Buku Puisi, Puding Coklat dan Persahabatan

Buku puisi, puding coklat dan hangatnya persahabatan…

ITULAH yang dibawa Hes, Wicak dan kedua anaknya yang lucu saat bertandang ke rumah keluarga kami di dunia nyata hari ini.

Mudah diduga bahwa ini adalah janji lama yang baru terpenuhi, sebab kunjungan semacam ini sudah lama kutawarkan dan juga sudah lama dijawab dengan janji bahwa itu akan terjadi.

Buku puisi, puding coklat dan hangatnya persahabatan…

buku-manterakata



Lama sebelum kami sendiri, Hes dan aku, menjadi dekat, aku sudah selalu terserap dalam keindahan puisi- puisi di blog manterakata yang dimilikinya berdua dengan Wicak, suaminya. Ada satu hal yang tak pernah berubah dari manterakata, yaitu bahwa setiap saat aku mengunjunginya, aku seperti tersihir, dan terserap masuk begitu dalam pada keindahan kata- kata yang bertebaran disana.

Tentang manterakata dan puisi- puisinya, belakangan ternyata Hes bahkan lebih berbaik hati lagi. Saat blog padepokanrumahkayu hadir, dan kami, Kuti dan aku, menggunakan beberapa nama blog kawan- kawan sebagai nama pendekar- pendekar dalam cerita silat di dalam blog itu, Hes sempat mengatakan sesuatu yang tampak iseng tapi di belakang hari akhirnya memang menjadi sumber inspirasi dan bagian penting dari cerita silat berjudul Darah di Wilwatikta yang tayang di blog padepokanrumahkayu.

Ketika itu, Hes mengatakan hal yang kira- kira bunyinya adalah: asyik juga ya kalau ada kisah tentang pemilik kedai yang jadi tempat banyak pendekar berkumpul.

Dan celetukan itulah yang kemudian, di episode 13 di blog padepokanrumahkayu terwujud dalam bentuk sebuah kedai bernama Pawon Mantera Kata.

Pawon, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya dapur. Mengingatkanku akan kepiawaian Hes yang lain selain menyihir pembaca dengan kata- kata, yaitu memasak dan mencatatnya dalam sebuah blog kuliner bernama masukdapur.

Bukan hanya berbaik hati meminjamkan nama blognya untuk dipergunakan menjadi bagian dari cerita silat yang kami tulis, Hes lebih jauh lagi juga berbaik hati mengijinkan kami untuk mengutip puisi- puisi indah di manterakata jika kami membutuhkannya untuk menjadi bagian dari cerita silat di Padepokan Rumah Kayu.

Ada yang unik tentang hal ini, yaitu bahwa beberapa hari yang lalu Hes menghubungiku dan meminta ijin untuk meminjam judul episode 25 yang ditulis Kuti di padepokanrumahkayu untuk menjadi judul puisinya.

Kuijinkan, tentu saja, dan dengan bergurau, kukatakan padanya bahwa kapan- kapan akan kupinjam lagi puisi itu untuk menjadi bagian dari cerita silat kami. Ha ha ha…

Kukatakan pada Hes, bahwa tampaknya apa yang pernah dikatakannya padaku saat kami mulai berteman dan sering berkomunikasi benar adanya. Ketika itu Hes mengatakan bahwa kadangkala bertetangga itu tidak mudah, tapi dengan tetangga yang baik, kita bisa saling meminjam gula.

Hes bagi kami adalah tetangga yang baik itu. Dan kami memang saling ‘meminjam gula’. Beberapa kali saat kami membuat posting di blog rumahkayu, Hes tertantang untuk menguji resep yang dimuat di rumahkayu, atau bahkan membuatkan resep masakan baru berdasarkan tulisan yang dimuat sebagai posting di blog rumahkayu, termasuk yang sangat unik serupa lauk dari pisang, misalnya.

Bukan hanya Hes, tulisan Wicak di manterakata tentang masa kecil juga pernah menjadi sumber inspirasi tulisanku di blog daunilalang.

Hes sampai saat ini juga tercatat sebagai blogger yang beberapa kali menjadi blogger tamu di rumahkayu. Dan tak akan pernah kulupakan ‘kenakalannya’ ketika tanpa terduga saat pertama kali dia menjadi blogger tamu di rumahkayu, Hes membuat aku dan Kuti terpaksa berpikir keras bagaimana membuat posting untuk merangkai tulisannya yang menceritakan bagaimana Pradipta tampak sedih dan prihatin sebab melihat kedua orang tuanya berselisih pendapat.

Hes menulis cerita tentang membuat cup cake untuk menghibur Pradipta hari itu. Tulisan nakal Hes tentang selisih pendapat tersebut kami rangkai lagi dengan beberapa buah posting yang ternyata berujung panjang.

Betul, berujung panjang, sebab, rangkaian cerita tersebut menjangkau masa 30 tahun kemudian, ketika Dhanapati dan Kiran yang dalam tulisan di blog rumahkayu merupakan putra- putri Pradipta ternyata tak lagi dapat menyaksikan ikan hiu sebab ikan tersebut telah punah. Tulisan yang kemudian menjangkau topik tentang kelestarian alam.

Cerita tentang cup cake-nya sendiri juga masih muncul 30 tahun kemudian itu, ketika Dee dan Kuti membawakan oleh- oleh untuk Pradipta setelah bertemu dengan Hes di sebuah kopdar: cup cake bergambar kereta api, seperti yang pernah diterimanya dulu.

