Orchard Road dan Kenangan Manis Persahabatan

Orchard Road…

AH, posting yang dimuat di blog fanabis tentang Orchard Road sungguh membuatku bernostalgia…

Orchard Road, seruas jalan yang terkenal di Singapore, bagiku identik dengan jalan yang sarat dengan kenangan manis persahabatan. Tak bisa lain.

orchard-road-at-night6



Orchard Road, dulu… entah berapa tahun silam…

Kami, aku dan beberapa orang kawan, berjalan- jalan tanpa arah. Beberapa orang perempuan, dan beberapa orang lelaki. Semua lajang. Semua baru lulus kuliah dan mulai bekerja. Dan saat itu, semua merasa kepalanya hampir pecah… ha ha

Kami semua bekerja di tempat yang sama dan kala itu sedang menjalani banyak training di masa awal menjalani karir.  Training yang berarti bermalam- malam kelelahan dan kurang tidur. Training yang selalu berujung pada presentasi dan ujian bertubi- tubi.

Yang ujiannya wajib lulus, dan kata ‘lulus’ itu berarti paling sedikit harus meraih angka delapan koma nol. Tak bisa kurang. Tujuh koma sembilanpun klasifikasinya tak lulus ujian.

Dan begitulah, pada suatu malam kami memutuskan bahwa kami telah terlalu banyak belajar dan perlu bersenang- senang sedikit. Ha ha. Lalu kami naik kereta, MRT, menuju Orchard Road dan berjalan- jalan di sana, tak bertujuan. Hanya tertawa- tawa dan bergurau saja sepanjang jalan.

Sampai pada akhirnya…

Wah, kami baru sadar bahwa MRT terakhir sudah lewat.

Mudah diduga, tak satupun dari kami yang menjadi khawatir karenanya. Kami tetap tertawa- tawa dan lalu berjalan kaki membelah separuh kota untuk menuju ke hotel tempat kami menginap saat itu. Pulang, tidur sejenak, kemudian tak lama setelah itu… belajar lagi.

Semua itu merupakan kenangan manis yang sungguh tak mungkin terlupakan (walau saat menjalaninya ada banyak hari saat muka sudah terlipat tujuh belas karena pusing urusan ujian dan bahan presentasi yang belum juga rampung, ha ha ha )

***



Orchard Road di waktu malam, pada hari lain…

Aku dan seorang kawan asal Filipina duduk berhadapan. Bertukar cerita. Bertukar tawa. Masing- masing dari kami menghadapi semangkuk es krim.

Saat itu, sekian tahun setelah kami lulus kuliah. Kawan dari Filipina itu manager di unit yang sama dengan unitku di Indonesia. Kami melewatkan waktu di Orchard Road, tertawa- tawa dan bercerita ini dan itu.

Dan tak satupun dari ini dan itu yang kami perbincangkan menyentuh pekerjaan… ha ha. Itu adalah pembicaraan antara dua sahabat tentang hal- hal remeh temeh, hal- hal ringan yang ‘nggak penting banget’. Hal – hal yang mendekatkan hati. Mudah diduga bahwa topik yang mengambil porsi terbesar dari pembicaraan kami adalah tentang kelucuan si kecil di rumah masing- masing...

***



Orchard Road, setahun kemudian…

Di gerai es krim yang sama, di waktu malam, kembali aku duduk menghadapi semangkuk es krim. Di depanku, seorang kawan asal Filipina. Dia manager di unit yang sama dengan unitku di Indonesia.

Tapi, dia bukan kawan yang setahun sebelumnya duduk di situ bersamaku.

Kawan yang sebelumnya memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan untuk menjadi ibu rumah tangga. Aku lalu memiliki kawan baru, yang bersamaku malam itu menghabiskan waktu berbincang dan tertawa- tawa di trotoar Orchard Road memperbincangkan tini wini biti yang entah apa.

Kawan ini kelak akhirnya menjadi kawan baikku yang sering kukirimi coklat lokal buatan Indonesia yang disukainya. Dia sendiri beberapa kali mengirimkan souvenir khas negaranya..

Orchard Road juga pada banyak waktu, mencatat tentang kebaikan hati banyak kawan dan sahabat.

Ada kawan- kawanku yang selalu berbaik hati mengingat aku sangat mereka bepergian. Beberapa dari mereka tahu, ada hadiah yang akan selalu aku terima dengan senang hati: buku.

Dan di salah satu pojok jalan di Orchard Road ada sebuah toko buku besar yang menjadi favorit aku, juga kawan- kawanku.

Bukan sekali dua kali aku memperoleh buah tangan dari kawan yang baru saja bepergian berupa sebuah buku yang sebagian label harganya masih tersisa. Bagian yang ada harganya sudah tak ada tapi separuh sisanya seringkali masih tertempel di buku. Dan logo toko buku yang tertempel di sana, adalah logo toko buku yang menyenangkan di pojok jalan itu.

