Kue Natal

Suatu pagi di bulan Desember...

DEE menuangkan air jahe hangat ke dalam gelas. Beberapa waktu terakhir ini dia merasa kurang enak badan. Mungkin karena lelah sebab jam istirahat yang tak menentu karena hadirnya sepasang bayi kembar di rumah kayu, mungkin juga memang kebetulan cuaca kurang mendukung sehingga daya tahan tubuh menurun.

Bagaimanapun, Dee bertekad untuk tidak jatuh sakit.

Terlalu repot untuk sakit saat dia harus merawat sepasang bayi kembar yang sangat tergantung pada dirinya, terutama karena kedua bayi tersebut saat ini hanya mengkonsumsi ASI, tanpa tambahan makanan lain. Dan hanya Dee sebagai ibunyalah yang dapat menyediakan kebutuhan ASI bagi bayinya.

Sebab itu, dia melakukan apapun agar tak terjangkit penyakit. Termasuk mengkonsumsi air jahe yang selama ini dirasakannya sangat membantu untuk dapat segera memulihkan kondisi tubuh saat dia merasa kurang sehat.

Ketika itulah terdengar bel berdering.

Dee menoleh ke arah depan rumahnya. Didapatinya Kuti yang memang sejak tadi ada di ruang depan rumah mereka membuka pintu dan melangkah ke halaman.

Lalu tak lama kemudian…

“ Dee… “

Dee menoleh dan tertawa lebar ketika dia melihat siapa yang datang.

german-stollen





Kuti masuk kembali ke dalam rumah bersama tetangga mereka, keluarga Eleazar yang tinggal di sebelah rumah kayu.

Eleazar datang dengan seluruh anggota keluarganya,  Jeanet sang istri serta ketiga anak mereka, Matthew, Priscila dan Mark. Mark adalah sahabat Pradipta. Selain bertetangga Mark juga sekelas dengan Pradipta di sekolah.

“ Hai… “ sapa Dee menyambut mereka, “ Ayo masuk… masuk… Silahkan duduk...“

“ Kita nggak lama, Dee… “ Jeanet menjawab tawaran Dee. “ Kita sudah mau berangkat sekarang. “

Dee mengangguk maklum. Dia tahu bahwa tetangganya akan pergi untuk beberapa hari, melewatkan saat Natal berkumpul dengan keluarga besar mereka di sebuah kota tempat asal mereka. Tak terlalu jauh, kota itu dapat ditempuh dalam dua jam perjalanan. Sebab itu mereka baru berangkat sehari sebelum Natal.

“ Titip ini ya, Dee… “ Jeanet mengulurkan sebuah anak kunci.

Dee mengangguk lagi seraya menerima anak kunci tersebut. Ini bukan pertama kali mereka saling menitipkan kunci pintu utama rumah mereka saat hendak bepergian agak lama.

Dee melakukan hal yang sama setiap kali keluarga rumah kayu mudik saat Idul Fitri.

Di waktu semacam itu, Mama Mark akan menyalakan dan mematikan lampu teras rumah kayu pada petang dan pagi hari, juga memasukkan koran ke dalam rumah. Pada saat Natal, Dee yang melakukan itu untuk tetangganya jika mereka sedang bertandang ke tempat tinggal keluarga besar mereka seperti kali ini.

Sementara mamanya menyerahkan kunci pada Dee, Priscila berdiri di samping sang mama. Gadis cilik itu memegang sebuah boneka yang diberikan oleh Dee sebagai hadiah Natal baginya.

Dee menyapanya, “ Dikasih nama apa bonekanya, Cila? “ tanya Dee pada Priscila.

Priscila tertawa sambil menggelengkan kepala. Tidak, bonekanya tak diberinya nama.

“ Tak diberi nama, Dee, tapi boneka itu jadi teman tidurnya sekarang...  “ Jeanet berkomentar.

Dee tertawa gembira. Selalu senang melihat hadiah yang diberikan pada seseorang disukai oleh penerimanya.

Saat mereka sedang bercakap- cakap itu terdengar suara Mark, “ Mama, ayo… “

Jeanet menoleh ke arah asal suara. Di ruang depan tampak Kuti mengobrol dengan ayah Mark, semetara para anak lelaki, Mark, Pradipta dan Matthew, berdiri bersisian. Ketiga anak tersebut menatap Jeanet yang lalu mengangguk menjawab panggilan Mark.

