Karena Aku Cinta Padanya...

Masih tentang ASI.

AIR Susu Ibu.

Dan bicara tentang ASI, bagiku, tak kan dapat dipisahkan dengan ingatan akan berbotol-botol ASI beku di dalam freezer.

ASI beku?

Ya. ASI beku.

Aku adalah seorang ibu bekerja. Dan karenanya, setiap kali setelah melahirkan seorang bayi saat menjelang kembali ke kantor, ada satu ‘ritual’ khusus yang kulakukan.

Yaitu: menampung ASI.

asi



Sekitar sebulan, atau paling sedikit tiga minggu menjelang tanggal aku harus kembali kekantor, saat ada jeda ketika sang bayi sedang tidur, aku menampung ASI-ku. Memasukkannya ke dalam botol susu steril,lalu kuberi nomor, tanggal dan jam. Kemudian membekukannya.

ASI beku yang terkumpul inilah yang kelak akan diberikan pada bayiku saat aku sudah harus kembali ke kantor.

Dulu, kampanye ASI eksklusif meliputi waktu 4 bulan pertama kelahiran bayi. Belum 6 bulan seperti saat ini. Dan itulah yang kutekadkan harus bisa tercapai. 4 bulan ASI eksklusif itu.

Cuti hamilku sendiri hanya 3 bulan. Biasanya aku mulai cuti sekitar dua minggu menjelang melahirkan. Disambung dengan sisa cuti tahunan, jumlahnya tak kan dapat mencapai 4 bulan. Paling ‘mentok’ tiga bulan lebih sedikit. Dan selisih dua atau tiga minggu dari jatah cuti sampai rentang waktu 4 bulan dimana target ASI eksklusif perlu diberikan inilah yang kusiasati dengan stock ASI beku tersebut.

***



Seperti yang kuceritakan sebelumnya, anak sulungku dan seorang adiknya dilahirkan di kota kelahiranku. Aku kembali ke rumah ibu saat melahirkan hingga waktu cuti hamilku habis. Tentu saja dengan rencana bahwa saat aku sudah harus kembali bekerja dan kembali ke rumahku sendiri di kota lain, bayi yang baru saja kulahirkan juga akan ikut serta tinggal denganku di rumah kami sendiri.

Tapi rencana itu ternyata tak dapat dijalankan bagi bayi mungil putri sulungku itu.

Karena,ketika dia mendapatkan imunisasi BCG-nya yang pertama, reaksi tubuhnya ternyata sangat sensitif. Dia kemudian harus mendapatkan obat karena itu. Dan dokter yang merawatnya tidak dapat memastikan apakah reaksi sensitif ini hanya akan terjadi pada imunisasi BCG atau pada semua jenis imunisasi yang kelak diberikan padanya.

Waduh.

Akhirnya, dengan berat hati dan berbagai pertimbangan, saat aku sudah harus kembali ke kantor, bayi mungilku tetap tinggal bersama nenek dan kakeknya, kedua orang tuaku, di kota kelahiran.

Suamiku tetap dengan jadwal yang sama seperti sebelumnya, menengok bayi kami di akhir minggu. Datang hari Jumat malam dan pulang pada Senin subuh. Kali ini bersama aku. Jadi, kami berdua menjalani rutin tersebut setiap akhir minggu.

Aku sendiri, karena urusan ASI, menambahkan satu jadwal pulang lagi di hari Rabu sore. Jadi di Rabu sore, aku bergegas dari kantor menuju stasiun kereta api lalu naik kereta selama tiga jam untuk pulang menemui bayiku dan memberikan ASI semalam,kemudian keesokan harinya, Kamis jam 5 pagi aku kembali naik kereta dan langsung berangkat ke kantor dari setasiun kereta api di kota tempatku bekerja.

Jadi walau tinggal di kota yang berlainan, bayiku tetap memperoleh ASI langsung dari aku pada akhir minggu antara Jum’at malam hingga Senin subuh, plus pada Rabu malam sampai Kamis subuh.

Di hari- hari diantara itu, ASI bekulah yang menyambung hidupnya.

Di jadwal minum susunya, ibuku akan mencairkan ASI beku yang ada di kulkas berdasarkan nomor urut yang terkecil (jadi metode inventory ASI ini adalah FIFO, First In First Out ), lalu ASI yang telah dicairkan tersebut yang kemudian diberikan pada bayiku.

Sementara itu, aku di kota lain, tetap harus ‘ berjuang ’ untuk selalu menambah stock ASI tersebut. Jangan tanyakan lagi bagaimana hebohnya. Baik di jam- jam tertentu di kantor, maupun di banyak saat lain di rumah, kutampung ASI-ku, kumasukkan ke dalam botol steril, kuberi nomor, tanggal dan jam, kubekukan,dan…

Dua hari sekali asisten rumah tangga kami berangkat menuju kota kelahiran dengan satu termos es yang penuh berisi botol-botol ASI beku serta berkotak-kotak es batu untuk memastikan agar ASI tersebut bisa tetap beku saat tiba di rumah ibu, dimana bayiku berada. ASI beku yang dibawanya itu kemudian dimasukkan kembali kedalam freezer di rumah ibu.

Aku harus mengakui, memberikan ASI dengan bayi di dalam pelukan, merasakan kehangatan tubuhnya, menatap mata serta senyumnya serta bercakap-cakap, menyanyi dan bersenda gurau dengan makhluk mungil itu sungguh kenikmatan dan kebahagiaan tiada tara. Namun sebaliknya, menampung ASI di dalam botol sebetulnya tidak enak. Ada banyak kerepotan dan rasa nyeri yang terlibat.

