat…

DEE mengaduk gula di dalam cangkir secara perlahan. Ini satu dari sedikit kegiatan yang masih dilakukannya secara manual diantara hal lain yang sudah diotomatisasi.

Tidak bagi secangkir teh hangat untuk Kuti.

Dee tak pernah merelakan hal tersebut diambil alih oleh mesin. Sejak puluhan tahun yang lalu saat mereka baru menikah sampai hari ini, ketika mereka sudah bercucu, membuatkan secangkir teh bagi suaminya dilakukan Dee atas nama cinta. Tak kan dibiarkannya mesin mengambil alih kegiatan ini.

Dee menghampiri Kuti yang sedang membaca berita sore di ruang depan. Di masa kini, berita tak lagi dicetak di lembaran kertas. Kuti saat itu memegang sebuah alat yang sedikit lebih kecil dari telapak tangannya. Dia hanya perlu menyentuhkan ujung jari pada layar alat tersebut untuk memunculkan berita- berita terkini.

aurora


Yang Tercecer dari Pesta Blogger 2010: Keragaman itu...

Ketika kita bicara dengan hati, bungkus luar tak lagi berarti…

JIKA ada yang bertanya, kenapa aku yang biasanya jarang muncul dalam acara kopdar berusaha untuk hadir di Pesta Blogger 2010 ini, maka jawabannya hanya satu: aku menyukai temanya.

Itu alasan utama yang menyebabkan aku berniat hadir dalam acara tersebut.

Tema Pesta Blogger kali ini luar biasa bagus.

: Merayakan Keragaman.

diversity



( Mimpi Tentang ) Rumah di Kaki Gunung

Mimpi- mimpi setinggi gunung itu…

PADA suatu hari kucoba untuk kuraih.

Keinginan untuk tinggal di salah satu tempat yang termasuk ke dalam rentang impianku selama bertahun- tahun, satu saat coba kuwujudkan.

Ketika ada tabungan terkumpul, kukatakan pada suamiku bahwa aku ingin membeli tanah di lokasi tertentu.

Suamiku tertawa. “ Trus mau ngapain di tempat itu? “ katanya.

“ Ya tinggal disana. Nantiiiii… “ jawabku.

Lokasi yang kusebutkan adalah sebuah tempat sepi yang sejuk dan indah. Tempat dimana gunung- gunung yang menjulang akan menyapa pandang setiap saat.

Kubayangkan bahwa kami memiliki sebuah rumah kayu dengan halaman luas yang akan kutanami bunga berwarna- warni.

rumah impian



Rumah Ini Rumah Cinta...

Beragam kejutan itu…

YANG tak pernah kuduga tentang rumah adalah bahwa rumah ternyata bisa menjadi pangkal ketidak sepakatan sekaligus menjadi bahan gurauan yang tak habis- habis…

Setelah berhasil ‘meet halfway’ dalam gaya rumah ( rumah kami cenderung bergaya simpel dengan satu- dua sentuhan etnis dan panel kayu di sana- sini ), ternyata masih ada urusan lain.

Pasal warna dinding.

Kami sepakati sebagian besar warna dinding untuk rumah kami.

Kecuali satu bidang tertentu. Satu sisi ruang keluarga dan ruang makan.

Bukan warnanya, karena kami sudah pula sepakat bahwa dinding tersebut akan dicat hijau.

Hal yang belum diketemukan titik temunya oleh aku dan suamiku adalah, hijau seperti apa yang akan digunakan untuk dinding tersebut.

homesweethome



Aku menginginkan hijau yang agak muda. Suamiku menghendaki hijau gelap.

Lebih dari dua minggu tak juga diketemukan kata sepakat, adik- adikku mulai membuat urusan warna dinding tersebut menjadi bahan gurauan dalam keluarga besar kami.

“ Dulu waktu mau menikah lupa yaaaaa, “ ujar salah seorang adikku sambil tertawa- tawa, “ Belum membicarakan tentang warna dinding seperti apa yang akan digunakan kalau bikin rumah… “

Lalu mereka membuat rumusan untuk jangan lupa mengingatkan pasangan yang akan menikah agar menyepakati lebih dulu kelak warna dinding seperti apa yang akan digunakan jika pasangan tersebut memiliki rumah, agar terhindar dari 'kerumitan' seperti yang aku dan suamiku alami.

Ha ha ha...

Dasar!



Rumah Impian itu... (2)

Tentang halaman, rumput dan bumbu dapur.

HES Hidayat pada suatu hari menceritakan padaku impiannya tentang sebuah rumah yang memiliki dapur dengan jendela menghadap ke halaman, dimana di halaman tersebut dia akan menanam bumbu- bumbu dapur.

herb-1



Aku sama sekali tak heran bahwa dapur dan bumbu dapurlah yang menjadi fokus impian Hes. Sebab Hes gemar dan pandai memasak. Jadi amat wajar bahwa hal tersebutlah yang sering muncul dalam impiannya tentang rumah ideal.

