Skotel Makaroni

Burung- burung menyanyi. Sang Surya menyebarkan sinarnya.

DEE baru saja selesai memandikan dan mengganti baju si kembar Nareswara dan Nareswari dan bersiap- siap hendak memberi mereka makan ketika telepon berdering.

" Sebentar sayang, ya, " kata Dee pada kedua bayinya, " Bunda angkat telepon dulu. "

Nareswara tertawa menatap bundanya. Nareswari menjawab sapaan itu dengan bunyi- bunyi lucu dari mulutnya. Dee dengan gemas menjawil pipi bayinya dan bergerak mengangkat telepon.

" Oh, ya tentu Kak, boleh. Datang saja... " terdengar suara Dee menjawab pertanyaan dari ujung sana.

Cintya, keponakan Dee rupanya yang menelepon.

" Kakak libur apa? " tanya Dee lagi. Lalu tampak dia mendengarkan jawaban di sana. " Ooo... anak kelas 3 sedang ujian? Ya sudah, ayo mainlah kesini," jawab Dee.

Lalu tampak dia mendengarkan lagi dan menjawab kembali, " Boleh... berapa orang temanmu? Dua? Oh ya, boleh dong... "

Cintya rupanya meminta ijin pada Dee untuk mengajak dua orang kawannya turut datang ke rumah kayu.

macaroni12





Dee menutup telepon dan bicara pada kedua bayi kembarnya. " Kak Cintya mau datang, katanya. Nanti ada temannya juga mau ikut datang. Namanya kak Nurul dan kak Dhania... Haaa, senang ya? " Dee tertawa- tawa bicara pada si kembar yang terus menatapnya dan menjawab dengan tawa lebar yang lucu, menampakkan gusi tak bergigi mereka.

" Ayo sekarang... kita makan duluuu... " kata Dee pada kedua bayinya.

Pagi itu keduanya mendapat jatah pisang dan air jeruk. Nareswara menghabiskan porsi yang lebih banyak jumlahnya dari Nareswari. Dee tertawa- tawa melihat bayi lelakinya begitu bersemangat menerima suapan pisang yang diberikan padanya sementara bayinya yang perempuan agak lebih tenang.

" Enak yaaa... " kata Dee pada bayi- bayinya. Lalu dia bicara lagi pada mereka, " Nanti bunda bikin apa yaaa untuk kakak dan teman- temannya. Yang gampang- gampang saja ya. Nanti deh kalau anak- anak bunda yang ini sedang bobok, bunda masak sebentar..." kata Dee lagi pada Nareswara dan Nareswari.

Dee tahu bahwa tak lama tak lama setelah mereka makan, setelah bermain- main sejenak keduanya akan tidur sejenak. Dan benar begitulah yang terjadi. Dee memberi keduanya ASI ketika dilihatnya kedua bayinya mulai mengantuk dan tak lama kemudian si kembar terlelap dengan damai.

Dee mencuri waktu saat bayinya tidur untuk menengok persediaan bahan makananya. Tak kan sempat lagi sengaja berbelanja. Dia akan membuat sesuatu dari bahan- bahan yang ada di rumah saja.

Ditengoknya lemari, masih ada makaroni di sana. Dibukanya lemari es dan freezer, dan dengan gembira Dee mendapati bahwa dia masih memiliki sejumlah wortel serta daging ayam asap serta keju.

Ah, baiklah pikir Dee, ini saja yang dimasak. Dia akan membuat skotel makaroni saja.

Dee membuka lagi kulkasnya. Mencari- cari sebentar, tapi tak ditemukannya jamur yang dicarinya. Ya sudah, pikirnya, tak usah menggunakan jamur kali ini.

Dee menyiapkan bahan- bahan masakannya dan tak lama kemudian semua siap dimasukkan ke dalam panggangan.

***



Tepat ketika Dee mengeluarkan pinggan berisi skotel makaroni dari panggangan, suara bel di pintu halaman berdering.

Ah, itu pasti kakak, pikir Dee. Diletakkannya pinggan yang masih panas tadi dengan hati- hati di atas meja dan dibukanya pintu.

Benar, Cintya dan kedua kawannya yang datang.

Dee membukakan pintu pagar bagi mereka. Kedua kawan Cintya mengulurkan tangan memberi salam sementara Cintya memeluk dan mencium Dee sambil menanyakan Pradipta dan adik kembarnya.

" Dipta masih di sekolah, kak, " kata Dee pada Cintya. Lalu dia menanyakan Pratama. Cintya menjawab bahwa Pratama tidak libur sehingga tak turut berkunjung.

