Tugas Utama Seorang Blogger Adalah...

Hari Minggu yang hangat di rumah kayu.


Keharuman cake pisang menyebar dari arah dapur. Cintya dan Pratama serta Pradipta yang berada di dapur saat itu. Para keponakan Dee berada di rumah kayu untuk menginap di akhir minggu dan menemukan ada banyak pisang di dapur. Pisang yang dibeli Dee dari bik Inah sehari sebelumnya.


Cintya dan Pratama dengan spontan berdiskusi, mengingat- ingat resep cake pisang. Kedua keponakannya ini memang gemar memasak serta membuat kue. Biasanya setelah itu dengan semangat yang sama seperti ketika sedang mengolah adonannya, mereka juga dengan seru akan membahas dan mengevaluasi hasilnya...


***


blogging




Dee dan Kuti sedang berada di ruang tengah bersama si kembar saat itu. Mereka sedang tertawa- tawa melihat tingkah Nareswara dan Nareswari ketika ketiga anak yang tadi berada di dapur tiba- tiba muncul di ruang tengah.


Nareswara dan Nareswari sudah mulai pandai mengoceh sekarang. Dan Dee serta Kuti sangat senang bergurau dengan mereka. Menjawab ocehan yang keluar dari mulut mungil si kembar, bercerita dan juga menunjukkan beberapa gambar sederhana dari buku.


“ Sudah matang kuenya? “ tanya Dee pada Pradipta ketika melihat dia dan kedua sepupunya datang mendekat.


Pradipta menggeleng, “ Masih dipanggang, Bunda... “


“ Nunggu matangnya di sini saja, bisa sambil main dengan adik Nara dan Nare, “ kata Cintya, menjelaskan pada Dee mengapa mereka meninggalkan dapur.


Dee mengangguk sambil tersenyum.


“ Kak, " kata Dee pada Cintya yang mengambil posisi duduk di dekatnya sembari menggelitiki kaki Nareswari, " Masih ikut PMR? "


Cintya mengangguk, “ Masih tante... “


“ Lagi bikin apa sekarang? “ tanya Dee lagi.


“ Belum ada kegiatan besar lagi tante. Ada latihan dan sertifikasi rutin aja. Kemarin sebelum ulangan akhir semester baru bikin lomba antar sekolah...”


“ Sibuk dong? “ komentar Dee.


“ Ya begitulah,” jawab Cintya sambil mengangguk. “ Tapi seru koq, tante... “


Lalu sebelum Dee mengatakan apapun gadis itu menyambung kalimatnya, “ Menjelang ulangan umum kemarin kegiatannya vakum dulu tante, fokus belajar dulu... Sekarang baru mulai lagi... “


“ Ooo, begitu. Menarinya juga masih terus, kak? “ tanya Dee lagi.


Cintya mengangguk. “ Ya, masih... “


Dee tertawa senang. Dia setuju bahwa anak- anak perlu memiliki kegiatan ekstra diluar kegiatan pokoknya belajar. Kegiatan- kegiatan ekstra tersebut akan dapat mendidik anak- anak tentang banyak hal yang tak diperoleh di dalam kelas. Pada akhirnya nanti keterampilan yang didapat di dalam kejas akan berpadu dengan ‘soft skill’ yang mereka peroleh dari kegiatan- kegiatan ekstra di luar jam sekolah.


“ Pintar- pintar ngatur waktu aja, Kak,” kata Dee, “ Semua kegiatan itu bagus, tapi tetap harus disadari bahwa tugas utama seorang pelajar itu ya belajar, sementara kegiatan- kegiatan seperti PMR atau menari itu kegiatan tambahan. Prioritas ini yang harus selalu diingat. “


Cintya mengangguk. Tentu saja dia mengerti apa yang dimaksud oleh Dee. Tak ada masalah tentang itu.


