Beribu Cara Nyatakan Cinta...

Love is the condition in which the happiness of another person is essential to your own
( Robert Heinlein - American science-fiction writer, 1907-1988)


GERISIK daun dan angin dingin membuka hari.

Dee membuka beberapa jendela lebar- lebar. Tak seperti biasanya, dia tidak sempat berdiri sejenak di depan jendela untuk menikmati gerak ranting pohon dan dedaunan di pagi hari. Tak pula sempat membiarkan angin dingin membelai pipinya.

Dibukanya freezer dan dia mengeluarkan sebuah kotak dari sana. Dee memiliki kiat untuk mengatasi keperluan darurat, yaitu menaruh beberapa jenis makanan matang cukup untuk sekali saji di dalam freezer. Makanan itu bukan makanan instant buatan pabrik. Itu adalah lauk atau sayur yang dimasak di rumah kayu, yang memang disisihkan olehnya untuk dibekukan dan dikeluarkan sewaktu- waktu saat waktu mendesak.

love-love-love



Pagi ini klasifikasi ‘waktu mendesak’ terpenuhi.

Kuti masih sakit, sementara Pradipta sekolah pagi. Dee mengeluarkan sekotak rendang beku dari freezer dan menghangatkannya. Rendang itu bisa digunakan untuk lauk sarapan anaknya pagi ini.

Walau kondisinya membaik, Kuti masih harus beristirahat. Untunglah mereka bertetangga dengan keluarga Mark, teman sekelas Pradipta. Dee menelepon orang tua Mark dan bertanya apakah selama Kuti sakit Pradipta bisa berangkat bersama- sama dengan Mark ke sekolah. Pada hari biasa, Pradipta biasa berangkat bersama- sama dengan Kuti yang akan berangkat ke kantor.

Orang tua Mark dengan senang hati mengijinkan Pradipta berangkat bersama- sama dengan Mark. Mereka juga menawarkan agar Pradipta juga pulang bersama.

Sungguh Dee sangat berterimakasih atas tawaran ini. Dengan begitu, ibu- ibu yang biasa membantu dia sehari- hari tak perlu pergi menjemput Pradipta ke sekolah dan dapat membantu Dee mengurus keperluan rumah dan dititipi si kembar sejenak saat Dee melakukan hal yang lain. Ibu ini tinggal tak jauh dari rumah mereka dan setiap hari datang di pagi hari dan pulang kembali ke rumahnya pada senja hari.

Dee melirik kalender di pojok ruangan. Dua hari lagi adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Dia sungguh berharap agar Kuti sudah sehat pada hari itu.

Pradipta tanpa rewel menyantap sarapannya. Untunglah selama ini Dee dan Kuti memang mengajarkan Pradipta untuk mandiri. Keperluan sekolah sehari- hari telah dapat disiapkannya sendiri.

Pradipta terbiasa membereskan buku dan keperluan lain yang harus dibawanya ke sekolah pada malam hari sebelum dia tidur. Kebiasaan ini sangat membantu menghindari kekusutan di pagi hari saat buku yang dicari tak dapat diketemukan, misalnya.

***



Begitu Pradipta berangkat sekolah, kegiatan rutin lain dimulai.

Dee memeriksa lagi isi kulkasnya. Dengan senang hati dia menemukan sekotak sayur dan lauk beku lain. Cukup untuk makan mereka sekeluarga hari ini. Tinggal menanak nasi, bereslah sudah urusan makanan.

Dee beralih pada urusan si kembar. Yang pertama tentu saja, mereka harus dimandikan.

Kedua bayi itu rupanya sudah bisa menikmati saat mandi di pagi hari. Ketika tubuh mereka dicelupkan ke air hangat, kaki kaki mungil itu bergerak- gerak senang. Nareswara kadangkala malah protes dan menangis jika diangkat dari air untuk dikeringkan seusai mandi.

Matahari bersinar cerah pagi itu. Dee memanfaatkan hal tersebut dengan menjemur kedua bayinya sejenak. Dan seperti biasa, seusai dijemur adalah waktunya memberikan ASI.

Memberikan ASI bagi Dee adalah suatu kegiatan yang sangat membahagiakan hati. Melihat kedua bayinya tumbuh sehat dengan nutrisi yang diproduksi oleh tubuhnya sebagai ibu membuat Dee tak henti mengucap syukur. Bahwa jumlah ASI yang diproduksi seorang ibu secara otomatis disesuaikan dengan kebutuhan bayinya diterima Dee sebagai suatu tanda yang jelas atas kebesaran Tuhan.

Tak ada rancangan yang dapat dibuat sesempurna itu selain rancangan yang dibuat oleh Yang Maha Agung.

***



Dee berusaha menata hati.

Kuti sakit tentu saja menggelisahkan perasaannya. Tapi Dee tahu, para bayi sangat sensitif. Suasana hati negatif akan dapat dirasakan oleh bayi- bayinya dan membuat mereka menjadi rewel dan dia tak kan memiliki waktu untuk merawat suaminya. Karena itu, Dee berusaha untuk tetap memfokuskan perhatiannya pada si kembar Nara dan Nare saat memberikan ASI. Dia mengajak keduanya becakap- cakap dan menggelitik kaki serta tangan- tangan mungil itu. Diceritakannya pada kedua bayinya tentang kupu- kupu yang terlihat terbang di luar jendela. Disentuhnya pipi mungil yang terasa hangat dan berkata betapa senangnya dia karena mereka sudah tumbuh makin besar.

Beberapa saat kemudian si kembar mulai tampak mengantuk dan tak lama kemudian terlelap.

Dee meletakkan keduanya dengan hati- hati di tempat tidur. Biasanya kedua bayi ini akan tidur cukup lama di pagi hari. Semoga kali inipun begitu…

Usai memberi ASI, Dee menuju ke dapur dan menuangkan air jahe yang tadi direbusnya lalu memberikannya pada Kuti. Suaminya mengucapkan terima kasih lalu meneguk rebusan jahe tersebut perlahan. Dia juga mengangguk ketika Dee menawarkan apakah dia mau dipijat.

“ Kamu tidak capek? “ tanya Kuti pada istrinya ketika sang istri mulai menelusuri punggungnya dan memijat dengan lembut.

Dee menggeleng.

Tidak.

Dee selalu dengan senang hati memijat suaminya. Sebab dalam setiap sentuhannya, Dee menitipkan banyak pesan, terutama rasa kasih sayang dan cinta pada suaminya. Dalam setiap geraknya, ada banyak doa agar sang suami segera sehat kembali.

Dan Kuti bukannya tak mengerti itu. Sebab dia sendiri juga acapkali melakukan hal yang sama pada sang istri. Dee sering merasa pusing dan tak enak badan pada hari- hari tertentu setiap bulan. Dan pada saat- saat semacam itu, Kuti akan dengan senang hati memijiti kepala dan punggung istrinya.

Kadangkala bahkan hal tersebut dapat menjadi pembuka yang menyenangkan untuk kegiatan lain yang lebih mesra.

Ah, jika hati telah menyatu, memang selalu ada beribu cara untuk mengungkapkan kasih sayang dalam sebuah rumah tangga.

Setiap saat, setiap waktu.

Saat susah maupun senang. Saat sehat ataupun sakit…

p.s. i love you

picture taken from: www.flikr.com

2 comments:

myun said...

nice...
terima kasih postingannya ya..
kunjungi halaman kami ok!!

boyhidayat said...

cinta itu peluruh segalanya

Post a Comment