Kami Melakukannya Bersama (Lagi) ...

Teamwork...

ENTAH sudah berapa kali kutuliskan hal sejenis ini di blog rumahkayu. Tapi, kali ini (kembali) kuingin menuliskan hal yang sama.

Seorang kawan baik beberapa waktu yang lalu mengomentari rangkaian tulisanku tentang ibadah umroh di blog ini.

" Sempat- sempatnya nulis... " komentarnya, yang lalu disambungnya dengan " Gampang ya, akses ke internet ?Saat aku di sana dulu koneksi tidak mudah didapatkan. "

Ha ha.

Siapa bilang koneksi mudah didapatkan saat aku berumroh kemarin?

Hot spot terakhir yang kutemukan saat dalam perjalanan umroh adalah ketika aku berada di ruang tunggu keberangkatan Bandara Soekarno Hatta.

Sempat kubuat sebuah posting saat itu, dan kupasangi gambar.

Posting itu selesai kubuat dan berhasil tayang hanya sekitar dua atau tiga menit menjelang kami serombongan diminta menuju pesawat untuk boarding.

Dan itulah kali terakhir aku menggunakan komputerku untuk menulis selama perjalanan tersebut. Sebab kemudian, tak kutemukan koneksi internet baik dengan maupun tanpa kabel yang memungkinkanku menulis dengan komputer selama kami melakukan ibadah umroh.

Nah lalu, jika begitu, bagaimana caranya aku dapat menulis beberapa buah posting yang merupakan 'liputan langsung' dari Madinah dan Mekah kala itu?

Oh, posting- posting tersebut kubuat dengan berbagai cara melalui handphone.

Kadang kutuliskan sebagai draft di blog rumahkayu. Kadang kutuliskan sebagai e-mail. Ada yang bahkan sebagian diantaranya kutulis dalam bentuk sms.

SMS?

Ya, SMS.

Pada siapa?

Pada siapa lagi jika bukan pada partner in crime ngeblog-ku, penghuni rumahkayu lain selain aku. Kuti.

Posting- posting tersebut sungguh tak kan bisa tayang, lengkap dengan gambar- gambarnya yang bagus, tanpa bantuan Kuti.

Sebab koneksi agak sulit didapatkan di sana.

teamwork1

Akses ke internet terbatas, dan kadang- kadang terputus. Menulis dengan HP sebetulnya juga tak nyaman. Tapi kucoba juga menulis, sedikit demi sedikit.

Facebook sama sekali tak berhasil kubuka. Belakangan aku tahu bahwa berbeda dengan di sini dimana beragam promosi tentang kemudahan mengakses facebook dilakukan oleh para provider telepon, di sana facebook hanya dapat diakses melalui telepon genggam dengan ijin tertentu setelah registrasi dilakukan.

Dan aku tentu sama sekali tak berniat melakukan segala kerepotan pendaftaran untuk mengakses facebook itu.

Jika kebetulan bisa kuakses blog rumahkayu ini ( rata- rata dari 10 kali mencoba, biasanya ada 1 kali aku berhasil mengakses blog ) kutuliskan apa yang ingin kutulis.

Beberapa kali aku juga sama sekali tak berhasil mengakses blog rumahkayu ini. Pada saat- saat seperti itu, kubuat tulisanku dalam bentuk e-mail, kukirimkan pada Kuti.

Dan oh, jangan bayangkan email rapi yang siap di-copy paste. Untuk satu posting saja, pernah kukirimkan empat  e-mail pendek yang terpenggal- penggal, dan lalu masih kusambung lagi dengan SMS sebab koneksi internet tiba- tiba terputus dan aku tak berhasil masuk ke e-mail accountku lagi...

***



Setelah proses menulis selesai, kuserahkan semua proses selanjutnya pada Kuti. Baik mengedit, menambahkan gambar, atau apapun, hingga mempublikasikannya, semua kupasrahkan padanya.

Urusan mengedit, tentu tak perlu dikuatirkan. Itu pekerjaannya sehari- hari. Dan aku tahu dari pengalaman selama ini bahwa Kuti hampir tak pernah menggunting atau merubah terlalu banyak tulisanku. Biasanya dia akan meloloskan 99,9% materi yang kutulis. Paling- paling yang dibetulkannya hanya urusan typo error saja. Salah ketik, salah eja, atau semacamnya.

Yang agak mencengangkanku sebetulnya urusan gambar.

Setiap kali menulis, sebetulnya telah kubayangkan dalam anganku gambar seperti apa yang kuinginkan menjadi pelengkap posting yang kutulis.

Tapi tak pernah kukatakan hal tersebut pada Kuti. Terlalu repot dan sulit mendeskripsikannya.

