Kulit Boleh Hitam, Tapi Hati...

Pada suatu malam saat gerimis baru saja reda…

PEREMPUAN berkulit hitam itu memelukku erat. Tubuhnya yang tinggi besar membuatku tenggelam di dalam pelukannya.

“ You take care, OK? “ katanya, untuk kesekian kalinya.

“ I will, “ jawabku.

Lamaaa masih dipeluknya aku.

Lalu dilepaskannya pelukan itu, dan…

Dipeluknya lagi aku.

“ Keep in touch. “

“ Sure. Of course. “

Dan itu belum selesai. Sebab masih beberapa menit lagi dia menyampaikan pesan- pesan untuk terus berkomunikasi dengannya, dan memberitahunya tentang kegiatanku serta pekerjaanku yang baru. Ditekankannya bahwa dia bersungguh- sungguh saat mengatakan bahwa dia ingin terus berkomunikasi dengan aku tersebut. Dia ingin memastikan bahwa aku baik- baik saja dan bisa mengerjakan hal- hal yang menyenangkan, termasuk menerbitkan buku ke-2, katanya.

Perempuan Afro Amerika berjabatan tinggi di level regional itu kukenal karena kami bekerja untuk sebuah kantor yang sama. Walau asal kami berbeda, walau lokasi kerja kami berbeda.

Saat itu adalah hari- hari terakhir aku bekerja di perusahaan tersebut. Dan aku tahu, bahwa pelukan yang berulangkali terjadi itu sama sekali bukan basa- basi.

Itu memang pelukan hangat seorang sahabat.

Pelukan seseorang yang sangat menyesalkan keputusan yang kuambil tapi juga menyadari bahwa hal tersebut mungkin pilihan terbaik saat itu.

Dia memelukku sekali lagi sebelum akhirnya membiarkan aku pergi.

Kubalikkan badan dan melambai berpamitan padanya.

Dia balas melambai.

Dan tahulah aku bahwa kutelah menambahkan seorang lagi dalam daftar sahabat yang akan dapat kuhubungi setiap saat. Seseorang yang akan selalu bahagia jika aku bahagia, seseorang yang akan mengulurkan tangan saat aku membutuhkan.

Begitu pula sebaliknya.

***



Bagaimana caranya menilai apakah seseorang baik atau tidak dari apa warna kulitnya, apa bangsanya, bahasanya atau apa agamanya?

Bagiku, tak mungkin melakukan itu. Terutama karena dengan berjalannya waktu, daftar panjang para sahabat yang berasal dari tempat- tempat yang jauh semakin bertambah panjang.

unity1



Dan agak sulit menggambarkan dengan kata- kata tapi aku bisa merasakan kedekatan hati dengan orang- orang itu.

Walau kami sangat jarang dapat melakukan pertemuan secara fisik.

Dan dengan dasar pemikiran semacam itulah aku sebetulnya agak tak percaya tentang apa yang sering dikatakan banyak orang bahwa orang- orang berkulit hitam di Amerika adalah para kriminal dan penjahat yang harus dihindari, sebab sangat berbahaya.

Memang ilustrasi yang kuberikan di awal posting ini adalah tentang perempuan berkulit hitam, bukan laki- laki berkulit hitam, sementara yang sering dikatakan berbahaya adalah laki- laki berkulit hitam.

Artinya ada sedikit kriteria yang berbeda.

Tapi aku tetap tak percaya…

Sebab kulit boleh hitam, tapi hati bisa saja putih…

p.s.  i love you!



** gambar diambil dari: www.managingdiversity.co.uk**

6 comments:

blacktiger said...

Membaca posting diatas kok jadi teringat ungkapan ini (yang pernah kita bicarakan dulu ya)
..."apa yang datang dari pikiran, hanya bisa dipahami dengan pikiran.. sedang yang datang dari hati, akan bisa dipahami oleh hati dan pikiran..."

iya.. begitulah :-) d.~

alienindo said...

^salam manusia bumi^

^berdasarkan pengalamanku dibumi aku melihat, persahabatan juga ditentukan oleh tingkat kedewasaan dan luasnya wawasan berpikir^

^ingin tau juga gimana rasanya dipeluk perempuan afro amerika :mrgreen: ^

^salam^
(sambil menyatukan jari telunjuk dengan jari tengah, dan jari manis dengan kelingking)

baru tau bahwa alien juga ada yang genit pengen dipeluk- peluk... he he he... ;-)
salam juga ( (sambil nyoba menyatukan jari telunjuk dengan jari tengah, dan jari manis dengan kelingking) :mrgreen: d.~

cici silent said...

Jadi inget ini, 'Kepala sama hitam, tapi hati siapa tahu'.

Hati hanya bisa disentuh oleh hati. ^_^

ah benar sekali.. hati hanya dapat disentuh oleh hati... :-) d.~

wi3nd said...

warna kulit boleh hitam

tapi hati hanya belum tentu,dan aku stuja itu..

karna hati hanya bisa dirasakan oleh hati itu sendiri ;)

**sebab hati adalah nurani yang paling jujur :)

karena logika itu kadangkala lentur dan bisa dibengkokkan? ;-) d.~

cyperus said...

rambut boleh hitam, tapi ketombe..

warna- warni? hehehehe... :lol: d.~

rezki said...

betul itu mas .. walaupun apapun bentuk rupa kita .. kita harus tetap baik .. :)

Post a Comment