***



Orchard Road, pada suatu malam. Kembali kududuk di gerai es krim yang sama, bersama seorang sahabat lain asal Indonesia. Sahabat sangat baik hati yang telah bertahun- tahun bergaul dekat denganku.

Sahabat yang setiap kali kami bertemu selalu saja ada yang bisa kami perbincangkan. Baik kami telah lama tak bertemu ataupun baru kemarin bersua, tak pernah kami kehabisan cerita.

Sahabat yang seringkali saat kami terpisah jarak, saat aku tiba- tiba teringat padanya, tak lama kemudian dia akan menghubungiku. Seakan ada tali halus tak kasat mata yang menghubungkan pikiran kami…

Kami menyendok es krim tersebut sedikit demi sedikit. Sangat perlahan. Sebab seperti biasa, kami saat itu sebenarnya harus belajar, namun mencuri waktu untuk sekedar menarik nafas sejenak.Sejenak yang sungguh ingin kami ulur menjadi lebih lama sebab berada bersama seorang sahabat di malam hari diantara lampu- lampu yang berpendaran di Orchard Road adalah keindahan luar biasa yang tak ingin kami akhiri...

Gerai es krim itu kini sudah tak ada lagi. Tapi Orchard Road masih ada di sana. Lampu- lampu, pepohonan dan burung- burung serta toko buku di pojok jalan itu semua masih ada. Mereka mencatat semua cerita dan kenangan manis persahabatan.

Persahabatan yang terus terjalin hingga saat ini. Persahabatan yang membuat hidup kami penuh gemerlap lampu yang indah, segemerlap lampu- lampu di Orchard Road…

p.s : i love you…

** picture taken from: www.flickr.com/photos/84626682@N00/390192854 **

10 comments:

Suami Kece said...

Singapore yach ? waaa makasih deh. ilmu geografi saya jadi bertambah.

yuni 'cute said...

Sebentar saya hitung dulu...

klo boleh menebak, kayaknya salah satu penghuni rumah kayu ini sudah 4 kali datang ke Orchard Road, betul ga sih? :P

*pokoknya penghuni rumah kayu deh, ga nyebut nama ah, ntar salah orang hihi.. tapi saya yakin ini Mbak Dee yang nulis..:D

kw said...

benar sekali, karena persaingan yg ketat, mereka seperti mesin, kerja kerja kerja mulu......

dan agak jarang orang tersenyum atau becanda ngakak2 :)

'dee said...

@ kw: hahaha..bener mas.. haha. dan kalo ngga ada yg ngeliatin orng yg gini n gitu jangan2 bukan karena toleran tapi karena udah ngga perduli sama sekitar..haha..less human ;) d.~

rumahkayu said...

@ suamikece: haha..boleh jg ya..nanyanya di blog fanabis jawabannya nemu di sini? *that's the beauty of technology* :D d.~

rumahkayu said...

@ yuni: mmm..berapa ya? *ngitung jari dulu* :)

dan tentang tebakan siapa yg nulis..hehe.. yg nulis posting ini aku :) *trus pura-pura lupa kasih initial nama di akhir jawaban komen ini, hahaha* :lol:

meiy said...

salam ya buat sahabat sejatimu dee,seneng bacanya...bukan ugly anu itu tapi hehe

suarahatiku said...

Hmmmm...penggambaran yang pas ttg Orchard Road...jadi inget seminggu menjelang natal kemaren saya hrs rapat di salah satu anak perusahaan yang berkantor di Orchard Road. Karena cuma stay semalam dan besok paginya harus balik lagi ke Jakarta, jam 11 malam saya nekat keliling jalan kaki sendirian untuk mengabadikan Orchard Road yang begitu gemerlap malam itu....lampu2 berwarna-warni dan ditata sedemikian rupa menghiasi pohon-pohon di sepanjang Orchard Road...indahh deh.....

alissa said...

Shopping at Singapore udah pasti yang ada di bayangan banyak orang tuh di Mall -Mall sepanjang Orchard Road. Omong2 soal Mall di Orchard,gak selamanya selalu mahal lho,, apalagi kalau kita datangnya pada saat yang tepat, yaitu pas lagi musimnya Great Singapore Sale,, wah .. semuanya serba SALE ! :) GSS biasanya dimulai dari pertengahan bulan mei s.d. pertengahan agustus. Gak hanya fashion, gadget-gadget dan barang-barang elektronik lainnya juga di diskon lho .. SO, jangan sampe kelewatan ya GSS tahun depan.. pesen tiket pesawat dari sekarang ! Dan selalu cek berita terupdate ttg event2 Singapore di www.yoursingapore.com

irfan said...

jadi pengen nyoba belanja ke singapura..... http://informasibogor.com

Post a Comment