Kanker Prostat dan Bajingan Masa Lalu...

"Ayahku menderita kanker prostat. Berarti dulu dia bajingan...". Kalimat ini diungkap Ko' pemilik toko bangunan yang selang dua pekan terakhir menjadi langgananku. Sejak dua pekan lalu, kami memang merenovasi rumah. Renovasi kecil-kecilan. Nasib pun mempertemukan aku dengan Ko' itu. (Yang aku maksudkan dengan nasib ialah, harga material di tokonya lebih murah dibanding toko sejenis di sekitarnya ;) ).

sel-kanker

Karena aku menjadi pelanggan yang lumayan aktif (yang aku beli mulai dari semen hingga gerendel), si Ko' ini rupanya kemudian menganggap aku sebagai pelanggan yang juga cocok untuk bercurhat-ria. Mungkin karena dia menilai aku merupakan pelanggan yang simpatik (halaah, hehehe).

Ketika si Ko' ini mulai bicara tentang ayahnya, aku hanya terdiam, dan tersenyum penuh simpati. Aku tak kenal siapa ayahnya. Bahkan nama si Ko' ini aku juga tidak tahu.

Sambil menuliskan material yang aku pesan dalam nota, si Ko' melanjutkan," Tapi sampai sekarang aku belum sempat menjenguk. Tahu sendiri kan, di toko ini tak pernah sepi. Mana sempat aku meninggalkan toko?"

Mungkin karena harga bahan bangunannya cukup bersaing, toko itu tak pernah sepi. Jika aku berkunjung si Ko' biasanya sementara melayani dua atau tiga pelanggan. Ketika dia melayani aku, ada dua atau tiga pelanggan yang tanpa ragu melakukan interupsi. Aku juga beberapa kali memergoki si Ko' ini makan makanan yang rupanya disiapkan dari rumah.

***



Ada dua hal menarik yang aku tangkap dari curhat sambil lalu si Ko' ini. Pertama, kanker prostat katanya terkait dengan masa lalu. Tepatnya bajingan di masa lalu. Aku tidak tahu apakah asumsinya benar (aku malas menanyakan hal ini ke paman Google, hehehe). Yang aku tangkap, si Ko' ini tidak terlihat malu ketika menyimpulkan bahwa ayahnya dulu adalah bajingan. Bahkan aku seperti menangkap ada nuansa bangga di sana.

Karena terkait erat dengan kanker prostat, maka bisa disimpulkan kalau bajingan yang dimaksud bukanlah tukang copet, pemalak, preman atau pembunuh. Tapi bajingan yang 'lain'. Bajingan yang terkait dengan kiprahnya dengan (apalagi kalau bukan) perempuan. Dan mungkin karena alasan itulah, aku menangkap seperti ada nada bangga pada kata-kata si Ko'.

Toh, walau merasa bangga, si Ko' rupanya juga tidak merasa perlu untuk secepatnya menjenguk sang ayah yang terkena kanker karena bajingan di masa lalu. Si Ko' memilih bertindak pragmatis. Yakni mengutamakan pelanggan (yang artinya uang masuk) dibanding menghabiskan waktu sia-sia dengan sang ayah yang bajingan...

Sampai tulisan ini dibuat, aku tidak tahu apakah si Ko' sudah menjenguk ayahnya.

Aku tidak tahu, karena aku mungkin tidak akan berkunjung lagi ke toko itu. Proyek renovasi di rumah sudah hampir rampung dan kelihatannya semua yang dibutuhkan sudah terbeli ;) .

Tapi, ngomong-ngomong, apa benar ada korelasi positif antara aksi 'bajingan' dengan kanker prostat?

Jika benar, semoga para 'bajingan' (yang juga nyambi sebagai blogger)  membaca tulisan ini, hehehehe ;)

p.s

I Love you...

3 comments:

iLLa said...

wew..
apapun keadaannya, beliau tetap ayahnya, sosok yang membuat dy ada di dunia ini.
apapun kejahatan masa lalu ayahnya, itu tidak mengubah kenyataan bahwa dia adalah ayahnya, yg tetap harus dihormati..

armanketigabelas said...

Hmm.. baru tau.. mungkin ada kali ya..? :D

arjun said...

menurut sepengetahuan gw, ada kaitan erat antara suatu penyakit yg tengah diderita oleh seseorang dgn perbuatannya di masa lalu, krn boleh jadi penyakit itu merupakan hukuman dari Allah SWT, masak iya, orang yg suka "jajan" di warung remang2 makin diberi kesegaran & kekuatan tubuh berlipat ganda ? tengok aja orang yg kena HIV, tanya kenapa ? Na'udzubillahimindzalik...

Post a Comment