MasukDapur: The Book

Senja menjelang…

ADA kesibukan di dapur rumah kayu.

“ Bunda, aku yang cetak ya Bunda… “ terdengar suara Pradipta.

Dee yang sedang mengaduk- aduk adonan di atas kompor mengangguk.

Lalu tak lama kemudian, terdengar suara Dee bicara pada Pradipta, " Tolong kacangnya bawa ke sini , Dipta... "

Si kecil meraih mangkuk berisi kacang mede cincang dan memberikannya pada Dee yang kemudian memasukkan sebagian kacang itu ke dalam adonan yang sedang diaduknya. Sementara itu Pradipta sendiri menyusun beberapa wadah agar- agar kecil dengan bentuk bermacam ragam, dari mobil- mobilan sampai bentuk bintang, juga strawberry.

Sore itu, menjelang jam buka puasa, Dee sedang membuat Puding Brownis yang resepnya dia ambil dari buku yang disusun oleh sahabatnya, Hes.

Hes menerbitkan sebuah buku edisi puasa dan lebaran. Buku yang sungguh sangat disukai Dee dan direkomendasikannya pada beberapa kawan.

Buku “ MasukDapur: The Book “ edisi puasa dan lebaran itu bukan hanya memuat resep masakan, tapi banyak tips praktis dan sangat berguna.

Tips- tips yang mungkin kita sudah pernah tahu tapi sungguh, ketika tips- tips tersebut dikumpulkan menjadi satu dalam sebuah buku semacam ini, Dee menemukan bahwa tips itu menjadi berlipat ganda kegunaannya.

Apalagi tips tersebut diberikan tepat waktu.

Dalam buku ini, misalnya, Hes selain memberi tips membuat ketupat, juga memberikan tips tentang bagaimana cara mengatur anggaran di bulan puasa dan lebaran, termasuk mengingatkan agar anggaran berlebaran tak melebihi THR yang diterima, serta untuk memisahkan uang gaji dari THR yang akan digunakan sebagai anggaran lebaran.

Tentu maksudnya agar situasi keuangan keluarga pasca lebaran tak perlu terguncang oleh pengeluaran tak terkendali saat lebaran.

Hes juga mengingatkan untuk melunasi semua tagihan sebelum pulang kampung/ mudik.

Sebelumnya, dia juga memaparkan bagaimana mengatur anggaran selama bulan puasa, termasuk anggaran untuk berbuka puasa.

Selain tips- tips tentang pengaturan anggaran, yang juga Dee sukai dari buku ini adalah penuturan Hes tentang makanan yang bisa dijadikan buah tangan, juga makanan dan minuman semacam apa yang sebaiknya dibawa dalam perjalanan mudik lebaran.

Sehubungan dengan bulan puasa, Dee juga menemukan buku ini sangat berguna sebab Hes memuat daftar menu untuk sebulan yang dapat digunakan acuan untuk mengatur menu sahur dan buka selama bulan puasa. Disamping itu…

Dee tersenyum sendiri.

Pradipta sudah mulai belajar berpuasa. Tapi ada satu kendala. Seperti umumnya kanak- kanak, Pradipta sering kehilangan selera makan saat sahur. Ketika terkantuk- kantuk dibangunkan dini hari untuk sahur, hal yang didambakan oleh anak- anak seusia Pradipta adalah merebahkan diri kembali di tempat tidur, memeluk bantal dan melanjutkan tidur.

Membuatnya berselera makan bukanlah perkara mudah sebab acapkali ketika berhasil diajak menuju meja makanpun matanya setengah terpejam dan mulutnya segan membuka.

Di dalam buku ini, Hes dalam bab yang berjudul “Sahur” tak lupa membahas tentang jenis makanan seperti apa yang akan membuat anak- anak berselera makan sahur dan tercukupi gizinya dengan cara yang praktis.

***

Dee memperhatikan adonan di atas kompor. Sudah cukup teraduk dengan baik rupanya adonan itu.

Dia berhenti mengaduk, lalu mematikan kompor.

Diangkatnya panci dari atas kompor lalu ditaruhnya di atas alas penahan panas di dekat wadah- wadah puding yang telah disiapkan Pradipta.

Pradipta dengan senang menanti. Gilirannya beraksi sekarang.

“ Hati- hati, Dipta, “ kata Dee, “ Panas. “

Pradipta mengangguk sambil tersenyum lebar. Nasihat semacam itu telah didengarnya beribu kali. Bunda selalu mengatakan hal yang sama setiap kali dia membantu Bunda menuangkan agar- agar ke dalam wadah.

Adonan berwarna coklat yang harum itu disendok perlahan- lahan oleh Pradipta lalu dia menuangkan isi sendok cekung itu ke dalam wadah dengan hati- hati. Lalu sementara Pradipta mengisi wadah yang lain, Dee menaburkan kacang mede cincang yang tadi masih ada di dalam mangkuk ke atas adonan yang telah dituangkan Pradipta di wadah- wadah mungil itu.

***

“ Aku main dulu ya, Bunda… “  terdengar suara Pradipta, ketika Dee usai menaburkan kacang mede di wadah terakhir.

Dee mengangguk mengiayakan. Pradipta  mengucurkan air di keran dan mencuci tangannya sejenak sebelum kemudian dengan segera melesat berlari ke arah halaman.

Dee menggeleng- gelengkan kepalanya ketika melihat tingkah Pradipta.

Diliriknya jam yang ada di dapur.

Ah, cukup waktu untuk membuat vla bagi puding itu, pikir Dee senang. Dan bereslah sudah semuanya.

Tadi sebelum membuat puding, Dee sudah memasak Kimlo, yang resepnya juga dia baca di buku yang disusun Hes itu. Pradipta menyukai kimlo yang segar itu, sehingga Dee sudah beberapa kali memasaknya baik untuk dinikmati saat sahur maupun untuk berbuka selama bulan puasa ini.

Dee meraih sekotak susu. Lalu dituangkannya ke dalam panci. Ditambahkannya gula. Dia mulai membuat vla untuk melengkapi puding brownis.

Di luar matahari bergerak ke arah barat. Langit tampak berwarna jingga. Sebentar lagi maghrib akan tiba…

p.s:

" MasukDapur: The Book, Puasa & Lebaran " adalah buku yang disusun oleh Hes Hidayat, blogger yang bersama suaminya, Wicak Hidayat, mengelola blog masukdapur dan beberapa blog lain.

Hes yang lulusan Teknologi Pangan IPB, selain piawai memasak, juga pecinta puisi. Karya- karyanya berupa puisi dan fiksi pernah diterbitkan dalam  buku kumpulan fiksi 'Flash!Flash!Flash!' (2007), antalogi puisi 'ManteraKata' (2011) dan buku kumpulan puisi 'Untukmu Pena Inspirasi' (2011).