Antara Dee, Kuti, Luna dan Ariel

Senja yang tenang.

SUNYI di rumah kayu. Si kembar Nareswara dan Nareswari baru saja terlelap,  sementara Pradipta tadi pamit untuk bermain ke rumah Mark, teman sekolah yang juga tetangga mereka.

Dee tertawa- tawa melihat foto Nareswara dan Nareswari yang direka oleh Kuti menggunakan program di komputer. Sesekali dia melirik kedua bayi kembarnya di tempat tidur, ingin tahu apakah ada kemiripan antara si kembar dengan foto- foto rekaan tadi.

“ Coba ‘yang, pinjam laptopnya sebentar, “ kata Dee pada Kuti.

Sang suami menyodorkan laptop yang diminta. Mudah diduga, Dee pasti penasaran ingin mencoba program yang diberitahukan oleh sang suami kepadanya barusan.

Dee mencoba mengutak- atik beberapa model gambar bayi. Dia juga memasukkan dua buah foto dirinya yang diambil pada saat yang berlainan, sekedar ingin tahu apakah dengan dua foto diri yang tak sama hasilnya akan sama. Dan ternyata begitulah adanya. Jadi, program tersebut memang membuat gambaran foto bayi secara unik berdasarkan beberapa detail unik wajah pasangan yang dimasukkan.

Lucu juga melihat beragam hasil foto yang keluar. Program ini cukup menghibur. Memang di halaman websitenyapun ditulis bahwa program ini dibuat untuk hiburan semata, sebab dalam kondisi nyata perpaduan dari gen- gen yang berasal dari suami dan istri sebetulnya lebih kompleks dari sekedar memadukan profil wajah. Still, it’s fun…

Sementara sang istri sibuk dengan laptop di hadapannya, Kuti menyalakan televisi. Dia ingin melihat siaran berita.

Tepat ketika televisi mulai menyala, berita yang tersiar adalah rencana persidangan kasus video porno yang melibatkan Ariel dan Luna Maya.

Kuti tidak terlalu memperhatikan detail berita tersebut. Dee tampak menoleh sebentar ke layar televisi, tapi kemudian kembali asyik dengan komputernya.

Sampai beberapa menit kemudian…

“ ‘yang… sini deh,“ terdengar suara Dee memanggilnya.

Kuti menoleh lalu bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri sang istri yang sambil tertawa- tawa menunjukkan beberapa buah rekaan foto Nareswara dan Nareswari kepadanya.

“ Nara cantik, ya? “ tanya Dee menunjukkan sebuah foto Nareswari. Nara adalah panggilan mereka pada Nareswari.
Kuti mengangguk.

“ Nare juga ganteng, “ katanya tentang Nareswara.

Kali ini Dee yang mengangguk setuju.

Dari televisi, masih terdengar suara penyiar berita yang mengulas beberapa detail mengenai persidangan. Selain nama Ariel, nama Luna Maya juga disebut- sebut.

“ Eh ‘yang, “ kata Dee, tau nggak…

“ Tau apa? “ tanya Kuti.

“ Ternyata memang nggak perlu lho, aku ini jadi secantik Luna… “

nareswarilutiarina

Dengan geli Kuti menatap Dee.

Sudah agak lama kalimat semacam itu tak keluar dari mulut istrinya. Seingat Kuti, sejak rekaman video porno antara Luna dan Ariel beredar yang kemudian diikuti dengan merosotnya kepopuleran pasangan itu, Dee hampir tak pernah menyebut- nyebut lagi nama Luna. Beda dengan dulu, saat Luna masih sangat populer dan menjadi impian banyak lelaki.

“ Kadang- kadang ingin juga ya jadi orang secantik Luna, “ begitu dulu Dee sering berkata. Demi menghibur sang istri, Kuti biasanya menjawab dengan, “ Kenapa? Kamu secantik Luna atau nggak, nggak pengaruh buatku koq… “

Dee biasanya mengabaikan saja bujukan semacam itu dari suaminya. Seperti banyak perempuan di masa itu, dia juga membayangkan betapa akan senangnya menjadi orang secantik Luna Maya. Dia tahu bahwa suaminya mencintai dia, walau dia tak secantik Luna Maya sekalipun. Tapi tetap saja ada saat- saat dimana dia berpikir mungkin memang akan menyenangkan untuk menjadi secantik itu.

Pemikiran itu lenyap dengan segera saat kemudian ada kehebohan tentang rekaman video porno yang beredar itu. Dee sama sekali kehilangan minat untuk menjadi secantik Luna Maya. Sementara Kuti ( dan mungkin pula banyak lelaki lain) juga tampaknya tak lagi memimpikan Luna. Entah mengapa. Mungkin karena sudah tak lagi penasaran, sebab yang dulunya hanya bisa dibayangkan sudah mereka saksikan dengan sangat rinci.