Jeanet kemudian memberi isyarat pada Matthew yang sedari tadi membawa sebuah kotak di tangannya. Melihat isyarat mamanya, Matthew menyodorkan kotak tersebut. Dan segera setelah menerima kotak itu dari anaknya, Jeanet memberikannya pada Dee.

“ Christmas Stollen, Dee… “ kata Jeanet pada Dee.

Oh… wow!

Dee terlonjak senang.

Christmas Stollen?

" Ah, " komentar Dee dengan mata berbinar, “ Bagaimana bisa… “

Jeanette tertawa. Sebelum Dee menyelesaikan kalimatnya Jeanet sudah bisa menebak bahwa Dee akan mengatakan bagaimana bisa dia mengetahui apa yang sedang Dee angankan...

Walau…

Tak terlalu sulit memang. Mereka berteman baik, dan Jeanet tahu Dee menyukai Christmas Stollen itu. Jadi kemungkinan bahwa di saat- saat menjelang hari Natal seperti ini Dee membayangkan tentang Christmas Stollen tersebut memang besar.

***



Christmas Stollen adalah makanan khas hari Natal yang resepnya berasal dari Jerman.

Stollen ini , yang pertama kali dibuat pada sekitar abad ke 15, adalah sejenis roti yang berisi beragam buah kering ( seperti misalnya aprikot atau cranberry ), kismis serta kacang almond.

Ke dalam adonannya juga dicampurkan bumbu- bumbu sesuai selera. Bisa berupa sari almond, kulit jeruk, bisa juga kapulaga, atau kayumanis serta pala.

Yang paling khas dari semuanya pada Stollen ini adalah taburan gula halus yang dicampur dengan air jeruk lemon di atasnya.

Di negara asalnya, Stollen yang paling terkenal adalah yang berasal dari kota Dresdner. Christmas Stollen banyak dijual di pasar Natal kota ini yang disebut Striezelmarkt.  Striezel sendiri adalah sebutan lama untuk Stollen.

Ukuran Stollen ini dalam bentuknya yang tradisional adalah 2 kilogram. Tapi saat ini ukuran yang lebih kecil sudah tersedia.

Roti ini tahan lama. Pada jaman dahulu, pada ibu rumah tangga di Jerman bahkan sudah mulai membuatnya saat musim gugur tiba, untuk kemudian baru dinikmati di hari Natal pada bulan Desember.

***



Dee meletakkan Christmas Stollen yang diberikan Jeanet ke atas meja, kemudian dipeluknya sahabatnya tersebut.

Di ruang depan, Kuti bersalaman dengan Eleazar. Pradipta juga mengulurkan tangannya pada ketiga bersaudara Matthew, Priscilla serta Mark.

Segera setelah itu, tetangga mereka berpamitan kemudian masuk ke dalam mobil mereka yang kemudian melaju perlahan, menuju ke tempat dimana mereka akan merayakan Natal bersama keluarga besar.

Tangan- tangan terjulur dari jendela mobil, melambai pada keluarga rumah kayu.

Di halaman rumah mereka, keluarga rumah kayu juga melambaikan tangan, menyampaikan salam Selamat Natal bagi para sahabat yang mereka sayangi itu…

p.s.

Selamat Hari Natal bagi kawan- kawan yang merayakannya. Semoga kebahagiaan dan kedamaian terlimpah bagi kawan- kawan dan keluarga di hari Natal ini.

We ♥ you...



**gambar diambil dari borealkitchen.blogspot.com**

6 comments:

'dee said...

selamat natal, kuti.. salam untuk seluruh keluarga, ya... d.~

meiy said...

kuenya menggoda iman hehe..*sambil ngiler*

rumahkayu said...

hehe... aku juga suka stollen ini, meiy... enak sekali :-) d.~

sari said...

nice post
please visit this repository hukum unand
thanks....

daniel said...

kuenya menggiurkan, sangat menarik..

kue natal surabaya said...

Hm... kuenya kelihatannya enak ya...
Mesti dicoba nih :D

Post a Comment