Rumah Kayu: Mimpi, Blog, Imajinasi dan Kenyataan

Lagi, tentang rumah kayu...

MEMILIKI rumah kayu yang terletak di sebuah daerah yang indah, telah lama ada dalam daftar mimpi-mimpiku.

Sedemikian dalamnya keinginan itu hingga suatu hari, beberapa saat setelah kubangun blog-ku yang pertama, daunilalang, dan setelah itu memutuskan untuk membuat satu blog lain, nama yang secara spontan terpikir olehku untuk digunakan sebagai nama blog adalah rumahkayu.

Benar, rumahkayu ini mulanya kudaftarkan di blogdetik sebagai nama sebuah blog pribadi sebelum pembicaraan tentang blog duet muncul. Kubuat blog ini dengan niat untuk kuisi kapan- kapan.

Lalu, seperti telah berulang kali diceritakan, pada suatu hari ide untuk menulis bersama dilontarkan Kuti padaku. Ide yang sungguh membuatku terlonjak senang dan tanpa ragu menyetujui ide tersebut walau saat itu belum tahu apa yang akan kami tuliskan dalam blog duet tersebut.

Dan juga, belum tahu, apa nama blog duet itu.

Lalu, sebab belum tahu itulah, kukatakan pada Kuti bahwa sebenarnya aku memiliki sebuah blog kosong bernama rumahkayu. Pemberitahuan yang diluar dugaanku dengan serta- merta disambut oleh Kuti dengan, " Oh, nama rumahkayu itu bagus. Kita pakai saja yang itu... "

Jadi, begitulah. Kami menyepakati bahwa blog duet kami akan menggunakan blog rumahkayu yang sudah kudaftarkan itu.

Sejujurnya, saat itu aku sebenarnya agak heran bahwa Kuti menyukai nama rumahkayu. Bagiku jelas apa asal usulnya nama itu muncul dalam kepalaku, tapi aku sungguh tak tahu mengapa Kuti juga menyukainya.

Dan tak pernah kutanyakan padanya tentang hal itu...

***



Bahwa pada akhirnya kami menulis banyak topik di blog rumahkayu ini dalam kemasan fiksi tentang sebuah keluarga kecil yang tinggal di sebuah rumah kayu, juga tak pernah kami rencanakan di depan.

Hal tersebut terjadi begitu saja dengan spontan. Posting- posting awal yang hadir di blog rumahkayu yang menceritakan tentang berkemah di halaman rumah, tentang sungai yang mengalir di belakang rumah kayu yang ditinggali Kuti, Dee dan Pradipta, semua itu muncul begitu saja saat menulis.

Kembali, bagiku, jelas darimana mulanya muncul beragam khayalan itu. Ada banyak hal yang menjadi setting fiksi di blog rumahkayu sebetulnya merupakan perpanjangan mimpi- mimpiku tentang rumah kayu yang ingin kubangun kelak.

Kuti, tentu saja menulis di blog rumahkayu ini dengan setting yang sama. Tentang rumah kayu yang sama. Uniknya, aku sendiri tak pernah bertanya, dan dia juga tak pernah sengaja mengatakan padaku apa sebenarnya pendapat atau bayangannya tentang ide untuk tinggal di sebuah rumah kayu di dunia nyata. Sama sekali tak terpikir olehku bahwa dia memiliki rencana untuk tinggal di sebuah rumah kayu.

***



Lalu, suatu ketika...

Kami dua keluarga berkesempatan untuk bertemu.

Ada suatu hari yang indah dimana kami dapat berjalan- jalan bersama.

Dan beragam 'kebetulan' yang 'terlalu kebetulan' terjadi hari itu.

Ada rumah kayu sangat indah yang kami lintasi saat itu. Ada danau, kupu- kupu, bunga, dan bahkan... ada elang yang terbang melayang di atas kami.

Burung elang!

Berapa besar kemungkinan bahwa kami sedang berjalan- jalan bersama- sama dan kami melihat seekor burung elang terbang di langit biru,  seperti yang pernah kutuliskan dalam sebuah fiksi di blog rumahkayu ini ?

Kemungkinan itu kecil.

Tapi hal tersebut terjadi.

Aku mencatat hal tersebut dalam memory-ku. Tentang suatu hal sangat khas yang pernah dituliskan di blog rumahkayu ini yang ternyata kami temukan dan alami di dunia nyata...

***


Mimpi- mimpi tentang tinggal di sebuah rumah kayu, tak pernah hilang. Aku masih menginginkannya, memimpikannya, setiap saat, setiap detik.



Suami dan anak- anakku, tetap tak terlalu tertarik untuk membangun sebuah rumah kayu di lahan yang telah kami miliki. Tempat indah yang terletak di kaki gunung, dimana ada sungai mengalir di belakang lahan itu,tempat dimana telah kutanam beberapa pohon bungur dan jacaranda yang kini telah mulai berbunga. Sebab tempat itu terlalu jauh dari tempat tinggal kami saat ini.

jacaranda1


Aku sendiri, tentu saja, tak ingin tinggal di tempat dimana suamiku tak tertarik untuk tinggal. Seindah apapun tempat itu.


Karenanya, pada suatu saat aku bergurau dengan mengatakan pada suamiku bahwa mungkin agar mimpi membangun rumah kayu itu dapat terwujud, yang perlu dilakukan lebih dulu adalah membeli lagi sebidang tanah di tempat lain, di lokasi dimana suami dan anak- anakku tertarik untuk tinggal suatu saat nanti.