Cup cake bukan satu- satunya buah tangan Hes untuk penghuni rumahkayu. Saat si kembar Nareswara dan Nareswari lahir, Hes pulalah yang membuat bubur merah dan bubur putih untuk selamatan kelahiran si kembar.

Buku puisi, puding coklat dan kehangatan persahabatan…

Tulisan- tulisan tentang Dhanapati dan Kiran, serta kopdar dan oleh- oleh cup cake itu terjadi jauh sebelum aku sendiri bertemu secara nyata dengan Hes dan Wicak. Dan sampai hari ini, mereka belum berkesempatan bertemu dengan Kuti, walau aku tahu bahwa kedua belah pihak menginginkan terjadinya pertemuan ini.

Aku sudah pernah berjumpa dengan Kuti dan keluarganya. Dan sungguh aku berharap bahwa pertemuan antara kami beserta seluruh keluarga kami ini akan dapat terjadi suatu saat nanti. Bayangkan, betapa serunya jika pertemuan akrab beberapa keluarga dapat terwujud.

Buku puisi, puding coklat dan hangatnya persahabatan…

Hari ini, si kecil Bim dan Bul bergabung dengan anak- anakku bermain di dalam tenda dan terowongan di garasi rumah kami. Hujan yang turun sejak pagi menghalangi niat untuk membuka tenda yang lebih besar yang sejatinya sudah disiapkan untuk dibuka di halaman rumah. Walau begitu, kegembiraan dan keceriaan mereka tampaknya tak terkurangi walau akhirnya yang dapat dibuka hanya tenda yang lebih kecil dengan sebuah terowongan parasut warna warni yang terhubung dengannya.

Anakku yang kecil membuat tulisan untuk dipasang di dekat tenda yang dibuka di garasi tempat mereka bermain. Ucapan selamat datang bagi Bim dan Bul.

playing-island



Wecome to Playing Island, begitu bunyinya.

Dan ah, betapa senangnya hatiku.

Aku selalu merasa senang dan bahagia jika persahabatan dari salah satu anggota keluarga dapat berkembang menjadi pertemanan seluruh keluarga. Hari ini, seperti yang telah pernah terjadi dengan banyak temanku yang lain, persahabatanku dengan Hes yang bermula dari kegiatan menjadi blogger berkembang menjadi pertemuan seluruh keluarga kami. Hal serupa beberapa waktu yang lalu juga terjadi saat keluargaku bertemu dengan keluarga Kuti di sebuah tempat yang sangat indah.

Itu, bagiku, seperti mimpi- mimpi yang tercapai. Terwujudnya mimpi indah, seperti tulisan yang digoretkan Hes dalam buku manterakata yang diberikannya padaku: dreams that we dare to dream really do come true – kalimat yang diambilnya dari penggalan lagu favorit kami, Over the Rainbow.

dream



Semoga, seperti apa yang pernah dituliskan dalam rangkaian cerita kami di blog rumahkayu, persahabatan kami akan dapat berlangsung panjang hingga berpuluh tahun ke depan. Dan semoga, sekian puluh tahun lagi aku akan kembali dapat mencicipi puding coklat yang amat enak yang dibuat oleh Hes dan dibawakan sebagai buah tangan tadi… ha ha ha…

p.s:

Selamat untuk Hes dan Wicak atas terbitnya buku Manterakata ( dreams that we dare to dream really do come true! ) , dan terimakasih banyak juga untuk Melly yang tadi juga bergabung bersama kami. Cepat sembuh ya, Mel!

We love you all..

4 comments:

mechta said...

wah..ini cerita ketemuan kemarin ya...senangnya!!
*puding coklat mungkin sdh habis, tapi bukunya masih kan? siap2 minjem...hehe*

puding coklat masih ada sedikit... enak bener deh... kapan2 mau coba bikin sendiri ah. mechta kalo mau bikin pudingnya itu aku kasih link-nya di posting ini ke resepnya di masukdapur.

tentang buku manterakata.. ha ha ha.. aku itu buku puisi yang diberikan temanku lebih dari sepuluh tahun yl aja masih suka aku baca bolak- balik... jadiii... kalo tentang pinjam buku manterakata, ehm... kayaknya antrinya bisa puluhan tahun deh... ha ha ha ;-) d.~

hes said...

Terima kasih ya mba d karena diijinkan ngeberantakin rumah mba d yang nyaman, untuk sambutan keluarga mba d yang hangat, dan untuk kepercayaanya dalam persahabatan ini :)

kelak tentu saja mba d dan keluarga juga harus mengunjungi rumahku ..somewhere over the rainbow ;)

melly said...

waaah kok aku gak kebagian puding coklatnya? hahaha

padahal kemarin pengen makan banyak2 dirumah mba De, tapi sayang sungguh sayang :P
seneng deh bisa gabung dengan keluarga mba de dan mba hes..
lain kali pengen ngumpul lagi..

makasih yah mba, buat kehangatan di rumahkayu :)

hehe, puding coklat dibuka setelah pada pulang... he he he :D
makasih sudah datang ya mel... d.~

nina said...

… NICE …. ^_^v ……

:mrgreen: :neutral: :twisted: :shock: :smile: :???: :cool: :evil: :grin: :oops: :razz: :roll: :wink: :cry: :eek: :lol: :mad: :sad:

http://digimon-world-x.blogspot.com/
http://pokemon-leaf-green-x.blogspot.com/

Post a Comment