“ Ya tante, “ jawab Cintya, “ Aku ngerti koq bahwa walau aku dapat penilaian bagus saat sertifikasi PMR atau walau aku dapat menari dengan baik, tapi saat mendaftar ke sekolah dulu, aku daftar untuk mengikuti pelajaran, bukan untuk ikut PMR atau menari, “ jawabnya, “ Aku juga ngerti bahwa nilai raportku nggak akan bisa jadi bagus atau aku akan bisa lulus sekolah kalau aku nggak menguasai materi pelajaran dengan alasan sibuk PMR atau pentas menari... “


Dee mengangguk. Lalu tiba- tiba dia tertawa kecil.


Kuti menoleh pada istrinya. Ingin tahu kenapa Dee tertawa.


“ Kenapa ketawa, Dee? “ tanya Kuti.


“ He he... nggak... “ jawab Dee sambil masih tertawa- tawa. “ Aku cuma jadi mikir... “


Kuti menanti.


“ Itu lhoooo, “ Dee berkata lagi, “ Dari pembicaraan dengan kakak tadi kan bisa diambil kesimpulan bahwa merupakan fokus yang keliru jika ada murid yang mengabaikan kegiatan utama yaitu belajar dengan alasan sibuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler... “


Hmmm.


“ Lalu? “ tanya Kuti.


“ Ya ituuu.. “ Dee tertawa- tawa lagi. “ Jika dihubungkan dengan kegiatan ngeblog, maka analoginya... he he he... jelas kan apa sebetulnya kegiatan utama seorang blogger? “


Kuti terbahak. Dia tahu kemana arah pembicaraan ini.


Dee turut tertawa bersama suaminya.


“ Soalnya, “ kata Dee disela tawanya, “ Yaaa... ha ha... aku heran aja sih kalau di lingkungan para blogger ada yang mengatakan ‘bisanya cuma nulis aja’ atau kalimat- kalimat lain semacam ‘berkontribusi nyata dong, datang ke kopdar, jangan beraninya cuma nulis, tapi nggak mau ketemu langsung’... atau beragam komentar semacam itu. Itu kan pikiran yang terbalik- balik namanya... “


Kuti tertawa makin lebar.


Topik semacam ini sudah sering sekali dibahasnya bersama Dee. Sebab mereka memang melihat ada salah kaprah dimana persepsi bahwa blogger yang ‘hanya menulis’ dianggap tak melakukan apa- apa, tak berkontribusi dalam dunia blogging jika tak pernah menghadiri acara semacam kopdar atau aktif dalam komunitas tertentu.


Padahal, Kuti tersenyum dalam hati, padahal... bisa saja bagi seseorang yang dia inginkan semata dari kegiatan ngeblog memang hanya menulis.


Apapun alasan di balik itu.


Mungkin karena memang ada keterbatasan seperti prioritas keseharian atau letak tempat tinggalnya tak memungkinkan dia untuk hadir pada acara- acara kopdar seperti saresehan, menghabiskan malam dengan clubbing, kumpul- kumpul di food court atau cafe, atau turut serta dalam kegiatan sosial atau kegiatan- kegiatan lain yang diadakan komunitas blogger. Bisa juga alasannya semata karena dia memang tak suka keramaian.


Dan walau tak berpartisipasi dalam hal- hal semacam itu, seorang blogger tak dapat disebut tidak berkontribusi dalam dunia blogging, bukan?


Belum tentu pula jika aktivitasnya sebagai blogger 'hanya menulis', dia tak berkontribusi pada lingkungannya dalam dunia nyata.


Sebab tulisan di blog sudah dapat dianggap sumbang saran. Kontribusi dalam bentuk mencurahkan pikiran dan pengetahuannya.


Selain itu, selalu ada kemungkinan bahwa blogger yang tak hadir dalam kegiatan suatu komunitas blogger juga aktif menyelenggarakan kegiatan serupa -- dan bisa saja skalanya bahkan lebih besar dari yang diadakan suatu komunitas blogger --  tanpa merasa perlu mempublikasikannya melalui blog.