Dee mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk sambil berkata pada Cintya, " Kak, " kata Dee, " Itu tante bikin skotel makaroni, nanti ambilkan untuk teman- temanmu ya. Untuk minumnya, kalau mau sirup ada di dapur. "

Cintya mengangguk. " Ya, tante, makasih, " jawabnya, lalu menoleh pada kawan- kawannya menawarkan sirup dan skotel makaroni yang dibuat Dee. Kedua kawannya mengangguk menerima tawaran tersebut.

Cintya menyiapkan minum dan memotong skotel makaroni bagi kawan- kawan, dirinya serta untuk Dee.

Dee mengobrol dengan kawan- kawan Cintya sambil mereka bersama menikmati makaroni itu. Dia memang selalu senang mengobrol dengan kawan- kawan anak maupun keponakannya. Mereka lucu- lucu, menurut Dee. Berapapun umurnya, mereka lucu.

Kawan- kawan Pradipta sering menceritakan hal- hal yang membuat Dee terpingkal geli. Tapi anak- anak remaja seusia Cintya juga memiliki sifat lucu yang juga bisa membuat Dee tertawa- tawa saat mengobrol dengan mereka.

" Tante, " tiba- tiba Dhania berkata, " Ini enak. Boleh minta resepnya? "

Dee tertawa.

" Ha ha, boleh, " jawab Dee, lalu menoleh pada Cintya, " Kak, coba tolong ambilkan kertas dan ballpoint di dekat telepon itu... "

Cintya berdiri mengambil apa yang diminta Dee lalu menyodorkan kertas serta ballpoint itu pada Dhania yang lalu mencatat sementara Dee mendiktekan bahan- bahan skotel makaroni tadi padanya.

Dhania mulai menulis di kertas yang tadi diberikan Cintya. 

SKOTEL MAKARONI

Bahan:

60 gram mentega/ margarin
2 siung bawang putih, memarkan
200 gram bawang bombay, cincang halus
500 gram wortel, potong bentuk dadu
3 1/2 gelas kaldu ayam
225 gram makaroni
8 butir telur
Garam secukupnya
Merica secukupnya
Pala bubuk secukupnya
2 gelas susu cair
200 gram daging ayam asap, suwir- suwir
300 gram keju parut


Dhania memberi catatan di bawahnya: bila suka bisa ditambah jamur merang.

Dia kemudian mencatat cara memasaknya.

1. Rebus makaroni sampai matang lalu tiriskan.

2. Panaskan mentega/ margarin, tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.

3. Masukkan wortel dan kaldu, serta pasta tomat. Terus masak sampai wortel masak dan kaldu mengental dan berkurang.

4. Kocok telur, masukkan garam, merica serta pala, aduk. Masukkan susu dan daging ayam asap yang telah disuwir- suwir, aduk rata.

5. Masukkan makaroni, bahan- bahan yang tadi ditumis serta keju parut ( sisakan sedikit keju parut untuk ditaburkan di bagian atas ). Aduk.

6. Tuang adonan ke dalam pinggan yang telah diolesi margarin/ mentega. Ratakan. Taburi permukaannya dengan keju parut.

7. Masukkan pinggan berisi adonan ke dalam oven, masak sampai matang, angkat, keluarkan dari oven. Setelah dingin potong- potong dan hidangkan.

***



" Gampang kelihatannya ya tante, bikinnya, " komentar Dhania.

Dee tertawa sambil mengangguk. Ya, gampang, dan cepat. Dee sering membuat skotel makaroni ini jika ada tamu yang datang sementara dia tak lagi sempat memasak sesuatu yang lebih rumit atau berbelanja khusus.

Dhania memasukkan lagi sesendok makaroni ke dalam mulutnya sambil bergumam bahwa dia akan mencoba membuat skotel makaroni dari resep yang diberikan tadi di rumahnya...

p.s. i love you

4 comments:

Mechta said...

Ikutan nyatet ah.. Prakteknya? Kapan-kapan.. ;)

blacktiger said...

bisa dikirim ke batam? :)

anny said...

Wihhh schotel macaroni, pas banget buat bekal sarapan ke kantor, ngutip resepnya ya mba dee , he..he...bisa gak ya kl schotel dikukus? btw rasanya lbh mantap kl dipanggang ya :D

hes said...

Schotel kukus mah andalah sayah teh ani :D *secara ga punya oven* tetep enak kok lebih lembut menurut sayah mah.

Post a Comment