Jadilah Manager.. Dengan Hati

Tentang hati..

YANG membedakan hasil.

Berulang kali di blog ini, atau dalam komentar- komentarku, aku mengatakan bahwa penting untuk menulis dengan hati.

Dalam posting lain, Kuti juga pernah mengatakan 'tulislah dengan hati, editlah dengan otak'.

Kalimat yang dituliskan Kuti sebenarnya juga berlaku dalam hampir semua, atau bahkan semua, hal dalam hidup. Karena menurut pendapatku, hidup memang hanya akan dapat berjalan dengan seimbang saat kita dapat menyeimbangkan pikiran dan rasa, otak dan hati. Jiwa dan raga.

Ada banyak pekerjaan di dunia yang membutuhkan kekuatan otak kiri, memang. Dalam dunia kerja mudah sekali contohnya ditemukan.

i-love-my-boss



Suatu hari dulu, aku pernah berada di dalam satu ruangan dengan hampir dua puluh orang dari negara yang berbeda, yang jenis pekerjaannya juga berbeda.

Kesamaan semua orang dalam ruangan itu adalah bahwa saat itu kesemuanya baru saja dipromosikan menjadi manager, dan..kesemuanya memegang selembar kertas hasil evaluasi diri yang menunjukkan bahwa otak kiri semua orang di situ sangat-sangat-sangat dominan.

Sangat sedikit yang menunjukkan bahwa dalam kesehariannya orang-orang tersebut menggunakan otak kanan. Believe it or not, tapi bahkan ada yang score penggunaan otak kanannya sehari- hari hampir mendekati nol.

Bukan hanya dalam pekerjaan, tetapi latar belakang pendidikan dan kegiatan waktu luang yang berupa hobbypun semua dari jenis yang menggunakan otak kiri.

Kenyataan yang bagiku saat itu sama sekali tak menampakkan keanehan atau masalah.

Sebab mereka semua adalah para 'top talent'..orang- orang yang berada di jalur cepat karir mereka, 'top of the pop', 'creme de la creme'..orang-orang terpilih yang telah melalui banyak saringan untuk bisa duduk di ruangan tersebut...

Aku, tidak bisa tidak, menganggap mereka adalah orang- orang hebat ( dan beruntung )

***



Kini, sekian tahun kemudian.. jika aku diminta untuk mengatakan, seperti apa manager yang hebat menurut pendapatku, maka aku akan mengatakan bahwa para manager yang semata menggunakan otak kirinya tak akan dapat menjadi manager yang baik.

Manager yang baik adalah manager yang menggunakan otak kiri, otak kanan, pikiran, hati, logika maupun intuisinya.

Sebab manager me-manage manusia. Bukan mesin. Karena itulah hati harus turut bicara...

Posting ini, aku buat sebagai penghargaan bagi salah seorang mantan atasanku.

Yang bukan hanya cerdas tapi juga menggunakan hatinya saat me-manage anak buahnya.

Tak perlu contoh yang canggih dan spektakuler, tapi bahwa dia memahami dan mengerti karakter setiap anak buahnya dan memberikan ruang bagi anak buahnya untuk melakukan segala sesuatu dengan cara dan gayanya sendiri, sudah menunjukkan itu.

Sebab manusia biasanya dapat melakukan sesuatu dengan optimal jika dia nyaman melakukan hal tersebut, dan kenyamanan bagi tiap orang bisa saja kriterianya berbeda.

Sebab managerku yang ini bahkan tahu, penghargaan informal apa yang dapat membuat anak buahnya bergembira dan senang hati.

Aku tak pernah dapat melupakan saat dimana pada suatu hari aku dan managerku ini berpapasan di depan mesin fotocopy di kantor kami.

Dia menyapaku dan sapaan itu kujawab dengan tawa lebar, tanpa kata- kata. Aku tertawa padanya lalu menuju mesin fotocopy untuk membuat satu copy dokumen yang kupegang.

Begitu saja.

Managerku memperhatikan aku dan lalu bertanya, " D, is everything OK ? "

Aku menoleh padanya, mengangguk sambil tertawa- tawa.

Dia mengerutkan kening lalu berkata, " What's up? "

Aku menggeleng dan tertawa makin lebar.

Managerku yang sudah selesai membuat copy dokumennya berdiri di sisiku, bertanya dengan serius, apakah ada masalah yang terjadi di dalam pekerjaan atau teamku.

Aku, kembali hanya menyambutnya dengan tawa.

Dia belum beranjak, bertanya kepadaku, apakah aku bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi, apapun itu.