Terlebih, kami berbeda keyakinan. Jadi aku sendiri tak tahu apakah penjelasan singkat akan cukup untuk membuat Kuti memilih jenis gambar yang kuinginkan atau tidak. Sebab aku tak dapat memprediksi apakah dia akan tahu apa yang kumaksudkan.

Karenanya, kuputuskan untuk sama sekali tak mengatakan apapun tentang gambar tersebut.

Bagaimanapun, aku selalu percaya pada Kuti. Sekian tahun bersahabat, walau tak selalu sepakat, kami selalu bisa memahami satu sama lain dan menemukan jalan keluar jika kami agak berbeda pendapat.Maka kali inipun kurasa walau mungkin tak persis dengan apa yang kubayangkan, Kuti toh akan memilihkan gambar yang cukup tepat untuk tulisan- tulisanku.

Tapi sungguh, apa yang terjadi ketika itu terkait gambar- gambar dalam posting yang kubuat... sejujurnya membuat aku tercengang. Sebab tanpa kuduga, setiap kali posting itu ditayangkan di rumahkayu, gambar yang dipilih oleh Kuti untuk melengkapi tulisanku adalah gambar yang sepenuhnya mewakili khayalanku tentang gambar semacam apa yang ingin kumuat di situ.

It really couldn't be done any better..

Perfect.

Kuti bahkan pernah pada suatu hari 'mendahului'-ku.

Aku sedang mencoba membuat posting yang di dalamnya akan menyentuh cerita tentang masjid Quba. Belum berhasil kutuliskan hal tersebut, ketika Kuti bahkan sudah memilih gambar dari masjid Quba untuk posting yang telah kutuliskan sebelumnya dan kutitipkan pada dia untuk ditayangkan. Sekali lagi aku tercengang...

Kuceritakan hal di atas pada kawan yang menanyakan bagaimana aku bisa sempat menulis beberapa posting saat berumrah kemarin.

Kukatakan padanya bahwa hal tersebut tak akan pernah bisa terjadi jika blog ini bukan blog duet.

Andai blog ini adalah blog yang kugawangi sendiri, aku yakin bahwa tak akan ada tulisan yang berhasil kutayangkan real time. Tulisan- tulisanku baru akan muncul sepulangnya aku umroh.

***



Sekali lagi, kami melakukannya bersama.

Dan sekali lagi, dengan senang hati, kudapati bahwa toleransi kami satu sama lain cukup besar. Cukup untuk dapat saling menghormati perbedaan yang ada. Cukup untuk bisa membuat yang tak mungkin menjadi mungkin.

Sangat kuhargai kebesaran hati Kuti untuk membantuku memuat tulisan- tulisan terkait perjalanan ibadah umrohku di blog ini. Dan kuhargai pengertian dia bahwa sampai saat ini aku masih terus ingin menulis tentang umroh itu, sebab menuliskannya dapat memperpanjang rasa nikmat yang kurasakan di sana. Sebab menuliskannya membuatku bisa menyalurkan rasa rindu luar biasa yang muncul di dada. Kerinduan untuk segera dapat kembali ke sana.

Dan, ha ha... sebenarnya kemarin telah kukatakan pada Kuti bahwa tampaknya sudah waktunya dia menulis di rumahkayu, sebab sudah agak lama aku 'menjajah' blog ini. Berturut- turut menulis beberapa posting sehingga dia tidak kebagian giliran.

Tapi sungguh aku yakin, jika dia membaca posting yang kutulis ini ( dan artinya pada saat yang sama dia mendapati bahwa aku mengingkari apa yang kukatakan sebelumnya pada dia bahwa aku baru akan menulis lagi setelah dia menulis di rumahkayu ), dia toh akan memaklumi juga hal tersebut... ha ha ha...

***



Kami berhasil melakukannya lagi, bersama. Dan aku yakin dalam jangka panjang ke depan, kami masih akan melakukan banyak hal bersama- sama.

Individually, we are one drop. Together, we are an ocean, kata Ryunosuke Satoro, seorang penyair Jepang.

Benar.

Benar sekali apa yang dikatakannya itu...

p.s. thank you for being such a wonderful friend, Kuti, and thank you for the great teamwork that we have...



** gambar diambil dari: webubiquity.fr **


3 comments:

azlan kadir said...

salut buat dee dengan keterbatasan koneksi internet sampai 10 kali akses ke blog ini hanya 1 kali bisa, begitu juga lewat email postingan yang dikirim ke kuti itu harus terpenggal-penggal dan harus dilanjutkan dengan sms tentang pengalaman dan ibadah umroh (yang insyaallah mabrur umrohnya, amin)

rumahkayu said...

ehem ehem...

baca posting ini aku teringat sebuah judul lagu: "Oops, we did it again..." ;) ~k

meiy said...

Fantastic senang dg persahabatan tulus begini. Bersama, berbagi, bebban berat jd ringan, sulit jadi midah. Indah

Post a Comment