Namun sebenarnya bumbu dapur yang tumbuh di halaman rumah tampaknya menjadi impian banyak orang, bukan hanya Hes.

Aku juga pernah memiliki mimpi- mimpi yang sama.

Rumah Impian itu... (1)

Tentang rumah, mimpi- mimpi dan harapan.

SERTA kenyataan.

“ Andrea Hirata itu tidak menikah ya, Dee? “

“ Setahuku tidak.”

“ Ya pantas. Kalau aku tidak menikah juga aku mau aja tinggal di rumah di tepi pantai seperti itu…”

Aku terbahak.

Kuti ‘menyebalkan’, pikirku. Kenapa sih dia tidak membiarkan aku bermimpi dan mengkhayal lebih lama?

rumah-kayu



Haruskah Suami Menyaksikan Kelahiran Bayinya?

Kesejukan menyelinap masuk ke dalam rumah kayu…

KABUT pagi belum sepenuhnya hilang.

Dee perlahan meletakkan salah satu dari dua bayi kembarnya – Nareswari, yang bergelang warna pink – ke tempat tidur. Di sebelahnya, sang saudara kembar, Nareswara, terlelap tenang.

baby



Si sulung Pradipta sudah selesai mandi dan mengenakan seragam sekolahnya. Dia berjalan menuju ruang makan. Dee mengikuti langkah sang anak kesana. Kuti tak terlihat. Mungkin dia juga ada di ruang makan, pikir Dee.

Tapi ternyata tak diketemukannya sang suami di sana.

Dee melongok ke arah dapur. Tak juga tampak tanda- tanda keberadaan Kuti.

Saat itu, terdengar suara langkah di luar jendela.

Dee menoleh. Dan dia tersenyum.

Suaminya ada di sana.

Di halaman.

Menjemur baju dan popok- popok mungil milik si kecil Nareswara dan Nareswari.

Sebuah dusta di toko buku....

Bunyi nada dering BB memecah keheningan.

SUARA seorang lelaki terdengar.

"Halo ma..."
.....
"Aku lagi di kantor. Lagi bikin laporan. Aku sibuk banget hingga gak sempat makan di luar. Aku tadi suruh office boy beliin makanan..."
.....

cheat



Aku bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain. Namun kata-kata lelaki itu membuat aku 'terpaksa' memasang telinga. Lelaki itu mengatakan kepada 'ma' bahwa dia berada di kantor. Sedang membuat laporan. Padahal dia berdiri tak sampai satu meter di sebelahku. Dan kami tentu saja tidak berada di kantor manapun. Kami berada di toko buku terkenal berinisial Gr, di pojokan tempat buku komik dipajang.

Satu Langkah ( Kecil ) Saja...

Tentang mentoring, dan sebuah lompatan kecil.

Yang ternyata tidak kecil.

Suatu sore, aku terpana di depan pesawat telepon.

Di ujung sebelah sana, di belahan dunia lain, seseorang yang memintaku menjadi mentornya baru saja mengatakan bahwa dia tak tahu bagaimana cara melakukan satu langkah sederhana yang kusarankan untuk peningkatan karirnya.

Akhirnya kukatakan padanya, baiklah, nanti coba aku pikirkan, barangkali saja dapat aku uraikan satu langkah itu menjadi agak detail, mungkin 1 a, 1 b, 1 c sehingga dia dapat melakukan langkah- langkah tersebut dengan mudah.

footprint



***



Otakku terus berputar. Aku sungguh ingin membantu. Juga, penasaran. Keinginan yang disampaikan oleh mentee berbangsa lain itu logis.

Alurnya jelas.

Dia tak mengatakan ingin meraih sesuatu yang membutuhkan lompatan besar atau perubahan ekstrim. Artinya, keinginannya sederhana dan masuk akal. Tapi bagaimana bahkan untuk sesuatu yang semacam itu, yang menurutku hanya perlu satu langkah ke muka dan waktu kurang dari enam bulan untuk mencapainya, dia tak tahu langkah apa yang harus dilakukan, dan, terlebih, tak tahu bagaimana cara melakukannya?

Kuputuskan untuk membuat sebuah tabel agar dapat digunakannya sebagai referensi. Lalu kutuliskan langkah- langkah yang harus dilakukannya secara rinci.

Dan ketika tabel tersebut telah selesai…

Kembali aku terpana.

Pesta Blogger + 2010: Merayakan Keragaman

Diversity is the one true thing we all have in common. Celebrate it every day


Percayalah...


Keragaman adalah keniscayaan


 Sebab jika seragam yang diinginkan Yang Kuasa


Dia tak 'kan ciptakan banyak ragam


~


Keragaman diciptakan


Agar manusia dapat saling belajar


Saling mengerti


Bertoleransi


Dan setiap manusia


Tetap dapat miliki warna sendiri


Yang berpadu selaras diantara berjuta warna lain...


***


pb2010-1