Dan kebetulan 'yang terlalu kebetulan' itu terjadi lagi.


Gurauan itu tanpa sengaja tercapai, dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam.


Hanya selang beberapa jam dari saat gurauan itu kuucapkan, tak ada hujan tak ada angin, tanpa sengaja kuketahui bahwa ada sebidang tanah ditawarkan untuk dijual dengan harga miring. Kemudian secara iseng, kuajak suamiku untuk melihatnya.


Dan kami jatuh hati pada pandangan pertama.


Tanah itu terletak di ketinggian. Ada dua gunung bersisian yang sangat jelas tampak dari lokasi tersebut.


Juga... ada sebuah hutan cemara yang terlihat di kejauhan.


Kontur tanahnya berbukit- bukit, dengan pemandangan luas ke arah kota di bawah sana.



Sempurna.

Persis seperti mimpi- mimpiku, walau tanpa sungai yang mengalir di belakangnya.


Kami menghitung tabungan kami. Ternyata, jumlahnya cukup untuk membeli tanah tersebut.


Begitulah, sungguh tanpa sengaja dan tak direncanakan sama sekali, akhirnya kami temukan lokasi itu. Lokasi dimana rumah kayu kami kelak akan dibangun.


Aku sungguh gembira, walau aku harus memulai lagi semuanya dari awal. Mencari kembali bibit bungur dan jacaranda untuk ditanam di sana, merancang dimana pohon buah- buahan sebaiknya ditempatkan, dan sebagainya. Tapi sungguh aku sama sekali tak keberatan tentang hal ini...


Lalu... kabar itu datang.


Ketika aku masih sibuk dengan mimpi- mimpiku, Kuti ternyata telah mewujudkan mimpi tentang tinggal di rumah kayu.


Oh...


Dulu, Kuti pernah menuliskan komentar di blog daunilalang. Dia mengatakan " Dee memiliki kemampuan berimajinasi, kosakata berlimpah, dan punya teknik indah untuk menggabungkan imajinasi dengan kata- kata..."


Ha ha ha.


Begitulah. Ketika aku masih sibuk dengan beragam imajinasi tentang rumah kayu yang akan kubangun, Kuti malah telah membangun dan menempati rumah kayu ( yang ternyata sama- sama kami cita- citakan ) di dunia nyata.


Sungguh... kabar tentang Kuti dan rumah kayu-nya itu kusambut dengan sangat gembira.



Beberapa kali kami memperbincangkan hal tersebut. Dan seperti yang biasa terjadi jika kami sedang bicara tentang blog rumahkayu, ada saja ide spontan salah satu dari kami yang ternyata juga diinginkan atau disepakati yang lain.

Kali ini, hal tersebut terjadi lagi. Walau, berbeda dengan biasanya dimana kesepakatan itu akan kami tuangkan bersama dalam tulisan- tulisan kami di blog rumahkayu, kali ini kami akan mewujudkannya di dua tempat yang berbeda.

Kami bicara tentang sejenis tanaman yang menurut kami menarik dan sama- sama berencana menanam pohon tersebut sebagai pagar hidup untuk membatasi halaman rumah kayu kami dengan halaman tetangga.

Jadi... kawan- kawan, jika suatu saat kelak ada diantara kawan- kawan yang berkesempatan untuk berkunjung ke rumah kayu kami di dunia nyata, tak perlu heran jika nanti mendapati bahwa tanaman di pagar rumah kami adalah jenis tanaman yang sama. Sebab hal tersebut merupakan sebuah 'kebetulan' yang disengaja.

Pagar itu, biarlah menjadi benang merah yang mengikat persaudaraan kedua keluarga kami. Persaudaraan nyata yang dimulai dari mimpi- mimpi dan cerita fiksi...

p.s. i love you


** gambar diambil dari Wikipedia **

7 comments:

asmarie said...

rumah kayu Fary itu maksudnya rumah kayu benaran yah??

bingung jadinya

he he... pegangan kalo bingung *just kidding* :D d.~

melly said...

aku mauuu liaat
oh jadi yg posting sebelumnya rumah fary ? mas kuti?
ah pokoknya pengen liat :D

yuk... yuk... aku juga mau lihatttt... :D d.~

Endi Biaro said...

Saya salut dengan blog ini, benar-benar punya identitas. Hebatnya, oleh pengelolanya diniatkan sebagai "rumah", menampung gagasan, ide, dan cerita-cerita. Saya sering malu, mengapa dulu ketika membuat blog tidak meniatkan sebuah identitas, saya hanya memakai nama, karena waktu itu tak ada pikiran apa-apa. Salam kenal...

*agak garuk-garuk kepala* lhaaaa...blog mas endi itu yang bagus dan penuh pemikiran, kalau menurut aku sih... :) anyway, terimakasih apresiasinya. sejujurnya, selalu senang jika ada yang bisa mengapresiasi tulisan kita... :) d.~

Unknown said...

kalau misalkan rumah kayu fary menjadi kenyataan, insya allah saya akan berkunjung ke rumah fary untuk bersilaturahmi dan menyambung tali persaudaraan

<a href="http://babayuyut.com/cara-mengobati-kanker-otak/>Kanker Otak</a>

Unknown said...

Kanker Otak

Unknown said...

kalau rumah kayunya jadi kenyataan pasti akan lebih indah dari pada aslinya
Obat Asam Urat

Unknown said...

saya jadi pengen membangun rumah kayu seperti itu
Obat Herbal

Post a Comment