anytime i write to the dearest ones, i always save the best for last: p.s. i love you
***
Tentang kembar
ADA kesibukan baru di rumah kayu. Apalagi kalau bukan kehebohan gara-gara lahirnya bayi kembar. Sebagai penulis, aku dan Dee juga ikut 'heboh'. Maklum, ini pertama kalinya kami menulis sesuatu yang bukan berdasarkan pengalaman pribadi.
Di dunia nyata, aku dan Dee tidak punya anak kembar (atau mungkin lebih tepat 'belum punya' ya? Karena bisa saja kapan-kapan....). Jadi beberapa posting yang dibuat asli imajinasi kami, baik berdua maupun sendiri-sendiri.
Sesungguhnya, ide untuk memunculkan bayi kembar juga datang nyaris tanpa rencana. Hanya bincang iseng melalui sms, dan akhirnya diputuskan kalau adik Pradipta itu jumlahnya dua orang. Meminjam istilah Erry Andriati, 'beli satu gratis satu', atau seperti yang dikatakan Pradna sebelumnya, beli satu dapat dua, hehehe.
Tawa dan tangis. Dan bingung
RUMAHKAYU kini semakin semarak. Hadirnya dua anggota baru membuat kesibukan di rumahkayu bertambah. Pradipta adalah sosok yang paling gembira. Dia sangat bangga telah menjadi kakak. Dan adiknya dua pula. Pradipta biasanya langsung 'sewot' jika salah satu adik bayinya menangis.
Dua hari lalu, Pradipta diberi tugas menjaga adiknya karena sang Bunda hendak ke kamar kecil. Dan tiba-tiba salah satu bayi menangis. Pradipta berusaha membujuk. Dengan membunyikan mainan. Bertepuk tangan. Mengelus hingga mengusapkan tangan membelai. Namun adik bayi tetap menangis. Dengan panik Pradipta memanggil bundanya yang terasa sangat lamaaaaaa sekali membuang air (yang seharusnya) kecil.
Pagi yang ramah.
Matahari bersinar hangat, dan dari ruang tamu di rumah kayu terdengar percakapan riang diselingi senda gurau.
Dee dan Kuti sedang mengobrol dengan beberapa kawan lama Dee. Kawan- kawannya dari masa sekolah dulu. Kebanyakan dari mereka sudah pernah bertemu dan diperkenalkan Dee pada Kuti. Hanya ada seorang yang baru pertama kali ini bertemu dengan Kuti.
Mudah diduga, percakapan diisi beragam topik. Dari soal bayi ke pekerjaan di kantor, sampai anak yang mogok sekolah. Dari masalah jalan yang rusak hingga mantan pacar jaman dahulu.
Dan..
‘Reuni kecil’ itu juga dimeriahkan dengan hadirnya oleh- oleh yang dibawa oleh kawan- kawan Dee berupa penganan tradisional yang dulu sering mereka beli di saat istirahat sekolah.
Dee senang sekali. Kawan- kawannya membawakan kue pancong dan awug. “ Tukang kue pancongnya masih yang dulu Dee, Bapak- bapak yang sama dengan jaman kita sekolah dulu, “ kata salah seorang kawan Dee.