Aku tertawa lagi dan mengangguk. Dia mengatakan padaku, " OK. You know where my desk is. Just drop by at anytime if tou need my help."

Aku mengangguk lagi.

Managerku berlalu dan setengah bergurau setengah serius mengatakan sesuatu dalam bahasa Inggris yang artinya kira- kira adalah, " Tahu nggak, tiap kali melihat kamu tertawa- tawa semacam ini saya khawatir... "

Lalu dilanjutkannya kalimatnya, " Because I know, the bigger your smile, the bigger the problem is. "

Hahaha. Aku terbahak lagi.

Sungguh, aku berterimakasih pada managerku ini. Apa yang ditunjukkannya sungguh suatu bukti bahwa dia mengenali dan mempercayai aku sepenuhnya.

Dia tahu bahwa aku terbiasa mandiri dalam menyelesaikan pekerjaanku, bahwa aku bukan orang yang setiap langkah akan 'minta petunjuk'. Bahwa jikapun ada masalah, aku akan berusaha menyelesaikan sendiri dan hanya akan datang padanya jika masalah yang ada memang diluar kemampuan atau otorisasiku untuk menyelesaikannya.

Dia bahkan tahu bahwa jika aku hanya menjawab pertanyaan dengan tawa yang ( terlalu ) banyak, maka itu berarti bahwa otakku sedang mencari solusi. Dan lebih baik aku tidak diinterupsi maupun dicampuri dalam proses itu.

Dia juga tahu bahwa walau membuatnya khawatir, tapi jika ada masalah dan aku masih bisa tertawa- tawa semacam itu maka artinya masalah itu, betapapun rumitnya, masih dapat kukendalikan dan bahwa dia mungkin akan mendengar ceritanya kelak jika hal tersebut sudah kuselesaikan, atau bahkan tidak sama sekali sebab aku sudah menganggapnya selesai dan sudah melangkah maju mengerjakan hal lain.

Sikap seperti yang ditunjukkannya walau tampak sederhana sebetulnya sama sekali tidak sederhana. Ada banyak kebijaksanaan, pengertian dan kepercayaan di dalamnya.

Managerku ini juga yang pada suatu hari saat aku mengerjakan suatu pekerjaan ekstra, sebelum memberiku award secara formal, memberikan sesuatu yang informal.

Bukan hadiah yang sangat mahal. Bukan pula mentraktirku makan siang atau malam di tempat mahal dan eksklusif, misalnya. Yang dia lakukan adalah... memberiku sebuah novel terbitan Inggris yang saat itu belum beredar di Indonesia.

Novel yang baru saja memenangkan penghargaan di tingkat internasional.

Dia menaruh namaku, menuliskan sebaris pesan dan membubuhkan tanda tangannya di halaman pertama novel tersebut, lalu memberikannya padaku.

Inilah yang kusebut manager yang lengkap. Managerku yang sangat cerdas ini ( dia memiliki double degree di dua bidang yang berbeda ) bukan hanya memiliki kecerdasan otak tapi juga ketulusan dan kebeningan hati.

Dia sudah pulang ke negaranya sekarang, tapi aku dan dia secara berkala menghubungi satu sama lain sekedar 'say hi' dan saling menanyakan kabar.

Sebab seperti biasa, pada akhirnya yang terpenting bukan semata hubungan antara manager dan anak buah, bukan hanya hubungan pekerjaan, tapi hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Pada dirinya, kutemukan diri seorang manager, seorang mentor, seorang kawan.

Ah, semoga di belahan bumi sebelah sana dia selalu dilimpahi kebaikan dan kesejahteraan dalam hidupnya...

p.s: written for my ex manager, my mentor, my long time friend: KMR

** picture taken from: http://www.coolfunnyshirts.com/ **

9 comments:

hes said...

creme de la creme, people of the highest social level ;) aku tahunya creme brulee hehe

yah memang benar segala sesuatu memang harus seimbang antara hati dan otak. aku setuju.