Bisa jadi dia berkontribusi di tempat lain untuk kegiatan semacam itu, dan yang dia inginkan dari kegiatan ngeblognya memang ‘hanya’ menulis. Tak seorangpun berhak memaksa dia melakukan lebih dari itu, jika memang dia sendiri hanya menginginkan itu.


Kuti tertawa lagi. Dia menatap Dee dan berkata, “ Aku setuju, Dee, tugas utama blogger itu menulis, bukan kopdar. Kalau dibalik- balik, itu salah kaprah namanya... “


p.s: we love you...



** picture taken from: littlemissbaker19.blogspot.com **

10 comments:

Pojok Pradna said...

dan tugas berikutnya adalah komen!
iyey!

blacktiger said...

duh... disisi lain, buat blogger yg jaeang posting kayak saya ini berarti.... *hikshiks*

hes said...

.. budayanya sudah berubah mba d, mas k :mrgreen: ada penambahan ada pengurangan. ada sisi positif ada juga negatifnya. hehe. mungkin sekarang kopdar termasuk 'tugas utama' tambahan dr budaya baru untuk seorang blogger.

dulu aku ngeblog karena ingin mengemukakan pendapat tapi tak pandai berbicara di depan orang banyak, tak pandai bersosialisasi atau berada dalam sebuah pertemuan. blog adalah sarana yang paling pas. sekarang justru kebalikan ;) No offense. hehe

jadi kalau untuk (resmi) menyandang sebutan blogger harus menghadiri kopdar, mungkin benar kata suamiku (sambil bercanda),'kalau kamu terbebani sebagai blogger dengan diwajibkan menghadiri kopdar. mungkin kamu lebih cocok disebut sebagai penulis konten saja' :lol: hahaha

in my defense: saya sungguh2 introvert.

wi3nd said...

oot dulu kak.. :D

owwhh..kang mas kuti itu suami anda **xixixi kirain perempuan,maaf yaaaa.... :oops:


stuja,tugas utama seorang bloger ya menulis,karna itulah dia membuat blog.

kopdar dan lain sebagainya adalah kegiatan lain yang tercipta untuk lebih mengenal satu sama lain mungkin,maksudnya pengen ketemu didunia nyata tak hanya maya
tapi itu balik lagi ke diri sendiri,jika tak ingin kopdar yah jangan dipaksa,everything happen with a reason..

kegiatan sosial lainya tak perlulah disebutkan, ada yang berkata jika tangan kanan memberi tangan kiri tak perlu tahu,

buat aku tak masalah jika tak disebut sebagai seorang bloger sejati karna tak pernah kopdar :)

jika suatu saat kopdar adalah karna jalan TUHAN buka karna ingin disebut sebagai seorang bloger he he..

**komengnya panjang aaamaat.. :D

salam untuk si kembaarr kaak :)

kuti said...

hai wi3nd...

dee dan kuti itu pasangan suami istri di dunia maya. aslinya kita masing2 punya keluarga sendiri di dunia nyata (baru sekali kita kodpar, bersama suami/istri masing2)

si kembar dalam blog ini asli fiksi. di dunia nyata kami tidak (atau belum) punya kesempatan untuk punya kembar ;)

nama kuti terinspirasi oleh tokoh ra kuti, pemberontak di jaman majapahit tempo doeloe :)

dan kita tentu senang jika ada teman yang komen panjang (karena kita bisa punya alasan untuk balas dengan sama panjang, hehehe)

untuk lebih jelas, kayaknya wi3nd perlu baca posting2 lama kami ;)

makasi ya

hes said...

oooh ternyata fiksi :roll:

kuti said...