Tapi kulakukan juga semua kerepotan itu. Kuabaikan rasa nyeri. Dan hal tersebut terbayar. Bayiku, anak sulung yang tinggal di kota yang berlainan denganku itu, berhasil mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan

Di usia menjelang 5 bulan, bayiku mulai mendapatkan makanan tambahan berupa buah disamping ASI, baik langsung dariku maupun ASI beku yang dicairkan. Selama 7 bulan pertama dalam hidupnya, dia sama sekali tak diberi susu kaleng.

Ritual pengiriman-ASI-beku-antar-kota seperti itu terus berlanjut selama hampir setahun lamanya.

Jangan tanyakan padaku mengapa aku memilih jalan yang serumit itu. Mengapa tidak ‘merelakan’ saja bayiku memperoleh tambahan susu kaleng ketika situasi mengharuskan kami terpisah jarak sekitar 200 KM seperti itu.

Jangan tanya aku karena jawabannya sudah jelas: karena aku mencintainya. Karena aku mencintai anakku dengan kedalaman yang amat sangat sehingga apapun akan kulakukan baginya…

p.s. i love you...



picture taken from: http://w3.xs.edu.ph/?p=6600
Sculpture “The Bond” for UNICEF to commemorate Breastfeeding Month.

( bagian 2 dari serangkaian tulisan; bersambung... )

20 comments:

Kang Yudhie said...

bicara masalah cinta selalu menyejukkan..

dan menghangatkan... ( eh, sejuk dan hangat itu sebetulnya ngga sama ya? he he... jadi khusus untuk cinta, sejuk dan hangat bisa ada dalam satu wadah? :-) ) d.~

Kang Yudhie said...

hehehe.. ternyata masuk posting pilihan ..

he he... artinya isi folder 'twinkle-twinkle little star' di blog rumahkayu bertambah lagi satu ya..

( folder itu isinya dokumentasi kami untuk posting2 yang masuk post pil. kadang-kadang rumahkayu ( baca: kuti-- aku sih tidak... kalo aku mending mengkhayal daripada repot2 nulis data :mrgreen: ) suka bikin post berisi data statistik terutama dulu waktu rumahkayu masih rajin bikin posting berisi self review setiap kali 'monthlyversary'... ) :-) d.~

rie76 said...

love and life..sometiomes could be an oposite side of needs...

kang yudhie said...

rumahkayu emang top dah..

salam

sukangeblog said...

wah postingan yg sangat menyentuh...

untung aja waktu itu PLN gak ngadat ya? ato udah siapkan 'plan B' berupa generator? ;)

husin said...

orang rela melakukan apapun atas dasar cinta...

Lamunadi said...

Ritual khususnya bernama 'memerah susu' yaa ...... :)

uni said...

salut untuk perjuangannya kak :)

muthie said...

inspirational...
saya sekarang bekerja dan agaknya akan mengalami hal serupa beberapa tahun lagi @_@
sebelumnya saya tidak bisa menemukan solusi tentang bagaimana caranya mengurus baby sambil bekerja, tapi setelah membaca ini agaknya there's always a way ya :)

harianja said...

wah bener2
hebat ya seorang ibu itu.

bathroom doors said...

Gak kebayang bila saya harus berpisah dengan my baby...

Bibi Titi Teliti said...

waduh mbaaaaa....
pengorbanannyaaaaaa....
salut deeeeeeeh :)

Aku juga nyesel banget waktu Kayla gak sempet ASI eksklusif dan nyampur botol...hiks..dan pas kesini sini malahan jadi banyakan botol nya...

Makanya pas Fathir aku bela belain banget deh...

Srex said...

koment apa yaa.....
Oya, imunisasi BCGtermasuk imunisasi dg reaksi type lambat, tapi pada anak/bayi yg memiliki antibodi kuat bawaan si ibu, entah intrauterin atao dari ASI memang akan menjadi cepat reaksinya, karena pada dasarnya si bayi udah punya kekebalan alami, sehingga begitu masuk antigen BCG, maka reaksinya menjadi cepat, dan itu wajar merupakan efek positif dari ASI eksklusif...(bukan "kaleng" nya yg genuine leather...hehe)

dbloggersuroboyo said...

beruntung banget ya si bayi punya ibu seperti anda :D

Mawardi said...

Cinta memang kekuatan yang mengagumkan bagi siapa saja yang memilikinya

vieta said...

great mother,,,inspiring me,,,

berwisata said...

semoga skrg bayinya sudah tumbuh menjadi anak yg sehat dan cerdas . .

suarahati said...

Ya ampuuun, kebayang repotnya waktu itu yaah, tp emang, a good mom will do everything for her angel "kan??aahh...aku angen masa2 menyusui itu....memandang dan mengelus wajah bayi mungil yang sdg lahap menyedot ASI kita adalah pemandangan yang paling indah yah mba....

bedroom colors said...

Pengorbanan orang tua - terutama ibu, baru bisa kita resapi saat kita sudah menjadi orang tua dalam arti sesungguh nya. Jadi inget sama emak dan abah...miss you mak...abah.

yuniarinukti said...

Bayi yang beruntung, yang selalu mendapatka ASI...

Eh Mba kok komentku di postingan 'Fiksi yang Merasuk dalam angan' kok selalu kena moderasi kenapa ya??

Post a Comment