Apa yang Ditabur Itu yang Dituai...

Senja mengintip...

KUTI baru saja pulang kantor. Dia kini duduk santai sambil membaca koran sore. Dee yang masih cuti, beres-beres ala kadarnya di rumah. Mumpung sepasang bintang kembar sedang tidur. Pradipta yang semenjak menjadi kakak tak sudi lagi dipanggil 'si kecil' sedang bermain sepeda di rumah Mark.

"Eh 'yang, kamu udah tahu? Pak Kusno Dipuromanggolo  masuk rumah sakit. Kamu gak mau menjenguk?" Kata Dee sambil membawa secangkit teh panas.

Kuti melipat korannya. "Oh ya? Sakit apa dia?"

hospital





Dee mengangkat bahunya. "Katanya sih pendarahan di otak. Yang bikin kasian, gak ada tetangga yang mau menjenguknya. Tadi bi Inah datang dan bilang para tetangga ogah menjenguk. Kamu tau sendiri kan bagaimana sikap pak Kusno selama ini?"

Kuti mengangguk. Tentu saja dia tahu. Pak Kusnoadalah pensiunan pegawai negeri, dan baru pindah ke kompleks sekitar tiga tahun lalu. Dan semenjak pindah, pak Kusno langsung jadi 'bintang'. Dia berselisih dan bermusuhan dengan pak Amir tetangganya. Juga dengan Bu Sitti yang ada di samping rumahnya. Pak Kusno kemudian terlibat perang mulut dengan ibu Rosa dan anaknya yang rumahnya di seberang jalan. Belum lama, pak Kusno mengadukan keluarga pak Togar gara-gara urusan tanah. Perkara berlanjut hingga ke MA dan pak Kusno kalah.

Konon, pak Kusno terpaksa pindah ke kompleks karena bermasalah dengan tetangga di kediamannya yang dulu. Pak Kusno juga bermusuhan dengan semua saudara kandungnya. Pernah, ada keponakannya yang jauh-jauh datang untuk bersilaturahmi. Keponakan ini disambut dengan caci maki dan diusir seperti anjing!!

Begitulah, selama tinggal di kompleks pak Kusno nyaris bermusuhan dengan semua orang. Hanya dengan keluarga rumahkayu dia suka berbicara agak ramah. Itu pun karena anak pak Kusno pernah sama-sama dengan Kuti menjadi panitia di sebuah acara yang digelar di kota.

Dan kini pak Kusno sakit. Dan tak ada tetangga yang menjenguk. Juga saudara.

"Para kerabat pak Kusno telah dihubungi. Namun mereka menolak untuk menjenguk. Mereka bilang, mereka mungkin akan melayat jika pak Kusno sudah meninggal. Namun untuk menjenguk, itu tak akan terjadi," sambung Dee sambil menggelengkan kepala.

"Yah begitulah jika hidup dengan pikiran sendiri, menganggap diri benar dan berpikir bahwa para tetangga adalah musuh yang harus diwaspadai," kata Kuti. "Pada akhirnya, orang akan menuai apa yang ditaburnya..."

"Jadi kamu gak akan menjenguk pak Kusno?" tanya Dee.

Kuti terdiam. Apakah sebaiknya dia menjenguk?

p.s

Posting ini berdasarkan kisah nyata....

picture taken from: news.wafti.org.uk

6 comments:

rice2gold said...

hmm...soal "kesendirian", pak kusno mirip dengan saya :)
soal menabur dan menuai sama persis apa yang terjadi dipagi hari ini, saya baru saja menuai daun ginseng jawa yang dulu saya tanam sebagai sayuran pelengkap mie goreng.....humm..yummi.... :)

Wah daun ginseng jawa plus mie goreng? bagi doongggg... :) ~k

rice2gold said...

soal ribut-ribut?...hmmm saya paling tidak suka ribut-ribut, tapi kalau ada yang jual bolehlah dibeli. Selama harganya masih terjangkau....wkwkwkwkwk.....
btw...kuti seharusnya menjenguk pak kusno, tokh kuti bukan mereka dan tak harus bersikap seperti tetangga dan saudara-saudaranya...menjadi baik karena kesadaran sendiri, lebih baik daripada menjadi baik karena paksaan orang lain.

sip, makasi masukannya, rencananya kita memang akan menjenguk... ~k

rice2gold said...

pak kusno mungkin contoh kasus yang terlalu "mencolok" dan kita bisa dengan segera mengambil sikap dan penilaian, tetapi banyak contoh kasus pak kusno-pak kusno yang lain dalam skala yang tidak terlalu mencolok, dan itu terjadi dalam diri kita sendiri, baik yang disadari ataupun tidak. Terkadang tidak terelakkan dan sengaja "dipelihara" hanya sekedar untuk memberitahu orang banyak...." ini loh saya...."
posting tentang pak kusno ini menjadi pelajaran penting dipagi hari ini buat siapapun, baik penulisnya ataupun para pembaca...


setuju bro, posting ini memang dimaksudkan untuk jadi pembelajaran sekaligus perenungan untuk kita semua... makasi untuk 'hattrick' komennya ;) ~k

erryandriyati said...

waduh...
baruuuuu aja mau bikin postingan dengan judul yang sama di atas....
Tapi ceritanya mah beda...
Kalo postingan ku udah keluar...jangan dianggap plagiat ya mba...hihihi...

erryandriyati said...

Tengokin aja laaaaah...

Sebisa mungkin selalu berusaha dateng dan ikut shalat in orang yang meninggal...

Cuma itu aja yang bisa kita lakukan buat mereka soalnya....

mechta said...

Klo kata orang jawa itu 'keweleh'...tapi kalo memang sempat ya ditengokin, kan membuat org senang itu berpahala... Tapi jgn berharap terlalu tinggi...alias bersiap atas semua kemungkinan penerimaannya...hehe...

Post a Comment