“ Tau nggak ‘yang… kenapa ternyata memang nggak ada perlunya untuk jadi secantik Luna? “

Kuti menggeleng. “ Nggak. Kenapa? “

Dan Kuti terbahak ketika dengan tampang polos sang istri menjawab, “ Karena ternyata aku juga sama cantiknya dengan Luna… “

Ha ha ha, ada- ada saja, pikir Kuti.

Kuti yakin Dee tahu persis bahwa dia sama sekali tak mirip Luna Maya.

“ Gitu ya? “ kata Kuti diantara tawanya.

“ Iiihhh… “ istrinya merajuk, “ Nggak percaya, ya? “

Kuti tertawa lagi.

Dee menjawil lengannya. “ “ Sini… aku tunjukkan buktinya… “ kata Dee pada Kuti. Kuti yang masih terus tertawa- tawa berkomentar, “ Jadi Dee, “ kata Kuti, “ Kamu secantik Luna Maya. Dan aku… seganteng Ariel? “

“ Nggak, “ Dee menggeleng.

“ Oh, nggak? “ kata Kuti.

“ Nggak, “ jawab Dee pasti. “ Kamu lebih ganteng dari Ariel..”

Kuti terbahak lagi.

“ Ha ha ha, begitu ya? “ katanya pada sang istri.

“ Iya, “ Dee mengangguk. “ Sini… lihat ini… “

Kuti memperhatikan layar komputer yang ditunjukkan oleh Dee padanya.

“ Ini Nareswari, “ kata Dee.

Kuti mengangguk. Seraut wajah polos yang manis tampil di layar.

“ Dan ini Luti “ kata Dee menunjukkan foto lain dalam pose yang serupa.

Luti? Siapa itu Luti, pikir Kuti.

“ Lutiiii… “ kata istrinya ketika melihat Kuti tampak tak mengerti. “ Foto Luti itu kombinasi antara foto Luna dengan foto kamu. “

Oh, ya ampun!

Kuti terbahak lagi.

Jadi begitu ya. Luti adalah Luna dan Kuti? Ha ha ha...

“ Dan ini foto Arina… “

Arina? Kali ini dengan segera Kuti paham, “ Arina… Ariel dan Luna? “

Dee mengangguk.

“ Dan lihatlah… “ kata Dee...

“ Foto Nareswari nggak kalah cantik dengan foto Luti kan? Saat fotoku dan foto kamu digabungkan, hasilnya adalah bayi yang cantik. Begitu pula ketika foto kamu dan Luna digabungkan. Dan menurutku kedua bayi itu lebih cantik daripada Arina, kombinasi foto Luna dan Ariel. Jadi… benar dong kesimpulanku bahwa aku secantik Luna Maya, sementara kamu lebih ganteng dari Ariel... “

nareswari-luti-arina2

Kuti terbahak lagi mendengar kesimpulan asal dan tak jelas objektivitasnya itu. Lalu terbit keinginannya untuk menggoda sang istri, " Eh Dee... terus, mana foto bayi hasil gabungan dari fotomu dan foto Ariel? " tanya Kuti.

Dee membelalak. Kuti tertawa sambil mengacak rambut istrinya dengan sayang...

p.s. i love you

6 comments:

sandalilang said...

hehehehe... akh, aslinya aku percaya kok kalo kuti lebih ganteng dari ariel... kalo mbak Dee dengan Luna, itu mah gak bisa dibandingkan... :)

statement pertama benar. statement kedua, mmmm... *mikir dulu, itu ngeledek apa muji? :mrgreen: *

hes said...

.. hahaha pernyataan jebakan batman itu 'apakah aku secantik luna maya?' :lol:

ha ha ha... :lol: d.~

Mawardi said...

kreatif juga nih rumah kayu

erryandriyati said...

GAk mau ARiel aaaaah...
sudah tercemar...

Afgan ajah...hihihi...

Luna???
untung abah gak demen Luna deeeeeh...

ha ha ha. afgan memang tampak lebih ganteng dan representatif dibanding ariel ya ry? ;-)

btw, yakin tuuu abah ngga seneng luna? udah dicek pake lie detector? he he he. just kidding... :lol:

d.~

sweety said...

Pantesnya sich....siLuna ma papahnya...Ariel ma...akuh....xixixi....aw...!

waduh... *garuk-garuk kepala, bingung jawabnya gimana* :mrgreen: d.~

srexAsyangar said...

Foto gabungan Dee and Ariel...?
Aduhhh....Rambut lurus, hidung mancung, alis semi tebal, rahang kuat, kulit halus, leher jenjang, bibir merah tipis merekah....mata sayu....yangelas nggak mirip si Sweety lah...hehe

Post a Comment