@hes, haha... apa salahnya jika hanya dikenal sebagai penulis konten? bukannya blogger memang tugasnya menulis konten? ;)

tapi satu hal, kami penghuni rumahkayu bukan anti kopdar. Kami hanya gak mau terbebani dengan itu.Untuk saat ini kopdar belum menjadi prioritas (dan hes adalah salah satu dari sedikit orang yg tau persis apa alasannya, hahahahaha) ;)

mechta said...

wah...aku banget nih... mau jadi penulis konten aja deh...hehe...
kopdarnya secara kebetulan saja... (jadi ingat senyum manis mbak Dee.... )
oya,jwbn komen utk Wi3nd mmg ga boleh dibaca yg lain kah ?

ha ha... yang kita ketemuan itu... sebetulnya bukan 'kebetulan' juga karena kita bukan ngga sengaja papasan di jalan kan? he he, kita memang nyocokin waktu dan tempat untuk ketemu... dan aku senang sekali bahwa itu terjadi, juga berharap itu akan terjadi lagi...

jadi sebenarnya, pada intinya, tentu saja, ngga pernah ada yang salah dengan kopdar, bertemu secara nyata dengan teman2 blogger. aku sendiri juga melakukan itu, dan pertemuan- pertemuan itu sungguh menyenangkan...

hanya saja, yang aku ingin tekankan di sini adalah bahwa aku melihat urusan kopdar ini kadangkala tak lagi ditempatnya sesuai porsinya. ada acara2 kopdar yang 'maksa banget', yang bahkan sampai mengintimidasi dan mengeliminir fakta bahwa orang yang yang suka dan bisa kopdar secara % itu ngga banyak dibandingkan jumlah keseluruhan blogger. dan ini nggak akan jadi masalah JIKA hal yang selama ini terjadi tidak terjadi... JIKA tak sampai keluar tuduhan2 sombong-lah, tak perduli-lah, tak berkontribusi-lah pada para blogger yang tak mau, tak ingin atau sebetulnya mau tapi belum berkesempatan untuk kopdar.

jadi yang nggak bener memang bukan kopdarnya, tapi maksa dan menempatkan kopdar bahkan lebih dari kegiatan utama ngeblog-nya ( coba saja cek, ada banyak orang yang foto2nya beredar di banyak kopdar tapi blognya tak ter-update... dan mereka merasa lebih berkontribusi pada dunia blogging dibanding para blogger yang rajin menulis walau tak pernah kopdar? belum lagi kalimat2 semacam 'beraninya cuma nulis' yang buat aku luar biasa tidak logis. ngeblog itu ya menulis. koq aneh malah dibilang 'bisanya cuma nulis, beraninya cuma nulis'? lalu harus bagaimana? mukul? nendang, gitu, biar dibilang berani? hahahahaha :mrgreen:

in short ( weleh, short piyeee wong ini sudah puanjaaangggg sekali ) nggak perlulah merasa paling gaya, paling ngetop, paling keren, paling berkontribusi dan ini dan itu... maluuuuuuuuuuuuu. biar orang lain yang menilai, tak perlu diri sendiri mengatakan hal itu (padahal orang lain tidak berpendapat begitu -- malu kuadrat, kan??? )

jadi, aku bukan menentang kopdarnya mechta, it would be wonderful untuk bertemu secara nyata dengan banyak teman baik di dunia maya. sama dengan ketika aku remaja dulu, aku selalu senang bertemu dengan kawan- kawan penaku -- ada banyak diantaranya menjadi kawan baik hingga saat ini. ada banyak yang anak- anaknya sekarang bahkan berkawan dengan anak- anakku. luar biasa manis dan menyenangkan, bukan?

tapi ya itu, sekali lagi: tempatkan semua pada porsi yang tepat. kalau berlebihan, jadinya malah merusak ( btw karena ternyata panjang, besok2 deh aku nulis posting lagi tentang ini ya? ha ha ha ... :-) ) d.~

BingungRumahKayu said...

hidup adalah pilihan
dan Rumah Kayu bebas untuk memilih jadi kaum antisosial

rezki said...

tugasnya ngeblg lah ya kan mas ???

Post a Comment