Kenikmatan Itu...

Rasa nikmat itu..

SUNGGUH ada perasaan yang berbeda saat aku membuat tulisan tentang umroh ini.

Perasaan seperti jika kita sedang merasakan sesuatu yang sangat nikmat dan agar kenikmatan itu tak segera berlalu kita sengaja mengecapnya perlahan-lahan sehingga kenikmatan itu dapat kita nikmati berlama-lama dan tak segera berlalu.

Itulah yang kurasakan.

Walau perasaan dan emosi yang membanjir di dalam hati sangat kuat, walau juga ada banyak cerita, yang ingin kulakukan adalah menulis dengan singkat penggalan-penggalan kisah pengalamanku beberapa hari terakhir ini agar aku dapat menulis lagi dan lagi..

Agar kenikmatan yang sedang dan telah kurasakan beberapa hari terakhir ini dapat terus kukecap dan kurasakan...

Karena aku tak mau semua kenikmatan itu segera berlalu.

Karena kuingin berlama-lama merasakannya..

***



Ada satu hal yang selalu terasa sangat nikmat dalam hatiku, tak perduli kapan atau dimana terjadinya.

Yaitu jika aku dapat shalat berjamaah dengan suamiku sebagai imamnya.

Kami sering melakukannya di rumah. Dan walau telah berulang kali hal tersebut terjadi, kenikmatan dapat beribadah menunaikan shalat berjamaah dengan suami dan anak-anak tak pernah berkurang. Kenikmatan yang sama selalu terasa saat hal tersebut dapat kami lakukan.

Dan kudapatkan bonus rasa nikmat itu segera setelah kami tiba di Madinah.

Pesawat kami mendarat tepat waktu pada sore hari Sabtu yang lalu. Sudah masuk Ashar saat itu, dan banyak dari kami yang berniat untuk shalat Ashar setibanya di hotel saja, sebab masih cukup waktu untuk itu.

Tapi perjalanan berombongan memang ada kalanya membutuhkan waktu lebih panjang untuk hal-hal yang dapat segera diselesaikan jika bepergian sendiri.

Antrian di imigrasi. Kelengkapan bagasi. Juga memastikan bahwa seluruh anggota rombongan telah berada di bus yang sama membuat cukup banyak waktu dibutuhkan sebelum kami dapat meninggalkan bandara.

Sebagian dari kami telah menunaikan kewajiban shalat Asharnya dalam perjalanan, baik di pesawat maupun di dalam bus. Sebagian yang lain belum melakukannya.

Karenanya, begitu tiba di hotel, sebelum melakukan apapun yang lain, sebelum ada pembagian kamar dan urusan- urusan lain, kami upayakan menunaikan dulu kewajiban itu sebelum waktu maghrib tiba.

Ruang serba guna hotel kami gunakan untuk itu. Tempat wudlu terbatas, karenanya kami harus melakukannya bergantian.

Suamiku kebetulan telah selesai berwudlu lebih dahulu dan mulai membeberkan beberapa sajadah untuk digunakan shalat berjamaah. Satu diantara sajadah itu dibeberkannya untuk tempat imam nanti.

Kami para perempuan siap lebih dulu, sebab tadi sudah lebih dulu mendapat giliran berwudlu. Kami mulai berdiri saling merapat membentuk beberapa barisan.

Para lelaki menyusul belakangan. Mereka mulai muncul satu per satu kemudian.

Suamiku kebetulan masih berdiri di dekat sajadah yang tadi dibeberkannya untuk tempat imam. Dia memperhatikan barisan yang mulai terbentuk, dan ketika para lelaki yang telah selesai berwudlu muncul, dia bergeser hendak memberikan tempat untuk menjadi imam pada salah satu dari para lelaki tersebut, yang kebetulan adalah para panitia yang mengurus kelancaran perjalanan kami.

Geraknya dihentikan oleh lelaki yang terdekat dengannya. Dia kemudian memberikan isyarat agar suamiku mengimami shalat berjamaah kami saat itu.

Suamiku sempat mengatakan silahkan lelaki yang memberikan isyarat itu sajalah yang mengimami kami. Tapi dia menggeleng dan kembali mempersilahkan suamiku untuk melakukannya.

Dan begitulah akhirnya yang terjadi. Suamiku mengimami shalat berjamaah kami yang pertama di kota Madinah ini.

Oh, dadaku terasa sangat penuh dengan rasa bahagia dan kenikmatan yang amat sangat.

Rasa bahagia dan nikmat yang selalu muncul jika kami shalat berjamaah di rumah dengan suamiku sebagai imamnya menjadi berlipat ganda terasa saat itu.

Shalat pertama kami di Madinah, ternyata tanpa direncanakan diimami oleh lelaki terkasih itu.

Dan kembali tanpa dapat kutahan, air mata mengalir membasahi pipiku saat suara yang sangat kukenal itu memperdengarkan takbir pertama, memulai shalat Ashar sore itu...

Ruangan serbaguna itu berdinding kaca. Di kejauhan menara- menara Masjid Nabawi tampak menjulang indah tertangkap oleh mataku, sementara telingaku mendengar suara suamiku yang memimpin shalat kami petang itu.

Sungguh, kata- kata tak akan cukup untuk mengungkapkan perasaanku saat itu.

Indah. Sangat indah.

Betapa Allah Maha Baik. Begitu banyak kenikmatan yang telah kami peroleh, masih juga ditambahkanNya lagi keindahan lain..

***



Keindahan hari itu belum berakhir.

Menjelang masuk waktu Isya, kami berjalan kaki menuju Masjid Nabawi.

Dan ah..

Bukan hanya tampak luarnya saja yang indah. Ketika kumasuki masjid tersebut, segera rasa takjub yang bercampur dengan kedamaian hadir dalam diriku.

Bagian dalam masjid Nabawi yang menakjubkan

Bagian dalam Masjid Nabawi indah sekali. Sangat indah. Lantai dan tiangnya terbuat dari marmer. Ada banyak ornamen cantik di tiang serta langit- langitnya.

Keindahan yang bisa dibayangkan atas suatu bangunan ada semua di sana.
Namun di atas semua keindahan fisiknya tersebut, ada suatu perasaan sejuk yang dibarengi  gelombang energi positif yang sungguh besar yang segera terasa. Tertangkap dengan jelas oleh jiwa dan raga.

Air mataku kembali mengalir.

Baru saja beberapa jam aku berada di Madinah sudah begitu banyak keindahan dan kenikmatan yang kurasakan...

p.s: posting ini ditulis di Madinah sebagai catatan perjalanan umroh yang sedang kulakukan...

*gambar diambil dari beautifulmosques*

7 comments:

dewiezul said...

alhamdulillah, telah merasakan betapa indahnya umroh

azlan kadir said...

maha suci Allah mba, doa kami mba dan keluarga mendapat ridho dan keberkahan yang berlimpah dari
Allah SWT, kami juga mohon doa semoga kami juga umrah dan menunaikan ibadah haji, amin

hes said...

@azlan kadir: mas, mba dee titip pesan katanya ia sudah doakan mas dan keluarga. koneksi internet disana terbatas jadi setiap mau komen drop terus :) trims

melly said...

Alhamdulillah..

meiy said...

Subhanallah, smg indah n nikmat seluruh perjalanan ya dee.

sungguh meiy... indah dan nikmat sejak awal hingga akhir ( dan betapa aku sekarang saja sudah rindu ingin kembali ke sana... ) d.~

kran-rf.ru said...

Thank you very much for that great article

acai berry dr oz said...

important information. It's really useful. Thanks

Post a Comment