Haha..itu terjemahan resminya 'creme de la creme' ya? Haha..tapi aku sendiri biasanya menerjemahkan ungkapan creme de la creme dengan caraku sendiri yaitu: kepala susu..bagian paling kental dari creme itu, bagian yang paling 'penuh isi'..jadi ngga ada hubungan dengan status sosial, aku cuma menggambarkan hasil saringan saja :)

ya gitu deh hes..aku rasa dalam hidup pada akhirnya semua perangkat baik fisik maupun jiwa, otak maupun hati memang harus digunakan secara seimbang ya..kalo ngga korsletlah jadinya :D d.~

dyFlower said...

hi.. Is everything OK there? Kenapa koq jadi kangen ama si Opa KMR?

hahaha.. I miss you as well, Ar :) d.~

meiy said...

sebuah kebaikan dan happy bertemu dg manager baik serupa itu ya dee, ya bos, ya friend :) tp kalo ketemu manager sebaliknya? haha...tergantung sih ya, (bisa di gantung gitu?! hehe kidding).

jadi inget juga aku punya favo bos all the time, aku bertemu doi lagi di FBku.mau kenalan? hehe pinter n cakep ;)
dulu dia digelari the "golden boy", oleh level2 yg lbh senior, sebab msh muda tp brilliant, waktu itu usianya setahun lbh muda dariku, dia 23, aku 24 :D satu2nya manusia yg tak pernah kulihat berkerut mukanya saat beban pekerjaan menekan. always smile. katanya, diluar pekerjaan, dia teman. dlm pekerjaan dia atasan, tp dalam bekerja kita satu tim yg harus saling bekerjasama. dia byk mengajari disiplin, bekerja hati2, tetapi tetap enjoy.
kadang2, sore sepulang kerja dia mengajak kami tim cost control jalan-jalan ke kota terdekat (kami bekerja di daerah terpencil, hutan, membuat terowongan, menembus bukit), lalu dinner dan nyanyi2, doi jago gitar dan nyanyi, aku berani bilang suaranya layak buat jd singer beneran...tak kan pernah terlupa lagu Aline-nya dg logat Prancis yg asik :D

ha ha ha... pinter, dan cakep... a good boss, asyik, dan jago gitar serta pintar nyanyi? wow. ini mah boss super keyeennn, meiy...

dan oh... tentu dong, mau... aku mau kenalan, masa sih aku nolak kenalan sama orang keren? ha ha ha :P ( btw, ada di fb? ha ha ha... bentar lagi di copy paste lagi, dong, teman yang ex boss ini, oleh orang2 yang hobby copas daftar teman meiy -- apalagi dia keyen begitu... hahahaha :lol: ) d.~

mechta said...

moga2 kalau suatu saat dpt amanah sebagai manajer, dapat menjadi manajer ideal yg mampu menggunakan otak kanan-kiri, ,pikiran, hati,logika & intuisi .... amin :)
eh mbak...novel apa yg diterima saat itu? (motauajadotkom)

amin.

tentang novel, judulnya The Inheritance of Loss. Dan.. oh.. pengarangnya initialnya KD: Kiran Dhanapati... ha ha ha ha ha... ngga deng, pengarangnya namanya Kiran Desay... ya beda- beda tipislah kan sama Kiran Dhanapati? *tetep-maksa* :P

ias said...

waw...cool manager! ^^

he he... btw, ias... kalo belajar fisika sih mau ngga mau mesti otak kiri yg dipake ya, ngga bisa lain? he he he...

btw, makasih ya. senang deh lihat komen ias lagi di sini... kemaren2 kayaknya sempat ilang... kemana, lagi liburan? :) d.~

alienindo said...

^salam manusia bumi^

^wah aku baru tau kalu otak manusia bumi terbagi atas bagian kiri dan kanan. kalu kami mahkluk planet xuxaxaja otaknya terdiri atas otak kiri, otak tengah dan otak kanan. hampir sama rupanya ya? hehehe :mrgreen: ^

^spt biasa, postingnya sangat menyentuh dan manusiawi^

tayuza said...

aku udah berkali" ngulang baca artikel rumah kayu..
tetep aje ga nyangkut and nggak ngerti" hhehe..
mungkin karena gue terllu bnyk masukin data ke otak kiri..
(berimajinasi molo haha)

Berimajinasi dengann otak kiri? Janngan2 memang itu sebabnyya karena setahu aku orang sih biasanya berimajinasi ngga pake otak..hehe..eh salah, ngga pake otak kiri terlalu banyak sih

Dan tayuza, rasanya aku sudah pernah katakan saat menjawab komen tayiza sebelum ini..ada jutaan blog beredar di dunia maya, kalau aku sarankan ngga perlu repot2 baca blog2 yang ngga nyambung dengan kita..mending cari yg cocok saja dan have fun disana..

Anyway, thanks for visiting this blog again and again walau tampaknya selalu ngga bisa mengerti isinya ya? ;-) d.~

funnie said...

manajer yg punya meja pasti akan disayang anak buahnya deh....hehehe

Fa said...

I miss you both

Post a Comment